RADIT & JANI
-
Bukan pagi yang indah yang menyambut Jani hari itu. ponselnya ia lempar begitu saja setelah menerima panggilan dari Ibunya. Wanita yang hampir menginjak kepala 4 tersebut beberapa menit lalu mengoceh ria tiada henti hanya gara-gara puterinya tidak pulang kerumah, sialnya hal itu otomatis membuat mood Jani seketika menurun."Lagian ngapain juga nyuruh gue pulang?. Sampah." Gumamnya sembari mengusap kepalanya yang masih sakit efek alcohol semalam. Matanya tampak sembab, entah hal apa yang ia tangisi semalam. Dirinya sama sekali tak ingat.
Kedua bola mata Jani menyapu bersih ruangan tersebut. asing. Ia melihat-lihat area sekitar dengan tatapan aneh.
"Kamar siapa nih, kok mirip kamar orang tua?" tanyanya pada diri sendiri.
Tidak lama, deringan ponsel seakan menjawab pertanyaan Jani barusan. Dengan segera ia menyambar ponselnya yang tadi ia lempar.
Daf—fuck
Jan. dah bangun belum lo?.
fyi, Lo lagi dirumah Pakdhe gw ya.
Sory gak gue jemput, ada kelas pagi.
Seberes membaca chat dari Daffi, Jani langsung bergegas keluar rumah itu. awalnya dia bingung hendak ijin kepada siapa, namun ia sadar tidak ada penghuni lain dirumah sederhana tersebut. gadis itu menggedigkan bahu kemudian melenggang keluar.
Kebetulan hari itu Jani hanya ada kelas siang, persisnya jam 11. Jadi dia masih ada waktu untuk sekedar mengisi perutnya yang sudah hip-hop-an di kantin kampus.
Beberapa kali ia menoleh kearah bangku kantin guna mencari tempat yang kosong, namun nihil. Dia sama sekali tidak menemukannya.
"Gue yakin lo aslinya sadar bangku samping gue kosong."
Sebuah suara seketika membuat Jani menoleh kearah samping. Ekspresi wajahnya berubah drastis ketika ia tahu siapa orang tersebut.
"Ya terus?. Lo ngarep gue duduk disitu?."
"Junior sekarang tuh emang pada nggak tau diri ya."
Laki-laki itu adalah Radit.
Hal itu semakin membuat Jani kesal, dan akhirnya pergi meninggalkannya.
Namun tanpa disadari kedua manik mata lelaki itu mengekori kemana Jani pergi. Gadis itu tampak memilih duduk disamping mahasiswi junior yang duduk dibagian paling pojok kantin tersebut.
"Gue butuh info dong soal Janira Erzyva anak manajemen."
" .. "
"Ada hubungan apa sih dia sama Ajun?."
" .. "
"Hah?. Cupu bener lo."
" .. "
"Mending gua cari tau sendiri dah kalo gitu."
Klik. Radit memutuskan sambungan teleponnya dari seseorang itu.
Selesai dari urusan perutnya, entah kenapa lelaki itu beranjak dari tempat duduknya dan tanpa diduga ternyata ia melangkahkan kakinya menuju meja Jani yang kini terlihat lebih lenggang dari sebelumnya.
Radit yang tanpa permisi langsung duduk didepan Jani, membuat gadis itu mengerutkan dahinya bingung dan juga, kesal.
"Ngwapwain lwo?." Dengan mulut yang masih menampung banyak makanan, gadis itu nekat bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Radit & Jani | taeyong ft. jennie [au]
Fanfiction"Kalo diri lo datang dari latar belakang keluarga yang berantakan, mental yang nggak stabil, mending lo nyari pasangan yang datang dari latar belakang yang sama juga kayak lo. Dari sini pasangan lo akan lebih memahami satu sama lain, karena dia tau...