5. akhir

19 5 3
                                    

Setelah selesai berdansa, mereka berdua kini kembali duduk di kursi tadi. Tangan Shera dari tadi tidak lepas dari genggaman Edmund.

"Shera, i want you to be my lover!" Ujar Edmund tiba-tiba di saat hanya ada keheningan diantara mereka.

"Maksud kamu?" Tanya Shera bingung.

Edmund menghela nafasnya, ia ingin jujur tapi tidak bisa, "Tidak jadi." Balas nya singkat.

"Keluar yuk," ajak Shera yang sudah berdiri tapi tangan nya masih di genggam.

Edmund hanya menurut, ia jalan di belakang gadis itu dan mengikutinya kemanapun.

"Shera!" Panggil seseorang dari belakang.

"Iya kenapa?"

"Di panggil Aslan." Ucap Susan.

Shera berpamitan pada Edmund dan Susan dan langsung pergi ke tempat dimana Aslan berada.

"Udah cukup sampai disini." Ujar Susan tiba-tiba yang membuat Edmund bingung.

"Dia sama kamu itu beda, takdir kalian berbeda dan kalian tidak bisa bersama!"

"Jangan sok tau, kau bukan peramal." Balas Edmund ketus lalu pergi meninggalkan Susan disana.

Sedangkan Shera kini yang sedang berhadapan dengan Aslan, sedikit kaget mendengar kan alasan mengapa ia ada di Narnia dan itu membuatnya sedikit marah.

"Hanya karna itu, kamu membawa aku kesini? Banyak yang harus aku urus di sana. Dan kamu membawa aku kesini membuat aku susah!" Ujar Shera tegas, bahkan matanya sudah memerah menahan tangis.

"Maaf, aku hanya ingin dia merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan." Balas Aslan dan berlalu dari sana, meninggalkan Shera yang menangis sendirian.

Kenapa mereka di pertemukan jika akhirnya seperti ini?

Ingin rasanya ia berteriak dan keluar dari dunia yang bernama Narnia ini, ia muak dengan kehidupan nya.

Tangan seseorang membuat Shera yang tadinya menunduk menjadi mendongak dan melihat orang itu tapi sebelum itu ia menghapus air matanya dulu.

"Why?" Tanya orang itu yang tak lain adalah Edmund.

Shera hanya menggeleng pelan untuk menjawab pertanyaan dari Edmund.

"Nangis?"

"Enggak."

Edmund tau gadis itu berbohong, terlihat jika ada bekas air mata di pipinya bahkan mata nya juga sedikit merah.

"Sekarang ikut saya keliling sebelum kita pergi." Ajak Edmund, ia menggenggam tangan Shera dan membawa gadis itu keliling kerjaan.

Mereka berjalan berdampingan, melihat semua yang mereka lewati. Rasanya seperti mimpi bagi Shera saat ia masuk ke dalam dunia Narnia, ia masih berharap jika ini semua hanya mimpinya.

Setelah selesai berjalan-jalan, kini mereka sudah berada di depan semua rakyat Telmarine, dan ada sebuah pohon besar di belakang.

"Ayo, waktu kita sudah habis," Ujar Peter.

"Lagipula, kita tak diperlukan lagi disini." Lanjut Peter sambil memberikan pedangnya pada pangeran Caspian.

"Aku akan menjaga nya sampai kau kembali!" Balas pangeran Caspian dan menerima pedang itu.

"Aku takut hanya sampai sini," sela Susan hingga membuat yang lain menatap nya.

"Kami tak akan kembali."

"Kita tak akan kembali?" Tanya Lucy bingung.

"Kalian berdua bisa." Jawab Peter kembali berdiri di samping Susan.

FYLAKASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang