Chapter 3.

6 2 0
                                    

Li Yi terdiam. Entah mengapa, hatinya terasa sangat sakit saat mendengar ucapan adiknya. Ah apakah ia baru saja mengatakan adiknya?

"Apakah kau begitu sakit hati dengan kakakmu ini?," gumam Li Yi sembari menyentuh dadanya yang terasa sesak.

"Sebegitu marahkah kau padaku Li'er?," tanya Li Yi lalu kemudian tertawa sinis," haha tentu saja kau sangat marah padaku. Tentu saja kau sangat membenciku. Selama ini ... Aku telah membuatmu menderita bukan?."

"Maafkan kakakmu ini Li'er," gumam Li Yi yang matanya sudah mengeluarkan cairan bening. Hatinya sakit saat mendengar kalau adiknya membencinya.

Tapi hatinya lebih sakit lagi saat mengingat bahwa dirinyalah dalang dibalik semua rasa sakit yang diterima adiknya itu.

Bruk!

Li Yi langsung jatuh tak sadarkan diri sesaat setelah mengucapkan kata maaf untuk Li. Entahlah ia merasa hatinya teramat sangat sakit sampai-sampai ia tak bisa menahannya.

"Oy! Hey!." Samar-samar ia dapat mendengar suara adiknya, Li. Namun ia langsung menepis pemikirannya karena tadi, Li sudah mengatakan kalau ia membencinya. Jadi tak mungkin Li lah yang memanggilnya tadi.

****

"Sshh," desis Li Yi sembari memegangi kepalanya yang terasa sakit.

Tiba-tiba matanya tak sengaja melihat sebuah tangan sedang memberinya segelas air. Ia tanpa sadar mendongakkan kepalanya dan terlihatlah adiknya, Li yang kini sedang memasang wajah datar.

"Minum," ucap Lia menyodorkan segelas air untuk Li Yi membuat Li Yi mengernyit bingung,

"Tak beracun, aku tidak sekejam itu hingga meracuni saudaraku sendiri," ucapan Lia tadi kembali menohok hati Li Yi.

" ..... "

"Ck lama! Cepat minum!," ucap Lia sembari menarik tangan Li Yi dan meletakkan gelas yg ia pegang pada tangan Li Yi.

Sebenarnya Lia tadi tak ingin pergi. Ini adalah salah satu rencananya untuk membuat Li Yi merasa bersalah dan kemudian meminta maaf padanya.

Namun ia tak tahu kalau kejadiannya akan menjadi seperti ini. Ia tak menduga kalau Li Yi akan jatuh tak sadarkan diri hanya karena tertohok oleh fakta yang ia ucapkan.

"Yah sudahlah. Aku tak peduli juga yang penting rencanaku berhasil maka sudah cukup," Batin Lia dengan cueknya.

"Kau sudah sadar kan? Kalau begitu aku pergi," ucap Lia sembari bersiap untuk keluar dari ruangan.

Dalam hati ia mulai menghitung, butuh berapa angka agar kakak tertuanya ini tunduk padanya.

1 langkah

2 langkah

3 langkah

4 langkah

5 langkah

6 lang-

"Tunggu," panggil Li Yi membuat Lia menyeringai dalam diam. Ah ternyata hanya butuh 6 langkah agar kakaknya ini tunduk?.

"Hn?," tanya Lia tanpa berbalik.

Dapat ia rasakan ada sepasang tangan yang melingkar dipinggangnya. Dan dapat ia pastikan juga, itu adalah tangan kakaknya. Haha rasakan kau sialan! Beraninya membuat belahan jiwaku bersedih! Batin Lia sembari tersenyum smirk.

"Sebegitu bencikah kau padaku?," tanya Li Yi yang kini sudah memeluk Lia dari belakang dan menelusupkan kepalanya di ceruk leher Lia,

"Bagaimana perasaanmu saat kau dibenci tanpa alasan, dihukum karena kesalahan yang tidak kau perbuat, dan disakiti oleh anggota keluargamu sendiri?," tanya Lia dengan nada datar,

Becomes a Different and Domineering PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang