WARNING!
This story contain rape or sex without consent!
So if this is not your cup of tea, you better stop reading this story now!
#
"Hey Potter, kau tidak berencana untuk meledakkan kelas ini kan?"
Oh tidak. Tidak sekarang, Malfoy.
Aku hanya bisa memandang tajam ke arah pemuda Slytherin itu yang sekarang tersenyum dengan licik. Kenapa juga bisa-bisanya aku satu kelompok dengan Ferret ini? Tidakkah Profesor Snape tahu betapa "akrab"nya hubunganku dengan Malfoy? Begitu akrabnya sampai-sampai setiap kami bertemu, kami pasti saling menyapa dengan nada sarkastis dan terkadang berakhir dengan perang mantra. Aku yakin Profesor Snape memang sengaja membuatku satu kelompok dengan Malfoy, entah apa maksudnya.
#
"Rambut pirang itu!" desisku, kesal.
Ketika orang yang berhasil mencuri Snitch-ku itu berpaling menghadapku, dia menghadiahkanku sebuah seringaian yang amat menyebalkan. Tangannya dilambai-lambaikan, memamerkan Snitch-ku yang berhasil diambilnya dariku.
"Kembalikan Snitch-ku, Malfoy brengsek!"
#
"I hate you, Harry Potter. I really really do hate you," bisikku lirih, terus membelai wajahnya sementara tubuhnya terus memberontak, ingin lepas dari himpitanku.
"Kau tahu kenapa aku membencimu, Potter?"
Kulihat dia sedikit menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaanku. Tubuhnya sekarang sudah kehabisan tenaga untuk memberontak dan hanya berupa gerakan-gerakan kecil pertanda penolakan dirinya.
#
Sebuah bisikan parau terdengar di telingaku. Kuanggukkan kepalaku sebagai jawabannya karena aku sudah tak mampu lagi mengeluarkan kata-kata akibat sensasi di tubuhku yang ditimbulkan pria di hadapanku ini.
Sekilas kulihat sebuah seringai muncul di wajahnya sebelum bibirnya kembali menawan bibirku.
#
KAMU SEDANG MEMBACA
Unsuspecting Friday Afternoon
RomanceDon't hate someone too much, or you will get the consequence.