Bagian 2:Danau Atas(kenangan)

1.5K 120 2
                                    

"Eh Iyo bananyo tibo" celetuk falisha karena melihat haris di balik jendela kamar nya.
(Eh, bener ternyata dia datang)

"Assalamu'alaikum" ucap haris sambil mengetuk pintu rumah falisha. Ibu falisha yang sedang menonton langsung membukakan pintu.
Falisha dan ibunya hanya tinggal berdua karena ayahnya sudah wafat 2 tahun yang lalu karena penyakit jantung.

"Wa'alaikumussalam" ibu falisha membukakan pintu. Haris tersenyum lalu mencium punggung tangan ibu falisha.
"Maaf buk, falisha nyo ado?" tanya haris dengan sopan di sertai senyuman.
(Maaf Bu, falisha nya ada?)

"Ado, iko kawan nyo falisha?" tanya ibu falisha.
(Ada, ini temennya falisha?)
Haris mengangguk"iyo bu"
(Iya bu)

"Tunggu subanta ibu panggia falisha lu, masuak lah dulu" ibu falisha mempersilahkan haris untuk masuk.
(Tunggu sebentar, ibu panggil falisha dulu, masuk saja dulu)
Haris mengangguk, dia duduk di ruang tamu.

"Falisha ko ado kawan kau di lua" ucapnya sambil mengetuk pintu kamar falisha
(Falisha ada temen kamu di luar)

"Iyo bu, subanta" balasnya.
(Iya bu, sebentar)
Falisha keluar dari kamar, dia menggunakan baju gamis dengan hijab yang senada, sejak kecil ibu falisha selalu mengajari nya untuk terus menggunakan hijab dan gamis.

"Bu falisha pai subanta yo jo kawan falisha, namo nyo haris, falisha beko pulang sekitar jam sangah anam" jelas falisha.
(Bu falisha pergi sebentar ya dengan temen falisha, namanya haris, nanti falisha pulang sekitar jam setengah enam)

"Jadih, elok-elok dih, kana taruh pesan ibu" falisha mencium tangan ibunya.
(Oke, Hati-hati, ingat terus pesan ibu)

"Iyo bu"
(Iya bu)

"Nak haris tolong ibu jago falisha yo" pesan ibu falisha, haris membalasnya dengan anggukan.
(Nak haris tolong ibu jaga falisha ya)

"Siap bu, haris jo falisha pai lu" haris mencium tangan ibu falisha dan di susul falisha.
(Siap bu, haris dan falisha pergi dulu)

...

Suasana di dalam mobil hanya ada keheningan. Keduanya tak saling berbicara entah haris yang canggung atau falisha yang tidak ada topik.
"Hmmm, kiro-kiro falisha nio kamaa?" tanya haris , dia membuka obrolan dengan falisha.
(Hmm, Kira-kira falisha mau kemana?)

"Terserah se, sha ikuik haris se" jawab falisha sambil memperhatikan jalanan.
(Terserah saja, sha ikut haris)

"Kalau wak pai ka danau, baa?" tanya haris sekali lagi, jujur haris sangat bingung saat ini. Ini kali pertamanya membawa seorang gadis pergi jalan. Belum pernah dia pergi dengan cewek jadi wajar saja dia tidak tau mau mengajak nya kemana.
(Kalau kita pergi ke danau, gimana?)

"Buliah juo" jawab falisha dengan seutas senyuman,
(Boleh juga)

Haris melajukan mobilnya ke danau kembar tepatnya di danau atas alahan panjang. Tidak jauh dari rumah falisha.

...

Falisha menikmati terpaan angin danau yang menyejukkan pikiran dan badannya. Sudah lama sekali dia tidak pergi kesini setelah ayahnya tiada.
Haris kagum dengan kecantikan falisha, sangat cantik. Tanpa di sadari haris memotret falisha diam diam. Sangat disayangkan kalau dia tidak mengabadikan momen ini. Tapi dirinya tersentak, dia harus meminta izin dulu kepada falisha, dengan keberanian haris membuka suara.

𝓓𝓮𝓪𝓻, 𝓤𝓭𝓪 𝓙𝓪𝔀𝓪! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang