Satu

35 9 0
                                    



"YEIN !!."

Yeye atau yang kini mulai menjalani hidup sebagai yein itu tersentak kaget saat pintu yang ia yakini ruang UKS itu di buka dengan kencang dan teriakan dua orang perempuan yang yeye ingat sebagai sahabat dari si pemilik tubuh.

Yeye yang mulai sekarang kita panggil yein saja itu mulai mendudukkan tubuhnya, mengusap wajahnya sesaat sebelum menatap tiga gadis cantik yang telah berada di sisi ranjang yang ia gunakan. Yein menatap lekat ketiga gadis itu lalu melirik nametag yang mereka gunakan.

Gadis cantik berambut hitam dengan ujung berwarna hijau, kulit putih bersih dan salah satu dari yang berteriak tadi, Asyafa Dahyun Az-Zahra. Gadis yang yein yakini sebagai ketua (?) geng mereka dan juga gadis bar-bar yang suka membully, namun memiliki sifat yang baik jika bersama ketiga sahabatnya.

Sinbi Ain Nur Amira, gadis cantik yang memiliki rambut di atas bahu berwarna sedikit coklat. Salah satu yang berteriak tadi dan memiliki sifat yang sedikit tomboy, bar-bar dan humorise. Melalui ingatan milik yein, sinbi ini orangnya acuh dan berperilaku semaunya, dia juga tidak ikut campur urusan dahyun yang suka membully, hanya diam dan terkadang menyoraki agar suasana meriah katanya.

Umi Ilmi Aghnia yang kerap di sapa Umji, kalau kata sinbi agar mereka tidak sibuk mencari si abi. Umji ini seseorang yang paling sederhana dari ke empatnya. Sifatnya lebih kalem dan lebih pintar dari yang lainnya. Walau lebih baik dari pada temannya, namun bagi yeye itu semua sama saja kalau tidak membantu si korban bully sang teman. Umji hanya akan diam saat melihat dahyun atau yein membully lalu kalau bosan dia akan berlalu menuju kelas dan belajar di sana. Dia ini tipikal tenang dan acuh.

"Yein !!. Ihhh kok melamun sih, di ajak ngobrol juga !!" pekik dahyun kesal.

Yein mengerjabkan kedua matanya lalu menatap ketiganya dengan kikuk, ini pertama kalinya bagi dirinya di ajak berbicara santai layaknya teman. karena di tubuhnya sebagai yeye, ia tidak memiliki teman dekat satu pun.

"Maaf."ucapnya pelan.

Dahyun dan sinbi terlihat menatap yein dengan terkejut. Ini pertama kalinya yein meminta maaf dengan santai seperti ini, karena setahu mereka yein ini orangnya egois.

"Lo gak papa?."

Yein menoleh ke arah umji lalu tersenyum tipis. "Sudah baik-baik saja."jawabnya kalem.

Umji menaikkan sebelah alisnya bingung, ia merasa heran dengan sikap yein yang berubah kalem ini. Ia fikir setelah sadar dari pingsannya, yein akan mengamuk menyalahkan siapa saja yang telah membuatnya terjatuh dari tangga, namun ini tidak. Yein malah terlihat linglung.

"Hemm semuanya."

Mereka bertiga menatap ke arah yein dengan bingung. Yein sendiri kini tengah memilin jari telunjuknya. Dia telah memiliki rencana, berhubung dia tidak bisa berubah secara mendadak karena takut terlalu menonjol jadi dia memutuskan untuk perlahan saja berubahnya.

"Karena jatuh dari tangga tadi pagi, aku bermimpi. dan karena mimpi itu aku memutuskan sesuatu."ucapnya gantung.

Sinbi duduk di samping yein lalu memeluk lengan kanan yein, "mimpi apa? Dan memutuskan apa?."tanyanya penasaran.

Yein menghela nafasnya sebelum berucap, "aku bermimpi melihat siksa kubur dan siksa neraka dan itu membuatku takut. Jadi aku memutuskan untuk hijrah."

Hening. Ruang UKS itu hening setelah yein menyelesaikan ucapannya. Sinbi, dahyun dan umji terlihat saling melempar tatapan, ini mereka tidak salah dengarkan?.

Yein menatap satu persatu ketiga sahabat si pemilik tubuh lalu melanjutkan ucapannya, "aku sadar jika telah memiliki banyak salah oleh karena itu, saat melihat hal mengerikan itu aku memutuskan untuk hijrah. Aku ingin berubah selagi masih memiliki kesempatan. Maaf karena terdengar tiba-tiba, jika kalian memang tak menyukai keputusanku ini, kalian bisa kok meninggalkanku. Aku enggak papa."

Sebenarnya mereka masih sedikit terkejut dengan gaya bicara yein, yang tadinya pakai lo-gue sekarang pakai aku-aku an. Dan semakin terkejut saat mendengar penuturan yein ini.

"Lo mau hijrah?."tanya sinbi tak yakin.

Yein mengangguk mantap. kini dahyun yang maju di hadapan yein, "lo gak mau bully orang lagi? Terutama cewek yang deketin nando?."tanyanya memastikan.

Yein tersenyum dan kembali mengangguk, "lagi pula sebenarnya aku itu enggak suka sama nando. Aku mendekatinya hanya untuk mencari perhatian seseorang."

"Hah? Lo serius? Siapa yang lo sukai?."tanya sinbi cepat.

Yein terkekeh pelan, "iya serius dan aku gak mau kasih tau siapa dia. Intinya aku enggak suka nando."

Ini sudah berapa kali yein membuat mereka terkejut.

"Jadi?."tanya yein.

Sinbi yang mendengar pertanyaan yein itu langsung memukul pelan bahu sang teman, "lo anggep pertemanan kita itu apa hah?, tentu saja kami gak bakal ninggalin lo. Kami bakal dukung apapun yang lo pilih selagi itu memang baik untuk lo, jangan pernah ragukan pertemanan kita."protesnya.

Yein menatap sinbi lalu beralih ke dahyun yang mengangguk membenarkan ucapan sinbi itu, kemudian dia melirik umji yang diam itu.

Umji yang di tatap itupun tersenyum lembut, "kami akan mendukungmu yein. Lagi pula hijrah itu adalah hal yang baik, kalau kamu mau aku akan menemanimu untuk hijrah."

"Kamu yakin?."tanya yein dengan senang.

Umji mengangguk, "gue eh a...aku juga merasa kalau sudah saatnya aku menjaga auratku." ujarnya kikuk.

Sinbi bertepuk tangan dengan kencang, tak lupa juga senyum cerah di wajah cantiknya. "Selamat untuk kalian berdua !!. Oh iya, gue kayaknya belum bisa mengikuti jejak kalian, gue masih nyaman kayak gini. Maaf."

Yein merangkul sinbi lalu berkata, "tidak apa, perubahan itu butuh proses. Sekarang kamu lihat aku dan umji berubah, mana tahu besoknya Allah menggerakkan hatimu untuk ikut berubah."

Dahyun ikut berbicara, "gue sama seperti sinbi, masih nyaman seperti ini."

Kini yein menatap ke arah dahyun, "tidak apa. Yang penting kamu mendukung aku dan, mau kan perlahan merubah diri?."

Dahyun mengerjabkan kedua matanya, tatapan penuh harap milik yein membuat hatinya menghangat. Selama ini, yein itu tipikal orang yang egois dan selalu menatap dengan sombong, walau begitu dia juga teman yang baik. Dan saat mendapatkan tatapan penuh harap yang pengharapannya adalah hal baik, bagaimana bisa dahyun menolak?.

"Tentu saja. Aku juga akan mulai belajar."

Ruangan itu terasa hangat akibat aura persahabatan yang mereka ciptakan. Untuk pertama kalinya yein merasakan pertemanan yang tulus seperti ini.

"Nanti sepulang sekolah langsung ke TU untuk beli seragam panjang. terus kita lanjut ke mall untuk beli baju muslim, bagaimana?."saran umji.

"Ayok lah, gaskeun !!"teriak dahyun senang.

Yein terkekeh, ternyata berteman dengan ketiga gadis ini tidaklah seburuk yang ia pikirkan. Mereka ini orang-orang baik yang mungkin kurang kasih sayang dan kurang pengertian dari keluarganya. Yein sudah bertekad, dia akan mengubah pandangan orang-orang pada dirinya dan ketiga teman barunya. Mereka berempat, bisa berubah menjadi lebih baik lagi.

















T.B.C




Aku tau nih ff gaje banget, tapi ahh sudahlah😂.















Salam Hangat, Yana.

8 November 2021.


Better ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang