1

994 34 6
                                    

Bertanggung jawab, mapan, berwajah tampan, dan tak diragukan lagi merupakan idaman para wanita. Siapa sih yang tidak mengenal dia. Ya dia adalah Ivan, seorang pembisnis handal yang sudah terkenal dimana - mana. Orang - orang yang dekat dengannya selalu menyebut dirinya seseorang yang bisa melakukan segalanya. Apapun peluang yang menghasilkan keuntungan dia selalu melakukannya, asalkan itu masih positif. Namun satu kekurangan dia, dia tidak memiliki seseorang yang mendampingnya di dalam hidupnya, seorang wanita yang menemaninya di kala susah dan senang. Walaupun banyak wanita mendekatinya, tidak seorang pun yang mampu merebut hatinya, entah mengapa Ivan merasa dia tidak pernah tertarik untuk menjalin hubungan dengan seorang wanita, dia hanya memikirkan bagaimana cara agar bisnisnya berkembang dengan pesat. Sampai di suatu ketika...
"Bro... Lo gak cape sendiri mulu, coba lihat gue udah nikah, udah punya anak... Tiga lagi.. Lah lo kapan? " Tanya Bensu. Bensu merupakan sahabat Ivan sekaligus rekan bisnis Ivan. Bisa di katakan yang mendorong Ivan terjun ke dunia bisnis ialah Bensu. Perusahaan mereka berdua bisa di katakan saling menyokong satu sama lain...
"Gue juga mau punya pasangan, tapi siapa?" Jawab Ivan.
"Kan di sekitar lo banyak cewek tu, kenapa gak coba lo deketin dulu. Siapa tau ada yang nyangkut. "
"Entar deh gue pikir - pikir dulu" Ucap Ivan berlalu pergi dari hadapan Bensu.
"Udah emang lo gak niat cari cewek aja" Teriak Bensu pada Ivan. Sedangkan Ivan yang mendengar teriakan Bensu tidak menghiraukan hal itu, dia tetap melanjutkan langkahnya.
"Ish... Emang susah di bilangin tu orang... Apa jangan - jangan dia suka sama sesama jenis... ih ngeri, gue harus ngelakuin apa pun biar dia punya cewek. Tapi gimana caranya yah?" Gumam Bensu..

Di sisi lain, Ivan yang sedang menuju ke sebuah tempat di mana dia harus bertemu rekan bisnisnya untuk membahas suatu project.
"Masih ada 1 jam, gue ngapain yah?" Gumam Ivan... Karena merasa bosan menunggu Ivan memutuskan untuk berjalan mengelilingi taman yang kebetulan tidak jauh dari tempat pertemuannya...
Namun tiba - tiba langkahnya terhenti ketika melihat seorang wanita bertubuh mungil dengan wajah yang imut duduk di salah satu bangku taman dengan memandang kearah depan dengan pandangan kosong...
Entah apa yang sedang merasuki Ivan dia menghampiri wanita itu dan mengambil posisi duduk di sebelahnya...
Ivan mengamati orang tersebut dari atas sampai bawah, yang membuat wanita itu melihat kearah Ivan dengan tatapan yang sulit di artikan...
"Eh... Maaf" Kata Ivan setelah sadar dengan apa yang dia lakukan.
Sedangkan wanita itu hanya diam dan berlalu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun...
"Aneh... "Satu Kata itu yang Ivan ucapkan dan setelah itu dia beranjak pergi dari sana menuju ketempat dimana dia harus melakukan pertemuan.


Pertemuan yang Ivan lakukan dengan rekan bisnisnya kini telah berakhir... Kini Ivan dalam perjalanan menuju perusahaannya. Jalan yang terlihat sunyi membuat Ivan mengendarai kendaraannya dengan santai sambil mendengarkan lagu kesukaannya. Apalagi di luar sana hari yang sedikit mendung, di temani dengan rintik hujan yang sedikit demi sedikit membasahi jalanan. Namun di tengah perjalanannya, mobil Ivan tiba - tiba terhenti. Ivan keluar dari mobil dengan membawa payungnya untuk memeriksa apa yang terjadi dengan mobilnya itu.
"Astaga penyakit nya kambuh lagi" Ucap Ivan sambil melihat - lihat mesin mobilnya yang mengeluarkan sedikit asap...
"Mana ponsel gue mati lagi... Gimana nih” Gumam Ivan dan segera memasuki mobilnya lagi... Ivan hanya bisa pasrah menunggu hujan berhenti sambil menatap keluar jendela.
"Huh.. Tau gini gue ngajak Roby tadi" Roby merupakan salah satu assisten Ivan, yang membantunya untuk urusan perusahaan.


Kurang lebih 10 menit sudah Ivan hanya duduk diam di dalam mobil... Hingga tiba - tiba tampak dari spion mobil seseorang berjalan dari belakang di tengah hujan yang begitu deras itu..
"Gila hujan - hujan gini jalan kaki, apa gak kedinginan? " Ucap Ivan masih menatap ke arah spion mobilnya...
"Eh kok kaya kenal ya mukanya? " Ucap Ivan tiba - tiba.. Ivan mencoba mengingat - ingat siapa orang tersebut...
"Astaga tu kan cewek aneh itu" Ucap Ivan lagi, namun kali ini dia mengucapkannya di dalam hati.
"Ngapain dia hujan - hujan jalan kaki gitu, ada gilanya" Ucap Ivan. Namun kali ini Ivan tidak melakukan apa pun, dia hanya melihat wanita itu yang kini berjalan melewati mobilnya... Wanita itu mulai agak menjauh dari depan mobil Ivan hingga tiba - tiba...Langkah wanita itu terhenti dan wanita itu terjatuh di tengah - tengah hujan deras itu.. Ivan yang melihat hal itu refleks keluar dari mobil menghampiri wanita itu...
"Mbak... Bangun mbak... Mbak kenapa?" Ucap Ivan sambil menepuk - nepuk pipi wanita itu yang ternyata kini sudah tidak sadarkan diri...
"Astaga gue harus gimana" Ucap Ivan kalang kabut sambil melihat - lihat sekeliling... Hingga pandangan Ivan terhenti pada satu jalan yang memiliki papan bertulis Rumah sakit Harapan 50 meter lagi. Ivan segera menggendong wanita itu dan membawanya ke rumah sakit tersebut dengan susah payah...

Sesampainya di Rumah Sakit Ivan segera menyerahkan wanita itu ke pada pihak rumah sakit tidak lupa juga dia menjelaskan apa yang terjadi dengan wanita itu.
Karena Ivan yang sudah basah kuyup sehingga dia meminjam ponsel salah satu perawat yang berada di sana untuk menelpon assistennya untuk menjemputnya pulang...
"Hallo Rob, jemput saya di Rumah Sakit Harapan" Kata Ivan
"Baik Pak saya segera ke sana? Tapi pak mobil bapak dimana?" Tanya Roby di ujung telepon.
"Mobil saya mogok. Nanti telpon mobil derek untuk angkut mobil saya, terus antar ke bengkel." Kata Ivan
"Baik Pak" Ucap Roby
"Yaudah jemput saya sekarang, pelan - pelan aja bawa mobilnya lagi hujan, jalanan pada licin." Kata Ivan
"Baik pak saya akan berhati - hati" Ucap Roby dan setelah itu Ivan mengakhiri panggilan telpon itu.



"Maaf Sus.. Untuk wanita yang saya bawa tadi, dia tidak apa - apa kan?" Kata Ivan setelah melihat seorang perawat keluar dari kamar wanita yang Ivan bawa itu.
"Untuk saat ini kondisinya tidak lah baik, demamnya sangat tinggi, dan dia terkena tifus" Kata Suster tersebut dan Ivan hanya mengangguk - anggukan kepala tidak tau harus bereaksi seperti apa.
"Kalau boleh tau bapak ini pacarnya dia yah?" Sambung suster itu lagi...
"Waduh...saya bukan pacarnya, tadi kebetulan saya melihat dia pingsan di tengah jalan... Jadi saya bawa saja dia kesini" Kata Ivan menjelaskan.
"Kalau begitu bapak tau namanya?" Kata suster itu...
"Saya tidak tau namanya Sus.. Nanti kalau dia sudah sadar langsung tanya dia saja.. Untuk urusan administrasi nanti saya yang urus dan saya titip ini untuk dia" Kata Ivan menjelaskan dan tidak lupa dia memberi sebuah kartu yang tertera namanya di sana.


Kini Ivan sudah tiba di rumahnya, berbaring di atas kasur kesayangannya tidak lupa dengan sebuah ponsel di tangannya... Dia sedang menonton sebuah drama yang sedang populer saat ini... Namun sebetulnya Ivan tidak terlalu fokus menonton drama itu, pikirannya hanya berfokus pada sosok wanita yang tidak dia ketahui namanya itu... Entah mengapa setiap dia memikirkan wanita itu dia selalu tersenyum membayangkan betapa cantiknya wanita itu, sebelumnya Ivan tidak pernah merasa seperti ini. Rasa yang tidak bisa di jelaskan dengan kata - kata... Hanya dengan membayangkan wajah wanita itu, jantung Ivan sudah berdetak tidak karuan...


Enjoy guys..
Semoga kalian suka sama cerita yang aku buat..
Jangan lupa Vote sama Comment yah...


Penantian PanjangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang