Jeongguk gemetar. Kertas yang berada di depannya masih kosong. Seharusnya, ia sudah menorehkan tinta hitamnya disana bersamaan dengan dua orang yang saling tumpang tindih yang kini sedang merasakan kenikmatan.
Sejak awal, ia merasa ragu untuk menerima pekerjaan dari Tuan Muda Kim karena pria itu enggan beritahu detail pekerjaan yang dimaksud.
Ternyata pekerjaan yang dimaksud adalah melukis adegan erotis sang tuan.
Tahu begitu, ia menolak.
Meski ia tahu kalau menolak pekerjaan tersebut, nyawanya akan hilang.Sepertinya, permainan panas sang tuan muda sudah selesai. Sebab tiada lagi suara desah dan napas yang kacau dari keduanya.
Bunyi derap kaki yang menuju ke arahnya, seketika membuat gugup. Jika itu sang tuan, ia hanya bisa menelan ludah dan pasrah.
"Maukah kau menjelaskan mengapa kertas itu masih kosong?"
Jeongguk gemetar, lagi.
Ia terdiam, tak mampu menjawab.
Jika menjawab, mungkin akan tergagap."Aku─ maaf, Tuan. Aku sudah tidak lagi melukis erotis." Jawabnya dengan tatapan sendu menatap kertas putih di hadapannya.
Sang tuan duduk di hadapan sang pelukis dengan satu kaki menjadi topangnya.
"Tidak lagi? Untuk alasan apa kau melakukan hal tersebut?"
Sang tuan kembali bertanya.
Penasaran sepertinya."Untuk itu─ aku tidak bisa menjelaskannya, Tuan."
Sang tuan menggumam, kemudian ibu jemarinya mengusap mata sendu Jeongguk.
"Kau memiliki dua mata dan sepuluh jemari." Ujarnya dengan nada sama sendunya dengan pandangannya pada rupa Jeongguk. "Jadi, aku tidak mengerti apa yang kau maksud ketika kau berkata bahwa kau tidak lagi melukis." Sambungnya yang kemudian meraih tangan Jeongguk untuk diberikan kecupan dan usapan hangat.
Jeongguk mengernyit ketika melihat lagak yang ditunjukkan sang tuan padanya.
"Aku seharusnya dapat memahami hal itu. Baiklah, anggap saja ini baru pemanasan." Ujarnya. "Aku akan membiarkannya kali ini, Jeongguk-ah."
"Ah, benar. Sudah lama sejak kau terakhir memegang kuas, bukan?"Sang tuan berbicara dengan membelakangi Jeongguk.
"Baiklah, aku bisa memberikanmu seluruh waktu yang kau butuhkan untuk bersiap-siap. Tapi itu akan lebih baik jika kau mengingat kalau aku bukan seorang pria yang sabar."
Sang tuan menyunggingkan seringai nya sebelum melanjutkan langkahnya untuk pergi dari tempat itu, meninggalkan Jeongguk yang masih terdiam di tempatnya.
───────────────────────
Jantungnya berdetak cukup kencang. Meski sudah tidak berada di tempat itu lagi, Jeongguk masih merasa gugup dan takut. Dia tidak bisa melarikan diri saat ini. Sudah pasti kepalanya akan menjadi pajangan di rumah sang tuan muda ketika ia melakukan hal itu.
Tujuan sang tuan muda itu membawanya kemari adalah agar dapat melukis lukisan erotis untuknya. Sungguh, Jeongguk tidak mengerti pikiran tuan muda itu.
Jeongguk pikir, sang tuan setidaknya masih memiliki martabat. Seharusnya ia mengetahui kalau semua bangsawan hanya mulia dalam penampilannya saja.
Dalam hal ini, tidak semua bangsawan memiliki rekam jejak dan kepribadian yang baik. Semua itu hanya topeng yang sudah seharusnya dipakai oleh mereka karena darah biru yang diwariskan.
Omong-omong, ini bahkan belum setahun sejak dirinya bersumpah untuk tidak melukis hal kotor seperti itu lagi.
Kelihatannya tuan muda itu seperti sudah menentukan kapan ia membawa Jeongguk kemari.
Ouh, terserahlah.
Tangan Jeongguk kemudian memegang kertas berukuran besar yang ditempatkan pada sisi kamarnya.
'Aku mendengar bahwa mereka hanya menggunakan jenis kertas ini di akademi lukisan kerajaan.'
Dan kini sang tuan menyiapkan kertas mahal ini hanya untuk melukis gambar erotis.
SRAK
Atensinya teralih ke lantai. Kakinya tidak sengaja menginjak kuas lukis yang nampak mahal.
"Oh, astaga." Ujarnya terkejut, kemudian mengambil kuas tersebut dari lantai.
Jika dipikirkan ulang, Jeongguk pernah mendengar tentang nafsu sang tuan yang tak terkendali beberapa jam lalu. Tapi ia tidak pernah mengira jika sang tuan mau menunjukkan tubuh telanjangnya untuk ia lukis.
Membayangkan hal itu sungguh membuatnya meneguk ludah. Sebab, bayangan seputar adegan bercinta sang tuan terus berlarian di kepalanya.Tangannya gemetar ketika mengangkat kuas yang kini sudah dicelupkan ke dalam tinta hitam. Ini bertentangan dengan keinginannya untuk berhenti melukis hal kotor. Jeongguk tidak dapat mengendalikan dirinya dan berakhir melukis adegan puncak erotis sang tuan diatas kertas besar itu.
Bak rekaman yang terus diulang, adegan itu terus membuat Jeongguk melukis. Ia sepertinya masih separuh sadar ketika melakukan hal itu semua.
Dan ketika ia tersadar telah melukis adegan itu, dibuangnya kuas yang sejak tadi ia genggam erat.
"Oh, Tuhan. Aku sudah berjanji untuk tidak membuat lukisan semacam itu lagi." Geramnya frustasi. "Aku seharusnya tidak melakukan hal itu!" Teriaknya kemudian merobek-robek kertas besar yang berisi lukisan dari adegan kotor sang tuan.
Jeongguk menangis karena menyesali lukisan itu dan berakhir tertidut diatas robekan kertas lukis mahal yang sengaja disediakan sang tuan di kamarnya.
───────────────────────
Tuan Muda Kim sudah bersiap untuk tidur malam itu. Namun terhalang ketika memikirkan pelukis erotis kecilnya, Jeon Jeongguk.
Sang tuan kemudian berkunjung ke bilik dimana Jeongguk beristirahat dan menajamkan bakat melukisnya.
Pintu kayu dibuka perlahan. Kaki berselop kuno itu masuk dan menjejak lantai kayu kamar Jeongguk. Kemudian, pandangannya langsung tertuju pada lukisan erotis yang sudah tak layak untuk dipandang.
"Wow." Responnya saat melihat itu. Namun, Tuan Muda Kim mengalihkan atensinya pada sang pelukis erotis yang nampak terlelap diatas robekan kertas dan tumpahan cat lukis.
Tangan sang tuan terulur untuk menepuk kepala Jeongguk beberapa kali. Bibirnya menyunggingkan senyum lebar ketika melihat Jeongguk yang sepertinya baru saja menghancurkan karya erotis buatannya.
"Jeongguk-ah, kau luar biasa." Puji sang tuan ketika menatap hasil lukisan Jeongguk. Detail dan tak bercelah, Tuan Muda Kim menyukainya.
Namun sayang sekali, Jeongguk seperti tidak membiarkan seorangpun tahu mengenai bakat yang luar biasa seperti ini. Bahkan sang tuan pun tidak boleh tahu bahwa bakat kotornya ini kembali seperti semula.
───────────────────────
Hi! Akhirnya bisa update lagi!
Next part bakal full adegan 21+, jadi siap-siap aja ya.
Make sure, kalian semua udah legal dan bukan underage, okay?Jangan lupa komentar dan bintangnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Painter +taekook
Fanfiction[ Written in Bahasa ── Remake Manhwa Painter of The Night by Byeonduck ] Kim Tae Hyung, tuan muda yang juga merupakan keturunan pertama dari keluarga bangsawan Kim. Jangan tanya bagaimana rupanya, bahkan seorang wanita dan pria rela membuka kakinya...