Lyon memandang 3 remaja yang kini tengah terikat berbalik salah satunya johnson remaja yang telah melukai dirinya saat pertama kali sekolah
"Ck menyebalkan"gumam Lyon namun masih terdengar di ruangan gelap itu
Suasana kembali hening,aura menyeramkan yang Lyon keluarkan mampu membuat mereka bertekuk lutut apalagi melihat mata bulat itu menatap remeh pada mereka
Jonhson Mahesa putra haram keluarga Mahesa ralat tidak ada anak haram hanya ada hubungan yang tak terjalin layaknya pernikahan
Lyon memandang datar bocah di hadapannya,sedikit iba melihat biodata jonhson yang tadi sempat ia baca,hidupnya hampir sama seperti dirinya namun Johnson seharusnya bersyukur,ayahnya masih menyayangi dirinya,menjaga jonhson layaknya berlian meski ia di perlakukan seperti sampah oleh keluarga yang lainnya
(Kalian pada engeh nggak sih sama nama kakeknya si Lyon,Kan nama kakeknya jonhs terus murid yang berbuat ulah juga namanya Johnson, jadi aku ganti namanya bukan jonhson lagi yah tapi "Pradika")
Kita ulang lagi yah 1..2...3...eksyen
Pradika Mahesa putra haram dari keluarga Mahesa tidak tidak Pradika bukan anak haram hanya saja ia terlahir tanpa sebuah ikatan pernikahan antara ayah dan ibunya.
"Aku tak ingin membunuh manusia untuk saat ini,haris bebaskan saja mereka namun sebelum itu beri mereka kenangan manis sebagai salam pertemuan"setelah mengucapkan itu Lyon pergi begitu saja
Moodnya hancur ketika mengingat kehidupan lampau nya,tubuh tegap yang selalu ia banggakan kini menghilang,bibir sexy juga tubuh atletisnya kini hilang sepenuhnya di gantikan oleh lemak bayi juga tubuh yang pendek
Sebenarnya kenapa ia bisa bertransmigrasi ke dalam tubuh bocah ini?
Tuhan pasti memiliki suatu alasan bukan namun apa.
IQ tingginya seakan hanya pajangan semata,terlampau kesal Lyon
melampiaskan kekesalannya pada pintu yang tak bersalah,menendang pintu kayu itu dengan sangat keras.Sedangkan Haris yang melihat pintu yang tuan mudanya tendang itu hanya menatap nanar,sudah berapa pintu yang di rusak oleh tuan mudanya itu?
pekerjaannya bertambah lagi, statusnya yang sebagai agen terganti menjadi bodyguard lalu sekarang, sepertinya ia beralih menjadi tukang bangunan(kayu)
"Haisshh tuan muda kau menambah beban dalam hidup ku yang sudah tua ini"
.
.
.
.
.
.
"Lyon apa yang kau lakukan di ruang bawah tanah"langkah Lyon terhenti, dengan refleks ia melihat ke arah suara yang menampilkan sosok pria dewasa yang masih tampan di usianya yang hampir setengah abad ituDia Liam menatap datar pada putra bungsunya yang membuat ia tak yakin jika remaja di hadapannya adalah putranya,namun sedetik kemudian Liam menggeleng pelan,ia pasti sangat lelah sehingga berpikir jika remaja di hadapannya bukan putra kandungnya,Iyah dia hanya lelah.
Tanpa tahu apa yang Liam pikirkan tepat sasaran.
Liam pria dewasa itu kembali menatap lembut pada putranya,ia merasa asing dengan tatapan yang di berikan Lyon,meskipun ia jarang ralat maksudnya tidak pernah bersi-tatap dengan Lyon secara langsung,namun Liam masih sering memperhatikan putranya itu lewat cctv yang terpasang jelas di rumah ayahnya-johns
"Apa yang kau lakukan di ruangan bawah tanah itu Lyon"sepertinya Lyon tak berniat untuk menjawab. menurutnya pria tua di hadapannya sangat bodoh,ia bahkan tak tahu untuk apa ruangan bawah tanah itu di buat.
"Jawab Daddy Lyon"suara Liam semakin meninggi,ia harus banyak bersabar,ntah kenapa ia merindukan sosok putranya yang dulu.
Menghela nafas sejenak lalu netra bulatnya menatap malas pada Liam
"Lyon habis bermain""Apa kau tak pergi ke sekolah barumu itu Lyon"
Lagi Lyon hanya menghela nafas pelan, moodnya sudah hancur dan sekarang ia di hadapkan oleh pria tua yang bertanya pertanyaan bodoh. Netra bulatnya menelusuri lekuk tubuh Liam,satu kata yang terlintas di pikirannya"sempurna"
Bagaimana tidak saat ini Liam berpenampilan layaknya sebuah ketua mafia walau memang kenyataannya ia seorang ketua mafia, tapi sungguh dalam sudut pandang Lyon,saat ini Liam terlihat berbeda, tidak seperti kemarin yang menurutnya seperti gembel
Tuxedo hitam juga kemeja berwarna hitam,seluruh tubuh Liam di baluti oleh warna hitam,kulitnya yang atlentis begitu cocok dengan warna itu,juga tatapan dinginnya yang mengintimidasi.
"Darah"gumam Liam ketika ia mencium bau anyir yang tentunya tidak asing bagi dirinya
"Apa kau habis membunuh Lyon"
Lyon menggeleng sebagai jawaban.
ia tidak membunuh,cipratan darah yang menempel di bajunya bukan karna ulah dirinya,salahkan saja salah satu tawanan ayahnya itu yang memberontak karna akan di makan oleh hewan liar, jadi ia terkena cipratan darahnya,menjijikkan.Liam menghela nafas pelan"lalu apa yang terjadi,kenapa kau tidak ke sekolah"
"Shut up daddy.I'm tired,i will answer your silly questions later"setelah mengatakan itu Lyon pergi tanpa menghiraukan teriakan Liam yang memanggil namanya
KAMU SEDANG MEMBACA
APOLLYON BILE{Slow Update)
Teen FictionTransmigrasi dah itu aja nggak perlu bahas p×l langsung baca aja capcus~