Unsuspecting Friday Afternoon 🔞

823 64 7
                                    

WARNING!! 18+ / SEX WITHOUT CONSENT!

HANYA FIKSI BELAKA!

.

"Aku akan mendapatkanmu, Malfoy! Beraninya kau mencuri Snitch-ku!"

.

.

Kali ini aku membalas teriakan Malfoy sambil terus berusaha mengikuti suara itu.

Ketika aku sudah sampai di sebuah tepi sungai jauh di dalam Hutan Terlarang, aku melihat pemuda dengan rambut pirang dengan senyum licik menyebalkannya itu sedang menyenderkan badannya di sebuah pohon besar sambil memegang Snitch milikku.

"Oh no. Kau berhasil menemukanku, Potter."

"Kembalikan Snitch milikku, Malfoy."

"Kau mau Snitch-mu kembali? Kemarilah, ambil Snitch-mu ini."

Kata-kata Malfoy dengan nada suara yang penuh dengan cemoohan juga senyum licik yang terpasang di wajah pucatnya itu membuatku geram.

.

.

-DRACO POV-

Aku melihatnya berjalan dengan tergesa menghampiriku. Senyum licikku pun otomatis bertambah lebar melihat wajahnya yang memerah akibat menahan marah.

"Kembalikan. Snitch. Milikku. Malfoy."

Aku mendengar penekanan di setiap kata yang dikatakannya, membuat wajahnya bertambah merah dan terlihat amat sangat menarik. Tangannya berusaha menggapai tanganku yang memegang bola kecil itu, namun tetap tak berhasil dia dapatkan

"Nah. Tidak secepat itu, Potter," bisikku di telinganya sambil memutar tubuhnya hingga posisinya yang sekarang terhimpit antara pohon dan tubuhku.

"A-apa yang kau lakukan, Malfoy?"

Aku hanya tersenyum kecil saat mendengar pertanyaannya dan mulai membelai wajah halusnya yang masih memerah.

"I hate you, Harry Potter. I really really do hate you," bisikku lirih, terus membelai wajahnya sementara tubuhnya terus memberontak, ingin lepas dari himpitanku.

"Kau tahu kenapa aku membencimu, Potter?"

Kulihat dia sedikit menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaanku. Tubuhnya sekarang sudah kehabisan tenaga untuk memberontak dan hanya berupa gerakan-gerakan kecil pertanda penolakan dirinya.

"Aku membencimu karena kau menolakku saat pertama kali aku menawarkan persahabatan padamu. Dan sejak saat itu, kebencianku bertambah. Aku membencimu karena kau selalu memenuhi pikiranku. Aku membencimu karena kau selalu ada di mana pun mataku memandang. Aku membencimu karena aku selalu merindukan suaramu. Aku membencimu karena kau berhasil membuatku jatuh cinta padamu."

*WARNING 18+*

Penjelasan panjang lebarku itu pun kututup dengan mendekati wajahnya dan mengeliminasi jarak diantara kami. Kukecup lembut bibirnya, menikmati rasa manis yang keluar dari tubuhnya. Bisa kurasakan tubuhnya yang menegang akibat terkejut atas pernyataanku dan ciumanku yang begitu mendadak padanya. Kulepaskan bibirnya perlahan, sekedar untuk melihat reaksi terkejutnya yang pasti amat sangat menarik itu.

Dan benar saja. Saat wajahku sedikit menjauh dari wajahnya, kulihat matanya terbuka lebar, membuat kedua emerald indahnya seperti ingin meloncat keluar. Wajahnya antara memucat namun pipinya bertambah merah akibat pernyataanku itu. Sungguh, aku tak bisa menahan senyumku untuk melebar.

"Kau tahu kalau aku sangat menyukai wajahmu saat kau marah seperti ini, Potter? Ya. Aku sangat menyukainya. It really turns me on," bisikku lagi dan kembali meraih bibirnya dengan bibirku. Aku kembali merasakan tarikan di wajahnya akibat terkejut. Matanya kembali melebar dan secara tidak sengaja dia membuka mulutnya, akibat lain dari rasa terkejutnya itu. Momen ini tak kusia-siakan. Segera aku lesakkan lidahku, menginvasi rongga mulut pemuda di hadapanku ini. Kuabsen satu persatu gigi putihnya yang selalu memperindah senyumnya. Kubelai rongga mulutnya dengan lidahku yang lapar. Tubuh di hadapanku ini kembali meronta tak nyaman. Kuraih pinggangnya dengan tanganku, memeluknya dengan perlahan.

Unsuspecting Friday AfternoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang