Prolog

4.5K 200 3
                                    

"Kau gilo?! Awak jo inyo sasuku falisha! Dak ka mungkin kalian nikah!"
(Kamu gila? Kita dan dia sesuku falisha! Gak akan mungkin kalian menikah!)

"Tapi bu, falisha jo inyo saliang mencintai, dalam agama dak Baa bu, izinan lah kami manikah bu"
(Tapi ibu, falisha dan dia saling mencintai, dalam agama gak papa bu, izinkan kami menikah bu)

"Jaan bodoh juo kau! Nio kau di kucian jo urang sakampuang! Adek wak malarang manikah sasuku!"
(Jangan bodoh kamu! Mau kamu dikucilkan oleh orang sekampung! Adat kita melarang menikah sesuku!)

"Hiks, hiks, ibu jaek, falisha dak Nio di siko lai" falisha keluar dari rumah sambil menangis, hatinya sakit karena tidak bisa bersanding dengan orang yang di cintai nya.
(Falisha gak mau tinggal disini lagi)
...

"Den serius pai dari rumah??" ucapnya kepada diri sendiri.
(Aku serius pergi dari rumah? )

"Den Nio nanangan diri, maaf falisha bu, falisha dak bisa di siko do, tarlalu sakik untuak falisha, gara-gara adek falisha dak bisa jo laki-laki yang falisha suko"
(Aku mau nenangin diri, maaf falisha bu, falisha gak bisa disini, terlalu sakit untuk falisha, gara-gara adat falisha gak bisa dengan laki-laki yang falisha suka)

Gadis itu sedang berada di bandara, ya benar dia berniat pergi ke Jawa, hanya ke pulau itu yang terlintas di benak falisha. Walaupun tidak ada kerabat falisha disana, dia tetap ingin ke Jawa, entah apa yang membuat nya kesana.

𝓓𝓮𝓪𝓻, 𝓤𝓭𝓪 𝓙𝓪𝔀𝓪! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang