Sudah sekitar seminggu Shera berada di Narnia, dan selama itu ia sering di ajak berlatih memanah, berkuda dan bermain pedang. Edmund selalu mengajarkan sesuatu yang dapat melindungi diri. Bahkan Shera juga sudah dekat dengan yang lainnya.
Shera terbangun saat ada yang menepuk pipinya pelan, ia membuka mata dan melihat Edmund dengan raut wajah yang sedikit panik.
Mereka keluar dan melihat banyak pasukan yang datang dengan alat senjata dan siap menyerang Narnia. Mereka kembali masuk ke dalam dan mencari rencana agar bisa melawan pasukan telmarine.
"Demi kue dan genderang. Itukah rencana terbaik mu?"
"Menyuruh gadis kecil ke hutan paling gelap? sendirian?" Tanya Trumpkin tak menyangka akan rencana Peter.
Edmund dan Shera sedang duduk dengan tenang sambil mendengarkan rencana yang di buat dengan lengan lelaki itu di pundak Shera.
"Hanya itu kesempatan kita!" Ucap Peter.
"Dan dia tidak sendirian." Sambung Susan.
"Belum cukupkah dari kita yang gugur?"
"Nikabrik temanku juga, tapi dia kehilangan harapan. Ratu Lucy tidak, begitu juga aku." Ujar Trufflehunter, yang berada di samping Edmund dan Shera.
"Demi Aslan." Ucap Reepicheep mengeluarkan pedang kecilnya.
"Demi Aslan." Lanjut beruang dengan tulus.
"Aku ikut denganmu."
"Tidak. Kami butuh kau disini." Bantah Lucy, ia memegang pundak Trumpkin agar meyakinkan nya.
"Kita harus menahan mereka sampai Lucy dan Susan kembali!"
"Kalau boleh..."
"Miraz mungkin kejam dan pembunuh, tapi sebagai raja ia tunduk pada tradisi dan jadi harapan para rakyatnya. Ada hal tertentu yang mungkin bisa kita manfaatkan." Jelas Caspian dan membuat semuanya mengerti.
Kini Shera dan Edmund sedang ada di hadapan Miraz dan pasukannya. Mereka datang untuk menyampaikan sesuatu.
Edmund memintanya untuk ikut menemani nya."Aku, Peter. Anugerah dari Aslan, pemilihan dan penaklukan. Raja agung Narnia, raja dari Cair Paravel dan kaisar dari pulai Lone. Untuk mencegah banyaknya pertumpahan darah, dengan ini menantang Miraz untuk melakukan pertempuran tunggal. Pertarungan hingga mati, hadiahnya adalah penyerahan diri." Ucap Edmund membacakan surat yang telah Peter tulis.
"Katakan, pangeran Edmund..."
"Raja." Koreksi Edmund saat Miraz memanggil nya dengan sebutan pangeran.
"Maaf?"
"Raja Edmund sebenarnya. Hanya raja, Peter raja agungnya. Aku tau ini membingungkan." Jawab Edmund santai.
"Kenapa kami harus menerima usulan itu, bila pasukan kami bisa menyapu kalian sebelum malam," ujar Miraz menolak usulan itu secara halus.
"Apa kalian meremehkan jumlah kami?" Tanya Shera dengan sedikit ketus.
"Maksudnya, baru seminggu yang lalu orang Narnia punah." Sambung Edmund.
KAMU SEDANG MEMBACA
FYLAKAS
Fantasy[Romance+fantasy] FOLLOW SEBELUM BACA KARNA ADA BEBERAPA PART DI PRIVATE! **** Sheraphine Calista, gadis cantik yang selalu mencari kesibukan agar bisa keluar dari rumah. Tiba di suatu hari, ia di masukkan ke dalam dunia yang disebut Narnia. Entah...