Character Regis from Father I Don't Want to Get Married! Genre Romance Request by Litipuyz
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“haruskah aku bersyukur dengan burung itu karna sudah mempertemukan kita?”
Regis Floyen, atau bisa dibilang Duke of Floyen sang pahlawan kekaisaran. Tidak ada orang yang dikekaisaran ini yang tidak mengenalnya bahkan orang yang tidak bersosialisasi saja tahu dengannya begitu pula dengan [Name] putri dari Marquess [Last Name] yang kini tidak sengaja berpapasan dengan Duke Floyen di taman Istana kekaisaran
Gulp
[Name] meneguk ludahnya takut melihat keadaan bahwa kini dia tak sengaja papasan dengan pahlawan kekaisaran siapa lagi kalau bukan Regis
[Name] mengangkat ujung gaunnya lalu membungkuk hormat “Salam Duke Floyen”
“Hm.” Balas Regis dengan dehaman
‘DINGIN BANGET??!DHDHDHUD MAU PULANG AJA RASANYA UHUHUHU’
[Name] benar benar menyesal kenapa dia harus pergi ketaman?ini semua gara gara seekor burung tak sengaja mengambil pita yang dipasang dirambutnya. Itu hadiah ulang tahun ke 20 dari ayahnya!bagaimana bisa dirinya menjelaskan kepada ayahnya bahwa pita itu hilang di bawa burung?
‘sial!kenapa burung itu terbang kearah sini?!’ Rutuk [Name] dalam hati
“Apakah ini pitamu?” Tanya Regis sambil menyodorkan pita kearah [Name]
[Name] yang melihat pitanya ketemu wajahnya langsung sumringah “Ah!iya!” Jawabnya dengan nada senang lalu mengambil pita yang ada ditangan Regis
“Terima kasih!saya tak tahu bagaimana menjelaskannya kepada ayah saya kalau tidak menemukan pita ini!” Ucap [Name] sambil membungkukan badannya
“Apakah sespesial itu?” Tanya Regis dengab suara kecil tapi masih terdengar oleh [Name]
“Ah ini hadiah ulang tahun saya yang ke 20 dari ayah walau cuman pita dengan permata ditengahnya tapi ini sangat berharga bagi saya” Jawab [Name] sambil menyelipkan rambutnya dikupingnya
“Ayah bilang permata ini susah dicari jadi aku tak tahu apa yang harus kulakukan kalau pita ini hilang”
Regis terdiam sejenak “...begitu”
“Iya.”
.....
Sunyi. Diantara keduanya tak ada yang membuka pembicaraan.
‘aku harus ngomong apa?apa aku pamit saja?’tanya [Name] dalam hati kebingungan
“Itu..” Regis membuka mulutnya membuat [Name] mendongak menatap wajah pria itu