Don't forget vote and komen
Sudah ?
Ok lanjut
Selamat membaca :)Pagi ini cukup mendung, rintik rintik hujan bahkan sudah menjatuhkan diri nya ke bumi, membuat aktivitas para penghuni planet itu mau tak mau melindungi diri nya dari setiap tetesan bening itu.
Hari yang cukup menyenangkan untuk wanita penghuni kamar bernuansa putih itu, siapa lagi jika bukan Zera.
Hati nya begitu senang saat hujan, banyak yang bilang jika hujan, suara tangisan tidak akan di dengar, selain itu, rintik yang berjatuhan itu seakan menjadi nada bagi irama yang di keluarkan.
Cukup lama dia menunggu hri ini, hari di mana dia akan melepaskan keluh kesah yang selama ini dia pikul, keluh kesah yang selama ini membuat hidup nya begitu berat, dan keluh kesah di mana hidup nya ingin mengakhiri semua nya.
Terlepas dari semua nya, Zera berlalu membuka tirai jendela, menebarkan senyum lebar yang dia punya, dilihat nya bahwasa hujan semakin deras, pohon hijau dan lebat itu seakan sedang menghirup pasokan air dengan rakus.
Tidak sampai di situ, dia kini beralih ke jendela itu, tangan itu pelahan membuka benda berkaca itu, menduduk kan diri nya di sebuah karpet berbulu dan mulai melihat rintik rintik yang perlahan semakin deras.
Dingin!
Itu lah yang dirasakan nya, tidak ada kata hangat pagi ini, dengan berbekalkan kaos hitam dan celana jeans pendek membuat angin pagi begitu menusuk ke tulang wanita itu.
"Hai" sapanya kepada awan yang cukup gelap itu.
Sapaan pagi hari ini begitu menyedihkan, persis seperti hati wanita itu, sangat suram seperti hidup nya sekarang.
"Selamat pagi." Sambung nya lembut.
Mencoba tertawa di tengah kesedihan bukan hal yang mudah bagi nya, y, memang dia sudah terbiasa dengan itu semua, but? Itu tetap tidak mudah, masalah yang dia yakini akan selesai malah semakin menjadi.
"Apa aku bisa menangis sekarang ??"
Entah lah, tapi jika di lihat gadis ini memang dalam fase yang sangat lemah.
"Ini belum malam, tapi aku sudah ingin bercerita saja hahaha." Lirih nya.
"Maaf jika pagi ini aku kembali membuat kalian lelah dengan keluh kesah ku." Lanjut nya.
Buliran bening itu kini keluar keluar dengan cukup deras, menandakan bagaimana lelah nya wanita ini dengan kehidupan nya.
"Aku capek."
Setiap hari, pasti kata itu yang di keluarkan wanita itu, capek dan capek, sepertinya kata itu memang sudah menjadi kegemaran nya.
Tidak ada kata yang lain yang di keluarkan nya hanya dengan dua kata yang membentuk satu kalimat, itu adalah awal dan akhir dalam keluh kesah hari ini.
Ya, dia tidak bisa menceritakan semua nya kepada awan gelap itu, dia tidak bisa menceritakan keluh kesah yang selama ini dia pendam kepada hujan itu, mulut nya seakan kaku di saat diri nya hendak membuka semua nya, dan mau tak mau, dia harus memendam, lagi dan lagi.
Dia hanya berharap suatu saat nanti dia akan melepaskan semua nya, melepas semua keluh kesah yang selama ini seakan diam di balik jeruji hati nya.
Pengharapan itu seakan tidak pernah datang kepadanya, apa mungkin hidup nya tidak berhak bahagia?
Kebahagian tampak enggan muncul di diri nya, hari demi hari, kehancuran yang hanya menaungi hidup nya, sudah lah, ini sudah takdir, hanya itu yabg dapat dia katakan, kata takdir itu menjadi kalimat pasrah dan kalimat penyemangat di dalam hidup nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengganti ||Jay Enhypen
FanficSEBELUM LANJUT BACA, ADA BAIK NYA FOLLOW AKUN INI DULU JANGAN LUPA VOTE NYA, KARENA SEMUA ITU GRATIS 18+ Bocil jan baca dulu ya, tapi kalo mau baca nanggung dosa sendiri ya cin Kim Zera, anak dari seorang asisten rumah tangga yang terpaksa harus me...