Part 1 - Do You Believe Perfection is Real?

37 4 0
                                    

New York, Amerika.
Wednesday, 10 November 2011.
05.00 PM.

'Pernahkah kalian berfikir mengenai romansa dalam kegelapan, seperti mencintai seseorang dalam dosa dan persembunyian.

Banyak orang menganggap diri mereka sempurna, lahir tanpa dosa, dan berusaha menjauhinya. Tetapi, tanpa mereka sadari, dosa berada di sekeliling mereka dan merantai tiap jengkal kulit mereka.

Tetapi, bagi beberapa orang, mencintai bukanlah dosa dan menjalin hubungan adalah Hak Asasi setiap manusia.'.

"Gun, turunlah, makanan sudah siap," ucap bibi Maggie.

Gun menutup buku yang dibacanya lalu menyembunyikan ke bawah kolong tempat tidurnya. Gun bangkit dari tempat tidurnya dan memakai sendal rumahannya lalu berjalan menghampiri bibi Maggie yang berada di ruang makan.

"Hari ini Gun makan kerang madu dan tumis sayur," kata bibi Maggie sambil menyiapkan makanan untuk Gun.

"Apakah Mae dan Pho akan makan dirumah hari ini?" Tanya Gun sambil menjatuhkan bokongnya di kursi.

"Tidak, Tuan dan Nyonya Phunsawat barusan menghubungi bibi, mereka akan makan bersama rekan mereka, ada beberapa hal yang perlu diurus sehingga Tuan dan Nyonya tidak bisa makan bersama Gunnie," ucap bibi Maggie.

Gun menatap makanannya tidak selera, dia sudah tahu hal itu akan terjadi mengingat kedua orang tuanya memang jarang pulang ke rumah.

"Kemasi saja semua makanan ini kedalam kotak bekal, Gun akan memakannya bersama teman," ucap Gun.

Gun naik ke kamarnya lalu mengenakan sweater oversize miliknya dan mengambil kunci mobil sportnya. Setelah bersiap, Gun kebawah dan mengambil kotak berisi makanan yang disiapkan bibi Maggie.

"Gun pulang malam hari ini," kata Gun sebelum meninggalkan rumah kediaman Phunsawat.

***

Suara sirine mobil polisi yang memekakkan telinga bergema di tempat itu, beberapa orang bahkan tidak berani mendekat sama sekali. Bersamaan dengan polisi masuk ke dalam minimarket, kumpulan pemuda keluar dari pintu belakang dengan terburu-buru. Kumpulan pemuda tersebut mengenakan pakaian serba hitam dengan pin bertuliskan 'Red Wine'.

"Cepatlah atau kita akan tertangkap!" Ucap Off Jumpol, salah seorang dari anggota Red Wine dengan sedikit berbisik.

Setelah semua anggota pemuda itu keluar, mereka lari dengan terburu-buru sambil membawa sekarung kebutuhan pokok yang mereka ambil dari minimarket itu.

Ditengah aktivitas lari mereka, tiba-tiba ponsel Off berbunyi cukup nyaring.

"Tunggu," ucap Off.

Para anggota Red Wine memelankan langkah mereka setelah mendengar ucapan Off. Off mengecek kondisi sekitar lalu mengangkat ponselnya setelah dirasanya cukup aman.

"..."

"Dia sudah di markas? Baik katakan padanya untuk menunggu sebentar, kami sudah selesai berburu dan akan kembali."

"..."

"Oh, oke. Bilang padanya aku membawakan banyak es krim dan cemilan kesukaannya, tunggu aku sebentar."

Off lalu mengakhiri panggilan tersebut dan menatap keempat anggota Red Wine lainnya.

"Ke markas?" Tanya Tay Tawan, teman Off.

INK ON PAPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang