VII: The Fall of Raxvus Kingdom

64 14 2
                                    


"Argh." Ailsa memegangi kepalannya yang terasa begitu berdenyut. Ia masih tidak dapat mempercayai apa yang baru saja terjadi, semua ini rasanya seakan-akan hanyalah sebuah mimpi buruk yang ketika terbangun maka akan menghilang.

Tubuhnyapun gemetar kedinginan, ia menyadari bahwa dirinya bukanlah sedang berada di dalam kamar miliknya yang hangat melainkan sebuah sel besi gelap berbau karat dengan kedua tangan serta kakinya yang terikat rantai.

Seperti seekor binatang buas yang dijadikan tawanan Ailsa tidak dapat bergerak dengan bebas.

Hawa sekitarnya yang sangat lembabpun membuat nafas menjadi begitu sesak.

krincing

"Argh!!" di setiap pergerakannya rantai itu pasti akan saling bertubrukan dan menimbulkan suara gemrincing yang bergema, "ADEL?! LEONARD?!" teriaknya keras namun tidak ada seorangpun yang menyautnya.

"Bagaimana bisa jadi seperti ini?" Gumamnya lagi berusaha melepaskan diri namun justru membut pergelangannya ngilu, "KELUARKAN AKU DARI SINI SIAL!" Teriaknya lagi begitu keras layaknya kesetanan, "KAISAR AKAN MENGHUKUM KALIAN TELAH MEMPERLAKUKANKU SEPERTI INI!"

"KELUARKANN AKUU!!!"

PRANGG

Suatu benda dipukulan pada besi sel tahananya dengan begitu keras hingga mulut Ailsa kembali tertutup saking kagetnya, tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini tubuhnya gemetar oleh ketakutan yang nyata.

"Diamlah putri! Tidak akan ada seorangpun yang akan meladenimu juga!" Ujar seorang prajurit yang entah muncul darimana.

"Kau adalah prajurit Ilythia?!" Seru Ailsa tidak percaya melihat lambang kerajaan di seragamnya itu, "keluarkan aku sialan! Apa kau tidak tau siapa aku hah?!"

"Memangnya siapa kau."

Tubuh Ailsa meremang, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa mereka tidak mengenaliku?

"Aku adalah putri Ailsannore Ilyhtia, pewaris tahta ke tiga setelah kedua kakak tertuaku! Kau tidak berhak memperlakukanku seperti ini!"

Bukannya takut ataupun langsung tunduk justru pria itu tertawa merendahkan, "Maksutmu mantan putri kekaisaran?." Ia menyelipkan sebuah koran yang menampilkan kehancuran istana Auberica yang agung. Istana yang dibangun untuk menghormati para permaisuri kekaisaran.

"A-apa?"

Insiden penghiatan yang berlandaskan perjanjian membuat hubungan kedua kerajaan kembali memburuk.

Pangeran Mahkota Xavier melakukan pemberontakan dan penghiatan di hari bahagiaanya, tepat di hari ulang tahun dan pertunangan putri kerajaan Ilythia, Ailsannore Ilytia dinyatakan tewas di tempat kejadian.

Ledakan serta pengepungan yang tak terhindarkan membuat mereka dapat dengan mudah memukul mundur para pasukan kekaisaran,

Hingga sekarang keberadaan sang pangeran mahkota masih dalam pencarian, setelah para prajurit kekaisaran mengambil alih pusat kota kerajaan Raxvus, yang mulia kaisar berjanji tidak akan berhenti untuk mencari mereka hingga mampu membalaskan dendam sang putri.

"Atas kejadian ini aku sebagai kaisar negri ini mendeklarasikan perang untuk kerajaan Raxvus yang tidak tau arti terimakasih, aku mempercayakan putriku kepada mereka namun justru mereka membalasnya dengan pehianatan. Dengan begitu aku akan memutuskan bahwa Tidak akan ada lagi perdamaian bagi kedua kerajaan setelah pertumpahan darah putriku yang masih begitu segar dan permaisuriku tercinta aku tidak akan berhenti hingga keraajaan mereka tunduk pada kekuasaan Ilythia."

The Fallen KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang