Bangku Kosong

17 2 2
                                    

Namaku Aldo, aku murid pindahan dari kota Pekanbaru. Awalnya aku cukup ragu untuk bersekolah disini, konon menurut masyarakat setempat, sekolah ini terkenal angker di kota Bandung, katanya bangunan sekolah yang sudah sangat lama di bangun dan banyaknya pohon besar yang menjulang tinggi di sekitar sekolah ini, membuat masyarakat berpendapat banyaknya makhluk halus yang bersemayam di sekolah itu. Membuat aku sendiri pun menjadi ragu bersekolah disini nantinya. Namun karena keinginan ayah dan dekat dengan rumah baru akhirnya aku memutuskan sekolah disini.

Cukup puas memandangi sekolah baru ini, aku berjalan santai untuk menuju ruang kepala sekolah. Untuk menanyakan kelasku dimana.

Tok tok

Aku mengetuk pintu ruang kepala sekolah, yang terletak di ujung koridor yang bersebelahan dengan kamar mandi yang sudah tidak terpakai, Cukup membuat bulu kuduk merinding.

" Silahkan masuk," ujar seseorang di dalam ruangan
" Baik pak," jawabku dengan membuka pintu
" Kau Aldo? Murid pindahan dari Pekanbaru bukan, nak" kata kepala sekolah
" Benar pak, saya Aldo. Saya ingin menanyakan kelas saya dimana pak,"
" Nak Aldo, kelas nya di XII IPA 3, ruangannya ada di atas," jawab kepala sekolah
" Baik pak, terima kasih" ujarku

Setelah aku mengetahui dimana kelas ku berada, aku langsung beranjak dari ruang kepala sekolah menuju tangga terdekat untuk lebih cepat ke kelasku.

Koridor yang sudah sepi, sapuan angin dan suara pepohonan jatuh membuat suasana di sekelilingku menjadi terasa dingin dan mencekam. Setelah berjalan cukup lama, Akhirnya aku sampai juga di depan kelas. Langsung saja aku mengetuk pintu karena sudah gatal kaki ku ini ingin segera duduk di kursi.

Tok tok

aku mengetuk pintu kelas dengan pelan karena memang takut menggangu pembelajaran yang sedang dilaksanakan.

Cklekk

Suara pintu dibuka dari dalam, dan muncullah seorang guru perempuan dengan wajah yang cantik dengan hijab di kepalanya menatap aku dengan senyum ramah lalu bertanya.

" Yah, ada apa nak," ujarnya
" Punten, ibu saya Aldo murid baru di kelas ini," kata ku dengan senyuman
" Ouh, murid baru, saya Rina panggil saja Bu Rina saya mengajar kimia disini, nanti saya panggil yah," kata Bu Rina
" Baik Bu," jawabku

Setelah itu Bu Rina masuk kembali ke dalam kelas.

" Anak-anak, diam sebentar. Kelas kita kedatangan murid baru tolong kerjasamanya. Silahkan nak Aldo masuk dan perkenalkan diri kamu," kata Bu Rina

" Baik Bu, halo teman-teman semua nama saya Aldo saya pindahan dari Pekanbaru semoga kita bisa menjadi teman yah, terima kasih," kata ku

"Baik terima kasih Aldo, silakan duduk di bangku yang kosong yah," suruh Bu Rina padaku.

Setelah mendengar perintah dari Bu Rina, Aku tidak langsung duduk, aku masih menatap sekitar dan aku tidak menemukan kursi kosong semua kursi terisi penuh di kelas ini. Karena mungkin aku tidak kunjung duduk Bu Rina menegurku

" Aldo, mengapa kau diam saja disana, ayo duduk nak ibu akan melanjutkan kembali pembelajaran," ujar Bu Rina

Aku menatap Bu Rina bingung, duduk? Tapi dimana? tidak ada bangku kosong disini

" Ibu, maaf tapi semua kursi di kelas ini sudah diisi, tidak ada kursi kosong disini," tanyaku pada Bu Rina

Setelah aku berkata, seisi kelas menatapku dengan mata melotot seolah ucapanku adalah kejutan yang luar biasa

Aku melihat Bu Rina menatap diriku dengan senyum manis namun seperti ketakutan

" Aldo bangku di belakang sana kosong nak, silahkan duduk," kata Bu Rina
" Tapi Bu, bangku yang Ibu tunjuk ada orangnya dia menatap aku dengan sinis atau di sini ada gudang Bu biar aku ambil saja kursi kosong di gudang," ujar ku

" Do, yang benar saja kamu coba tinggali cing bener sakitu eweh jelemaan teh,"
" Liat yang bener gaada orang tuh"

" Heeh cing bener gera, tong nyingsieunan sia teh"
" Iya liat yang bener, jangan nakutin kamu tuh"

Setelah teman-teman yang lain menegur akhirnya aku melihat kembali pada kursi yang tadi, ternyata memang kosong tidak ada orang yang mendudukinya. Jadi siapa yang kulihat tadi?, Daripada aku bingung lebih baik aku segera duduk saja, Setelah itu aku langsung duduk di kursi dan bu Rina pun melanjutkan pembelajaran yang sebelumnya sudah aku potong.

MEREKA ADA TAPI TAK TERLIHATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang