Hari ini seperti biasa, Rania kembali ke aktivitasnya, belajar. Ya, meskipun dia tidak terlalu rajin dalam belajar, tapi untuk sekedar pergi ke kampus tak pernah dia lewatkan.
Walau kadang rasa malas kerap mendatanginya, tapi ia tak pernah mengikuti rasa malas itu. Dia harus tetap ke kampus walau sekedar datang hanya untuk absen, lumayan katanya, untuk tambah nilai. Dasar.
Ya, memang harus diakui kemampuan otak Rania gak jenius tapi dia juga gak bodoh. Standar lah, yang penting bisa menjawab ketika ujian walau kadang ragu akan jawaban, dia tetap percaya bahwa hasil tidak akan mengkhianati usaha.
Well... Let's start the story about Rania and her future, or can we call her husband ? Ok to be soon will be husband.
***
"Ran... Gue ada good news buat lo. Jangan kaget ya..." Ucap Syifa
"Good news apaan ? Good news menurut lo atau menurut gue ?" Balas Rania
"Menurut gue sih. But I believe its for you too"
"Ya udah apaan ?"
"Gue ketemu sama cowok yang pernah ketemu kita di jalan waktu kita di angkot"
"Di angkot... ? Jangan bilang, cowok yang itu. You know what I mean kan Syif ?" Ujar Rania setengah tidak percaya akan tebakannya
"Yes. He is" ujar Syifa membenarkan "Gimana ? Good news kan ? Lo udah ketemu lagi sama dia, gue percaya pertemuan ini bukan hanya sekedar kebetulan. Tapi takdir Tuhan. Percaya sama gue" katanya meyakainkan.
"Gak mungkin Syif, ini cuman kebetulan aja. Toh barusan yang ketemu cowok itu kan elo bukan gue" elak Rania
"Tapi sayangnya kita ketemu sekarang" ujar suara di belakang Rania. Ternyata dia pria kemarin yang ditemui Rania dengan Syifa sewaktu mereka pulang membeli buku. Si pria pengendara motor.
"Elo.. kok bisa ada di kampus gue ? Lo ngapain ?" Tanya Rania dengan rasa penasarannya.
"Menurut lo, gue ngapain disini ?" Tanya pria itu.
"Ya, mana gue tahu. Kan yang pergi ke kampus ini elo. Gue bukan emak lo yang tahu kegiatan anaknya" sewot Rania memnjawab pertanyaan balik dari pria itu.
"Weehh kok ngegas mbak nya. Sabar mbak, pelan-pelan ngomong di depan cogan. Gak boleh bar-bar" bisik Syifa menyadarkan Rania
"Bodo amat gue kepalang malu sama cowok ini Syifa, lo ngerti dong maksud kelakuan gue" bisik Rania balik
"Iya, gue faham. Cuman, lo harusnya jangan gitu. Lo harus lemah kembut jadi cewek jangan bar-bar kayak gini. Gimana mau punya cowok kalau kelakuan lo kayak gini. Yang ada cowok kabur liat kelakuan lo." Ujar Syifa mengingatkan
"Gak juga, gue bukan cowok yang gampang ilfeel sama cewek yang ajaib ini. Gue suka, dia apa adanya" Sela pria itu mendengar perkataan Syifa yang mengingatkan sahabatnya itu
"Lo denger omongan gue ?" Ujar Syifa dengan polosnya
"Gimana dia gak denger, omongan lo kayak pake toa, Syifa Putri Khoerunnisa" ujar Rania gemas akan kepolosan temannya yang mendekati kurang pintar itu. Bodoh
"Ya Maaf atuh Rania Putri Mahendra" ujar Syifa cengengesan
"Forget it. Back to topict. Lo belum jawab pertanyaan gue" tanya Rania kepada pria itu dengan rasa penasarannya yang tinggi.
