Kitab Risalah Ahlussunnah Wal Jamaah
بسم الله الرحمن الرحيمBerhati-hati Dalam Mencari Ilmu Agama
فصل في لزوم الإختياط في أخذ الدين وأخذ العلم والإنذار عن فتنة أهل البدع والمنافقين والأئمة المضلين
يلزم الإختياط في أخذ العلم، فلا يأخذ عن غير أهله. روي ابن عساكر عن الإمام مالك رضي الله عنه: {لاتحمل العلم عن أهل البدع، ولا تحمله عمن لم يعرف بالطلب، ولا عمن يكذب في حديث الناس وإن كان لا يكذب في حديث رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم}.
وروى ابن سيرين رحمه الله: {هَذَا الْعِلْمَ دِينٌ، فَانْظُرُوا عَمّنْ تَأْخُذُونَ دِينَكُمْ}.
وروى الديلمي عن ابن عمر رضي الله عنهما مرفوعا: {العلم دين، والصلاة دين، فانظروا عمن تأخذون هذا العلم، وكيف تصلون هذه الصلاة، فإنكم تسألون يوم القيامة}، فلا ترووه إلا عمن تحققت أهليته، بأن يكون من العدول الثقات المتقنين.
وروى مسلم في صحيحه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: {سَيَكُونُ فِي آخِرِ أُمّتِي أُنَاسٌ يُحَدّثُونَكُمْ مَا لَمْ تَسْمَعُوا أَنْتُمْ وَلاَ آبَاؤُكُمْ، فَإِيّاكُمْ وَإِيّاهُم}. وفي صحيح مسلم أيضا أن أبا هريرة رضي الله عنه يقول: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: {يَكُونُ فِي آخِرِ الزّمَانِ دَجّالُونَ كَذّابُونَ، يَأْتُونَكُمْ مِنَ الأَحَادِيثِ بِمَا لَمْ تَسْمَعُوا أَنْتُمْ وَلاَ آبَاؤُكُمْ، فَإِيّاكُمْ وَإِيّاهُمْ، لاَ يُضِلّونَكُمْ وَلاَ يَفْتِنُونَكُم}.
وفي صحيح مسلم أيضا عن عمرو بن العاص رضي الله عنه قال: {إِنّ فِي الْبَحْرِ شَيَاطِينَ مَسْجُونَةً أَوْثَقَهَا سُلَيْمَانُ بنُ دَاوُدَ. يُوشِكُ أَنْ تَخْرُجَ فَتَقْرَأَ عَلَى النّاسِ قُرْآنا}. قال النووي رحمه الله تعالى: معناه أن تقرأ شيئا ليس بقرآن وتقول إنه قرآن لتغربه عوام الناس. وروى الطبراني عن أبي الدرداء رضي الله عنه: {إن أخوف ما أخاف على أمتي الأئمة المضلون}.
وروى الإمام أحمد عن عمر رضي الله عنه: {إن أخوف ما أخاف على أمتي كل منافق عليم اللسان}. قال المناوي رحمه الله تعالى: أي كثير علم اللسان جاهل القلب والعمل، اتخذ العلم حرفة يتأكل بها ذا هيبة وأبهة يتعزز، يدعو الناس إلى اللّه تعالى ويفر هو منه.
وروى الطبراني عن علي رضي الله عنه: {إني لا أتخوف على أمتي مؤمنا ولا مشركا، فأما المؤمن فيحجزه إيمانه، وأما المشرك فيقمعه كفره، ولكن أتخوف عليكم منافقا عالم اللسان يقول ما تعرفون ويعمل ما تنكرون}.
وعن زياد بن حدير رحمه الله تعالى قال: قال لي عمر بن الخطاب رضي الله عنه: {هل تعرف ما يهدم الإسلام؟ قلت: لا، قال: يهدمه زلة العالم، وجدال المنافق بالكتاب، وحكم الأئمة المضلين}.
Berhati-hati Memilih Guru dan Mencari Ilmu Agama
Suatu keharusan berhati-hati dalam mencari ilmu, dan tidak mengambilnya dari orang yang bukan ahlinya. Ibnu ‘Asakir meriwayatkan dari Imam Malik r.a.: "Janganlah kamu menuntut ilmu dari orang ahli bid’ah, maupun dari orang yang tidak selektif mendapatkannya, jangan pula menuntut ilmu dari orang yang berbohong sekalipun tidak sampai mendustakan hadits Rasulallah s.a.w."
