"Setengah diriku memang sudah memaafkanmu. Namun setengahnya lagi masih belum memaafkanmu. Cobalah untuk meyakinkan setengah diriku lagi," ucap Lia lalu berbalik menghadap Li Yi dan tersenyum tipis.
Pada saat itu Li Yi sadar, kalau adiknya Li saat ini sedikit berbeda. Seperti, terkadang ia menjadi seperti orang lain dan terkadang ia menjadi dirinya sendiri.
Li Yi terdiam, mencoba mencerna ucapan adiknya itu. Berarti yang harus ia lakukan saat ini adalah meyakinkan sisi lain adiknya, begitu?
"Benar."
A-apa? B-bagaimana caranya Li tahu apa yang sedang ia pikirkan?!.
"Terlihat jelas dari wajahmu," ucap Lia yang sudah memasang wajah datarnya kembali,
"Ha ... Haha b-begitukah? Lalu apa yang harus kakak ini lakukan agar kau mau memaafkan kakak ini?," tanya Li Yi dengan wajah gugup,
"Aku tak tahu."
" ...???." Li Yi sama sekali tak mengerti dengan jalan pikiran adiknya ini.
"Kau pikirkanlah sendiri bagaimana caranya. Bukankah kau adalah Pangeran Mahkota? Memikirkan cara untuk meminta maaf padaku saja tak bisa, apalagi memikirkan masa depan Kekaisaran ini? Cih." Ini juga salah satu keahlian Lia. Yaitu sekali ia berbicara, maka ucapannya pasti melebihi pedas cabai.
Maka dari itu di kehidupan sosialnya, ia sedikit kesulitan mendapatkan teman. Karena sedikit orang yang tahan dengan ucapan pedasnya itu. Sudah pedas, menusuk pula.
Jleb!
"Ugh aku baru tahu kalau mulut adikku sepedas ini," batin Li Yi tertohok. Sungguh ia baru pertama kali melihat sisi lain adiknya ini.
'Pfftt aku merasa kasihan pada gege karena menghadapi ucapan pedasmu itu.'
Lia membalas ucapan Li melalui pikiran," diamlah. Aku masih sedikit kesal padanya, jadi anggap saja itu pembalasanku."
'Haha semoga mental gege kuat dalam menghadapi mu.'
"Haha kalau menghadapi ucapanku saja ia tak bisa,maka ia tak cocok menjadi Putra Mahkota," balas Lia sembari tertawa sarkas.
****
Sudah 2 hari semenjak kejadian Li Yi tak sadarkan diri. Dan sudah 2 hari juga Li Yi terus menempeli Lia bak anak ayam yang kehilangan induknya.
Hah Lia lelah diikuti terus menerus oleh kakak tertuanya ini. Pernah sekali ia tegur namun yang ia dapat hanya jawaban," aku ingin mengetahui hal-hal yang disukai adikku."
Perasaan marah, kesal, jengkel, gemas, dan ingin mencekik bergabung menjadi 1 dalam diri Lia sampai-sampai rasanya, sebentar lagi ia takkan bisa menahan semua emosi di hatinya ini.
Dan saat ini, ia sedang berada di taman belakang paviliunnya. Ia ingin menjernihkan pikirannya agar tak meluapkan emosinya disini.
"Hufftt ...," ini adalah helaan nafas kesekian kalinya yang Lia keluarkan hari ini.
"Ada apa hm?," tanya seorang laki-laki yang tak lain dan tak bukan adalah Li Yi.
"Aku bosan," ucap Lia yang masih menampakkan wajah datar,
"Lalu kau ingin apa?," tanya Li Yi tak mengerti,
"Mengunjungi Kaisar," ucap Lia dengan nada teramat dingin diakhir kalimat,
"Mau kakak ini tunjukkan arah menuju paviliun Ayahanda Kaisar?," tanya Li Yi dan dibalas anggukan oleh Lia.
Li Yi dan Lia berjalan di lorong istana tanpa memperdulikan pelayan dan prajurit yang terus memperhatikan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becomes a Different and Domineering Princess
Fantasy[Judul Awal : Kepribadian Ganda sang Tuan Putri] ✧༺ Sinopsis ༻✧ Ia tak pernah tahu kalau ia adalah sebuah jiwa yang terpisah dan terlempar ke dunianya. Ia hanya mengetahui bahwa ia adalah seorang gadis dingin tak berperasaan yang selalu merasakan ke...