Perlu kalian tahu, Rania adalah wanita yang punya tingkat ke-kepo-an yang tinggi kepada orang yang bikin dia penasaran, bukan kepo akan segala hal yang ada di sekitarnya, akan tetapi beberapa hal yang membuat dia penasaran dia akan cari tahu sampai ke akarnya. Untuk kasus ini, ya dia si pria pengendara motor itu."Hahaha oke oke, gue jawab. Lo penasaran banget ternyata sama gue. Baiklah, sebelum gue jawab pertanyaan lo. Mari berkenalan terlebih dahulu nona Rania Putri Mahendra, right ? Gue Rasya Putra Syarief mahasiswa FK tingkat akhir dan kini sedang mengurus berkas untuk wisuda" ujar pria itu seraya menangkupkan tangan di depan dada tanda salam bagi umat muslim
"What ? Lo Mahasiswa sini ? Mahasiswa akhir ? Udah tua dong" ujar Rania terkaget akan ucapan si pria yang di ketahui namanya Rasya
"Yes, I'm. Tapi gue gak setua itu ya. Gue 4 tahun lebih tua dari lo, nona Rania. Mahasiswi Tarbiyah semester tiga ? Right ?" Ujar Rasya
"I... iy... Kok lo tahu ? Lo stalker gue ya ? Ngaku lo ?" Ujar Rania yang lagi-lagi nge-gas kepada Rasya yang notabene adalah kaka tingkat nya. Gak sopan amat bocil
"Jangan sembarangan lo. Gue tau dari sahabat lo, Syafa. Dia ngasih tau gue tentang lo tadi pas gak sengaja ketemu"
"Syifa nama gue btw, kak" sela Syifa sedikit protes
"Iya, itu maksud gue. Jadi Rania, boleh gue tahu apakah lo udah punya cowok atau belum ?To be honest, gue tertarik sama lo. Dan untuk ngeyakinin perasaan gue dan juga untuk kelangsungan hubungan di masa depan. Gue harus tau, apakah gue keduluan orang lain atau belum. Mungkin ini terlalu cepet untuk lo dan gue, tapi gue lagi berhusnudzan sama Allah atas permintaan yang pernah gue pinta. Dan jawabannya ada di elo. Jadi gimana ?" Ujar Rasya to the point
"HAH ? Eh astaghfirullah... Mak-maksud gue itu, apa ? Belum ada, kak." Jawab Rania kaget serta gugup dan malu. Ketar ketir kan lo bocil di todong kek gitu wkwk
Dengan perasaan yang campur aduk, Rania mengatakan bahwa ia sedang tidak dalam pinangan lelaki manapun. Dia terkejut akan pernyataan pria ini mengenai pengakuannya dipertemuan ke dua mereka ini. Dia tidak menyangka bahwa perkataannya yang asal ucap ketika di angkot akan terkabul secepat ini. Dia hanya bercanda ketika dia berkata bahwa pria pengendara motor itu "jatah" dia. Tapi siapa sangka, bahwa perkataan dia akan terkabul secepat kilat.
Jawaban dari Rania membuat Rasya tersenyum lega, ternyata wanita yang dia perhatikan sewaktu di jalan itu tidak sedang dalam pinangan pria mana pun. Dia bersyukur atas itu. Siapa sangka do'a yang selama satu tahun ini dia pinta sama Allah, agar segera dipertemukan dengan jodohnya telah di ijabah saat ini.
Wanita mungil yang ceria dan apa adanya. Menyuarakan apapun yang dia ingin suarakan tanpa merasa malu dan takut. Dia hanya berdo'a agar sewaktu dia di pertemukan dengan jodoh nya, ketika dia melihat wanita itu, perasaan dia seperti ingin selalu menjaganya, melindunginya serta debaran hebat yang membuat dia sulit mengendalikan debaran jantungnya.
Padahal selama ini dia banyak menemui wanita yang berparas cantik dan banyak di gilai oleh kaum pria, bahkan ada yang terang-terangan menyatakan perasaan. Akan tetapi semua itu ia hiraukan karna tidak merasakan apapun ketika melihat perempuan-perempuan itu.
Akan tetapi, saat dia melihat Rania. Dia merasakannya, dia merasakan gejolak yang menggangu perasaannya itu. Sehingga ia berjanji saat dia bertemu dengan Rania kembali, dia akan memintanya langsung untuk menjadi pendampingnya. Dan berdo'a semoga dia belum mempunyai pasangan.
"Syukurlah kalau begitu, boleh gue ketemu orang tua lo ?" Tanya Rasya
"B-bo-boleh kok, lo datang aja ke rumah" gugup Rania
"Oke, kalau begitu. Nanti gue ke rumah lo, ah ya ini no gue. Boleh gue minta nomer lo buat tanya kapan ada orang tua lo ada di rumah ?" Pinta Rasya seraya memberikan ponselnya
"Iya" singkat Rania
***
TBC...
Haii Assalamu'alaikum, ini lanjutan ceritanya. Masih dalam keadaan pengenalan cerita ini.
Semoga suka ya...Sampai jumpaa

KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Dream
General FictionHanya kepingan kisah anak Adam A.S yang sedang menapaki jalan menuju masa depan, berharap semua yang dia harapkan akan terwujud. Namun, apa kah jalan takdir semulus cerita dongeng yang berakhir happy ending ? Semoga... *** "Jangan terus lihat ke bel...