Ibnu Sirin meriwayatkan bahwa : "bahwa Ilmu itu sebenarnya adalah agama, lihatlah dari siapa kalian mengambil agama kalian."
Imam Dailami meriwayatkan dari Ibnu Umar Bahwa :"Ilmu itu sebenarnya adalah agama, shalat juga pada hakikatnya adalah agama, perhatikan dari siapa kalian memperoleh ilmu itu, dan bagaimana kalian menunaikan shalat, karena kelak kalian akan ditanya (tentang semua itu), janganlah menimba ilmu kecuali dari ahlinya, yakni seorang yang adil dan tsiqah (dapat dipercaya) dan bertaqwa kepada Allah."
Berhati-hati Terhadap Fitnah Ahli Bid’ah & Orang-orang Munafiq
Imam Muslim telah meriwayatkan dalam kitab “Shahih”, bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : "Akan ada pada generasi akhir umatku orang-orang yang menceritakan sesuatu kepada kalian tentang sesuatu yang tidak pernah kalian dengar begitu juga orang-orang tua kalian, berhati-hatilah kalian dan waspadalah."
Dalam “Shahih”nya Imam Muslim juga meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah s.a.w. bersabda : "Pada akhir zaman nanti akan ada dajjal-dajjal tukang bohong mereka memberi tahu kalian tentang sesuatu yang tidak pernah kalian dan orang tua kalian dengar, berhati-hatilah dan waspadailah, jangan sampai mereka menyesatkan dan menfitnah kalian."
Disebutkan dalam “Shahih” Muslim dari Amr bin al-‘Ash r.a. ia berkata : "Sungguh dalam lautan terdapat syetan yang dipenjarakan oleh Nabi Sulaiman, mereka hampir saja bebas lalu akan membacakan al-Qur’an (palsu) kepada manusia."
Imam Nawawi menjelaskan, bahwa yang dimaksud adalah bukan al-Qur’an yang sesungguhnya, dikatakan sebagai al-Qur’an untuk menipu orang-orang awam.
Imam al-Thabrani meriwayatkan dari Abu Darda’ bahwa : "Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan terhadap umatku adalah keberadaan pemimpin yang menyesatkan."
Imam Ahmad meriwayatkan dari Umar r.a. bahwa : "Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan terhadap umatku adalah keberadaan orangorang munafik yang fasih lidahnya."
Al-Munawi berkata, “begitu banyak orang yang fasih lidahnya, tetapi kosong hati dan amalnya. Ia menukil secuil ilmu untuk mencari sesuap nasi, bahkan jadikan untuk kesombongan, dia mengajak manusia menuju Allah, tetapi ia sendiri berpaling dariNya."
Imam al-Tabrani meriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib r.a. bahwa : “sesungguhnya aku tidak mengkhawatirkan umatku yang mukmin atau musyrik, adapun yang mukmin akan dilindungi oleh imannya, sementara yang musyrik akan dikendalikan oleh kekafirannya. tetapi yang aku khawatirkan adalah orang-orang munafik yang fasih lidahnya, dia akan berbicara yang sesuai apa yang kalian ketahui, tetapi melakukan perbuatan yang kalian ingkari.”
Para Imam yang Menyesatkan
Ziyad bin Hudair berkata : “umar berkata kepadaku, ‘tahukah kamu apa yang menyebabkan Islam hancur ?’ aku menjawab, tidak. Umar berkata, yang menghancurkan islam adalah kesalahan orang alim, perdebatan orang-orang munafik, dan hukum dari pemimpin yang menyesatkan.
Pengarang: Hadratusy Syaikh Kyai Hasyim Asy'ari
Penerjemah: KH. Abdullah Afif Pekalongan-Maktabah Al-turats Al-Islami Tebuireng Jombang-
KAMU SEDANG MEMBACA
Risalah Ahlussunah Wal Jamaah (Lengkap)
Fiksi UmumNama kitab: Terjemah kitab Risalah Ahlussunnah Wal Jamaah (رِسَالَةُ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ) Judul lengkap: رسالة أهل السنة و الجماعة في حديث الموتي و أشراط الساعة و بيان مفهوم السنة و البدعة Pengarang: Hadratusy Syaikh Kyai Hasyim Asy'ar...