ch 2

2 1 0
                                    

Setelah pembagian nama siswa yang ikut tampil, ada salah satu siswa yang tidak mau ikut dalam penampilan teater, yaitu Aldo.

“Gue ga mau ikut tampil teaternya cari aja yang laen kan banyak, kenapa harus gue”
Ucap aldo dengan penuh penolakan.

Semuanya pun terdiam, karena tidak ada yang berani menjawab perkataan Aldo. Setelah itu kami memikirkan cara membujuk Aldo dengan cara seperti apa.
Dan semua mata tertuju padaku.

“Gas” ucap ketua kelas

“iya ada apa”

“bisa minta tolong ga?”

“kalau aku bisa bantu ya aku bantu, kalau tidak bisa ya mohon maaf ga bisa bantu”

“enak kok, cuna minta tolong bujuk si Aldo buat ikut tampil acara perpisahan besok tinggal 2 minggu lagi dan kita belom ada persiapan sama sekali” ucap ketua kelas memelas.

“ehmm... Gimana ya.. aku juga tidak terlalu deket sama Aldo”

“dih bilang aja lu malu, lu kan suka sama Aldo” celetus salah satu temanku.

“kan cuma suka ga berani pacaran, dia juga kan anak rohis, susah buat diajak pacaran imannya kuat” ucapku menjelaskan dengan rinci.

“ayo lah demi kelas kita, ya mau ya please...”

“aku pikir-pikir dulu”

“okok maksih ya”

“eh... Kan aku belum jawab, kok udah terimaksih aja”

“ish gpp lah”

“hmm iya”

 
****


Tak terasa hari sudah berganti, hari ini aku akan membujuk Aldo untuk ikut tampil dalam acara perpisahan. Tetapi bagaimana caranya aku membujuk dia? Ya walau aku menyukai Aldo aku sering merasa gugup, canggung, malu kalau berada didekatnya.

Aku melihat Aldo sedang berdiri diluar kelas atau teras kelas, aku pun memberanikan diri untuk berbicara padanya.

“Do,,”

“iya ada apa?” ucap Aldo

“aku mau bicara sama kamu”

“bicara apa?”

“k..kan gini, sebentar lagi mau ada acara di sekolah, nah kelas kita kan mau menampilkan seni teater.....”

“terus?” sahut dia

“ish bentar dulu belum selesai ngomong akunya. Jdi gini kamu bisa kan ikut tampil buat acaranya? Bisa ya bisa pleaseee” ucapku dengan muka memelas.

“gimana ya, aku ga terlalu suka malah ga bisa dalam berakting. Tapi kalo kamu yang bilang aku suruh ikut ya udah aku ikut. Apa si yang engga buat kamu”

Seketika aku langsung malu dan menampar punggungnya.

“aku ga bakal ngecewain kamu kok” ucap Aldo disertai senyuman.

“uhm iya”

****

Hari demi hari, latihan demi latihan sudah terlaksana.
Hari H acara pun sudah semakin dekat. Aku dan teman-teman lainnya berdiskusi untuk atribut apa saja yang akan dibawa dan dipakai.

Setelah semuanya dirundingkan, rencana malam ini aku dan teman satu kelas yang terpilih tampil akan gladi bersih.
Gladi bersih dilaksanakan di malam hari, Aku dan Tegar berangkat bersama, Tegar adalah saudara sepupuku, dia menjemputku di rumah, ketika diperjalanan kita berdua berhenti untuk membeli makanan terlebih dahulu, karena kita dari rumah belum memakan makanan apapun.

“Gas..” panggil Tegar

“iya kenapa Gar?”

“Beli nasgor yok, laper nih belom makan kamu juga kan belom makan, nanti klo kmau sakit, nanti aku yang disalahin”

“uhmm.... boleh tapi nasgor punyaku jangan terlalu pedas”

“Okok”

Saudaraku memang seperti itu, perhatian, baik, sayang, pokokya yang baik-baik deh.

Setelah membeli makan dan minum, kami akhirnya melanjutkan perjelanan menuju sekolah. Lumayan jauh tapi ga jauh-jauh banget.

Sesampainya di sekolah aku dan tegar datang terlambat, untung saja tidak dimarah oleh ketua kelas dan yang lainnya. Aku dan tegar izin menyantap makanan yang sudah dibeli tadi. Aku menawarkan makanan kepada teman-temanku tetapi mereka sudah makan sebelum berangkat gladi.

Aku mendengar bahwa Aldo belum makan apapun, jadi aku berbagi makanan dengannya.

Aku merasa deg-degan saat menawarkan makanannya, takut dia menolak atau semacamnya. Aku selalu merasa deg-degan ketika berada dekat dengan orang yang aku suka.

*****


Hari H Perpisahan

“Semuanya sudah siap?” tanya ketua kelas.

“siap sudah!!!” jawab kami para rekan.

Kami bersiap-siap menuju lapangan atau tempat untuk menampilkan bakat yang telah disediakan oleh pihak sekolah.

Disini adalah letak moment yang paling berharga, setelah acara perpisahan selesai, aku dan yang lainnya saling berpelukan, menangis, dan ya begitu lah belum rela berpisah dengan teman-teman.

“jangan lupain gw ya semuanya, sumpah gw belom siap banget buat pisah sama kalian” ucap Tegar.

“iya iya santai aja, aku ga bakal melupakan kalian kok, kita sudah susah seneng bareng-bareng, pokokya ga bakal bisa ngelupain deh” ucapku

“bisa ngelupain Aldo ga tuh?? Hahahahha” ucap Vira.

“hahahahah mungkin ga bisa move on” balas Tiara.

Dan semua suasana yang tadinya nangis menjadi tertawa semuanya.

*****

Mohon maaf jikalau dalam penulisan cerita masih ada kesalahan dalam kalimat, mohon maaf juga jikalau ceritanya tidak nyambung😅🙏🏻 saya masih belajar membuat cerita dengan sebaik mungkin.
Terimakasih.
Semoga tertarik dengan cerita ini.☺️🙏🏻
Jangan lupa vote, coment, dan share🙏🏻

Rainbow at UniversityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang