BAB 3

382 27 1
                                    

Tujuh belas tahun, ya tidak terasa waktu berjalan sangat cepat, dan selama ini jaemin menjalani hidupnya dengan sifat barunya yg pendiam dan sering melamun seperti saat ini, jaemin berdiri di balkon apartemen miliknya dan Jeno.

Menatap pemandangan di malam hari di kota yg saat ini dia tempati. Winnipeg kota yg mereka tinggali selama tujuh belas tahun ini. Mengusap perut nya yg kini membuncit, ya saat ini jaemin tengah mengandung anak kedua mereka.

walaupun akan memiliki adik untuk putranya. jaemin Tidak bisa melepaskan bayangan JiSung dari hidup nya dan Jeno suami dari jaemin selama ini selalu menyibutkan dirinya untuk melepaskan bayangan JiSung. Walaupun begitu Jeno selalu memantau jaemin dan selalu ada untuk jaemin saat istrinya membutuhkan nya.

Jaemin tersentak saat seseorang memeluknya dari belakang dan menyandarkan kepalanya di bahunya, jaemin tau kalo yg tengah memeluknya saat ini adalah suaminya.

"Kau sudah pulang" pertanyaan itu selalu Jeno dengar setiap dia pulang, jaemin tidak akan menyadari jika dirinya pulang dan selalu mendapati sang istri yg melamun di balkon apartemen mereka.

Memilih tidak menjawab pertanyaan jaemin jeno malah mengatakan hal lain "Sayang liat aku" Jeno membalikan tubuh jaemin tepat ke arahnya, Jeno meneliti wajah manis di depannya.

"wajah ini sudah kehilangan binarnya selama tujuh belas tahun" kata jeno dan mengusap wajah jaemin.

Jaemin menunduk dan menyingkirkan tangan Jeno dari wajahnya "aku akan menyediakan air panas untuk mu mandi" jaemin berjalan masuk ke dalam meninggal kan Jeno yg menatap dirinya sendu.

Jeno menghela nafas dan mengalihkan tatapan nya ke langit yg saat ini terdapat banyak bintang.

"JiSung " lirih Jeno memanggil putranya, sudah tujuh belas tahun, Jeno Tidak menyadari jika putra nya sudah meninggalkan mereka selama ini. Mungkin jika putra nya hidup mungkin dia sudah berumur tujuh belas tahun. Mengingat hal itu membuat dada Jeno sesak kembali.

***
Di kota yg berbeda yaitu Korea Selatan seorang pemuda tampan sedang berjalan mengendap-endap masuk ke dalam rumah. Sebelum mencapai tangga, lampu di ruang tamu menyalah. Terlihat seorang pria manis yg tengah menatapnya tajam, membuat pemuda itu menelan ludah nya gugup sungguh tatapan yg di berika pria manis itu membuat tubuhnya kaku.

"Jam berapa ini park Andy" pertanyaan itu membuat pemuda yg bernama Andy itu menelan ludah nya kembali. Pria manis yg menunggu jawaban pemuda itu menghela nafas dan melangkah menghampiri nya membuat pemuda itu tambah menegang.

"Andy eomma bertanya kepada mu sayang" pria manis itu sudah berdiri di depan sang pemuda. Dan pria manis itu langsung memeluk tubuh pemuda yg berada di depannya

"Eomma khawatir sayang jangan lakukang hal ini lagi ya" kata pria itu membuat pemuda yg berada dalam pelukannya menangguk

"Maaf eomma sudah membuat eomma khawatir" jawab Andy dan membalas pelukan eomma nya

"Iya tidak apa apa asalakan anak eomma yg tampan ini tidak mengulangi kesalahannya lagi Oky" kata Baekhyun ya pria manis itu adalah park Baekhyun istri dari park Chanyeol.

"Iya eomma" kata Andy

"Yasudah kamu mandi terus istrirahat ya" kata Baekhyun dan melepaskan pelukannya. Andy pemuda itu pun menangguk dan melangkah naik ke lantai atas

"Sayang"

Baekhyun menoleh saat mendapati sang suami yg menatap nya lesu membuat Baekhyun terkekeh

"sudah lah aku ingin tidur ini sudah sangat malam Chanyeol ku sayang" dan berbalik berjalan ke arah kamarnya membuat wajah Chanyeol tambah murung.

***
Saat ini Jeno dan jaemin tengah makan malam dengan keadaan hening. setelah beberapa menit mereka pun selesai, jaemin langsung memberes kan bekas makan mereka. Jeno dia masih duduk dan melihat apa saja yg di lakukang oleh istrinya.

Setelah semua beres jaemin kembali ke meja makan dengan membawa coklat panas untuk dirinya dan Jeno.

jaemin duduk dan menatap Jeno dengan kening berkerut."ada apa" tanya jaemin

Jeno menghela nafas "jaemin" panggil Jeno dan jaemin hanya menatap nya bingung, menghela nafas sekali lagi dan kembali melanjutkan perkataannya

"Begini kau tau anak Mark hyung, chenle dia akan berulang tahun dua hari lagi dan dia meminta kita untuk datang merayakan ulang tahun nya" jaemin terdiam mendengar kan apa yg suami nya katakan.

Jeno yg melihat hal itu pun membuka suara nya lagi "baiklah klo kau tidak ingin pulang kekorea Tidak apa apa, aku akan menelpon haechan dan memberi tau nya klo kita tidak bisa datang"

Baru saja Jeno ingin menelpon haechan kakak ipar nya jaemin menghentikan nya.

"kenapa kau bilang aku Tidak ingin pulang Jeno, kita akan pulang besok lagi pula chenle sudah berusia delapan belas tahun kan dan selama ini kita hanya mengirimkan kado untuknya, Kita tidak pernah merayakan ulang tahunnya" jaemin mengambil jeda dan menunduk meremas tangannya

"Lagi pula aku harus berdamai dengan masa lalu ku, aku Tidak ingin terus terpuruk Jeno" nada suara jaemin melemah. Jeno yg menyadari klo istrinya saat ini tengah menahan tangisnya pun langsung mengenggam tangan istrinya membuat jaemin mengangkat kepalanya.

"Aku akan membantu mu sayang, aku yakin JiSung akan bahagia di atas sana klo kita juga bahagia" kata Jeno mengusap tangan jaemin dan tersenyum, jaemin yg melihat sang suami tersenyum pun ikut tersenyum walaupun air mata terus meluncur di pipinya.

"Terimakasih Jeno kau selalu ada untukku, terima kasih Daddy nya JiSung" kata jaemin Jeno mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata jaemin dan mencium tangan jaemin.

"Kita harus kuat Nana untuk JiSung dan untuk bayi kita" kata Jeno

"Iya Jeno iya" jawab jaemin dengan air mata yg semakin deras meluncur dan Jeno pun ikut menangis melihat jaemin menangis. Bukankah mereka adalah pasangan serasi seling mendukung dan melengkapi.
-
-
-
-

Hai hai gimana ceritanya bagus gak? Maaf ya klo ceritanya gak bagus dan gak sesuai sama selera kalian, dan maaf klo kebanyakan typo soalnya ini baru pertama kali aku bikin cerita jadi mohon bantuan nya hehehe. btw jangan lupa vote dan komen ya.

Terima kasih udh baca cerita nya 😄

painful loss [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang