BAB 2

485 26 1
                                    

Jaemin menatap pemandangan dari luar jendela kamar inapnya sembari memeluk selimut milik sang putra. Sesekali dia mencium dan menghirup aroma putranya yg masih menempel di selimut itu.

Jeno yg dari tadi berdiri di ambang pintu hanya bisa terdiam menatap jaemin. Dua hari ya dua hari Jeno tidak berani menemui sang istri karena takut seperti kejadian saat Jeno menghampiri nya jaemin megamuk dan menyuruhnya pergi dari kamar inap nya.

Jeno menoleh saat merasakan usapan di bahunya, mendapati sang ibu yg tersenyum ke arahnya " berikan semangat ke dia sayang, istri mu sangat membutuhkan mu setelah kejadian ini" kata Taeyong membuat Jeno terdiam dan kembali menatap jaemin

"Ayok temuin dia Jeno dia sangat membutuhkan pelukan suaminya" Taeyong sekali lagi memberi kan semangat untuk putra nya yg terlihat ragu menghampiri istrinya.

Jeno menghirup nafas dalam dan menghembuskanya dan setelahnya melangkah masuk menghampiri istrinya. Jaemin yg menyadari seseorang berjalan ke arahnya menoleh dan langsung memasang wajah yg ingin marah membuat Jeno menghentikan langkahnya.

"Siapa yg menyuruhmu datang ke sini Jung Jeno"

Jeno terdiam dan menatap jaemin sendu. Taeyong yg melihat hal itu ingin menghampirinya tapi di tahan oleh sang suami

"kita tidak perlu mencampuri urusan mereka sayang, biarkan anak anak yg menyelesaikannya sendiri aku yakin Jeno bisa menghibur istrinya" jelas sang suami membuat Taeyong hanya mampu menangguk dan menatap kembali ke arah sang putra dan menantu nya.

"Nana" panggil Jeno lirih

"Jangan memanggil ku Jung Jeno aku tidak ingin kau memanggil ku tidak ingin" pekik jaemin membuat Jeno terdiam kembali.

Jaemin yg melihat Jeno terdiam pun melanjutkan perkataannya yg selama dua hari ini ingin iya keluarkan untuk suaminya itu.

"Kau tau Jeno saat ini aku sangat membenci mu sangat" kata jaemin dengan menatap jeno tajam

"Kenapa Jeno kenapa kau melupakan putra kita di saat kejadian itu kenapa" nada jaemin melemah

"Karena mu aku harus kehilangan putra ku putra kita" dan tangisan pilu itu pun kembali terdengar jaemin menjatuhkan tubuh nya ke lantai dengan tangan yg masih setia memeluk selimut putranya.

Jeno yg melihat jaemin hancur pun ikut hancur. Jeno menghampiri jaemin dan langsung memeluk tubuh lemah itu. Jaemin menbrontak ingin di lepaskan, tapi Jeno semakin erat memeluk tubuh jaemin membuat jaemin melemah dan membalas pelukan Jeno. Dan keduanya pun menangis berpelukan, taeyong dan sang suami yg melihat itu pun ikut menangis.

***
Pria park memandang ke arah ranjang yg di isi anak yg dia temukan di pinggir sungai Han, anak itu menatapnya sembari mengedip ngedipkan mata sipit nya membuat pria park itu tertawa gemas melihat anak itu. Pintu ruangan itu terbuka menampak kan pria tampan yg memakai seragam sekolah menengah atas.

Pria park menoleh dan tersenyum melihat pria tampan itu "Sehun appa pikir kamu tidak akan datang menemui adik mu" pria yg di panggil Sehun itu melangkah ke arah pria park. matanya menangka seorang balita yg berada di ranjang.

Setelah sampai Sehun mengulurkan tangannya dan mengusap rambut anak itu "appa anak siapa ini" tanyanya

Pria park tersenyum "dia adik mu, park Andy" Sehun berhenti mengusap rambut anak itu dan menatap ke arah appa nya dengan tatapan tajam sekaligus sendu

painful loss [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang