IKON — Flower
•----•
"Lo kenapa sih Ka dari tadi diem aja?".
Gadis itu menoleh sebentar ke samping kiri dimana kini Anya tengah menatap dengan sorot mata yang begitu mengintimidasi. Bahkan air mukanya saja, seakan memberi Ruka intrupsi untuk segera memberi jawaban.
"Gue gak papa..". Jawab Ruka seadanya.
"Cewek banget sih jawaban lo". Itu Harum yang menyahut. Sama halnya dengan Anya, Harum mencibir dengan raut wajah penuh selidik.
Ruka hanya menghela nafas kasar saja. Sembari ia menutup laptop menghindar dari tumpukan tugas kuliah, dan sejenak menyedot milkshake di atas meja.
Ya. Ruka dan teman-teman semasa SMAnya. Walaupun udah berbeda jurusan tapi mereka tetap akrab karena satu kampus. Dan kini tengah menikmati sore hari yang cerah dengan nongki-nongki santai di kafe langganan mereka yang dekat dengan area kampus.
"Terus gue harus jawab yang gimana?". Ruka pun jengah dengan ucapan Harum yang benar-benar membuatnya tertohok. "Harus gue jawab kalo hati gue ini emang lagi gak baik-baik aja?".
"Kalo emang itu kenyataannya, bukannya lebih baik dari pada harus di pendam?". Balas Anya lagi. "Cukup sekali Ka, dulu lo gak anggap kita sahabat yang seakan-akan gak pernah mau dengerin curahan hati lo!".
Kata-kata Anya pedas ya?. Dengan kalimatnya yang tidak terlalu panjang itu cukup membuat Ruka langsung terdiam.
Bener juga apa yang di bilang gadis itu, karena sikap egois Ruka kala itu mampu membuat ia lupa kalo ia punya sahabat yang senantiasa masih mau dengerin curhatannya. Makanya diantara sahabat lainnya, Anya dan Harum yang paling gencar dalam mencibir Ruka. Dan cuman dua orang itu yang terakhir kali memaafkannya atas kejadian 3 tahun lalu.
"Hati lo gak baik-baik aja gara-gara sikap bang Panji kemarin di acara pertunangan bang Yohan kan kak?". Kali ini Laura yang melemparkan pertanyaan.
Sebuah pertanyaan yang tepat sekali harus Ruka jawab iya. Sesuai dengan perasaan campur aduk yang ada dalam hatinya. Tapi, untuk kali ini Ruka sedang malas untuk membahasnya. Kalo di ingat-ingat, rasanya sakit kalo sekarang cowok itu benar-benar mengabaikannya.
"Gue gak mau bahas itu Ra..". Jawab Ruka acuh dan kembali membuka layar laptop.
"Udah terlanjur di bahas, Udah lanjutin!". Anya menekan.
Ah melawan Anya itu percuma. Dia tidak mau begitu saja harus di lewatkan. Jadi dengan nafas yang berat Ruka mencoba untuk mengambil suara.
"Dia emang udah berubah. Udah 2 kali gue ketemu sama dia, tapi sikapnya tetep aja acuh sama gue..". Cerita gadis itu akhirnya.
"2 kali? Emang dimana aja lo ketemu dia sampai 2 kali?". Tanya Safa.
"Di tunangan bang Yohan sama kemarin di taman kota".
"Terus lo bilang apa atau di bilang apa pas di taman kota?".
"Gak ada yang di bicarakan..".
"Harusnya lo itu lebih berani Ruka. Lo bicarain semuanya, ada hal yang harus di selesaikan karena gue rasa lo sama dia itu masih gantung". Timpal Pharita kasih saran.
Ruka berdecak.
"Udah gue coba. Tapi gue gak bisa. Karena gue rasa itu percuma. Dianya menghindar dan gak mau kalo gue coba bicara.."."Terlalu sakit hati banget kali ya si Panji?". Gumam Safa yang masih di dengar Ruka.
Ah sudahlah Ruka sudah benar-benar tidak ingin membahas cowok itu. Semakin ia mengingat, semakin sakit saja hatinya perihal sikapnya.
"Udah deh gak usah bahas lagi. Lagian udah cukup 2 kali aja gue ketemu sama dia. Gue harap gak ada lagi pertemuan antara gue sama dia. Gue nyerah..". Keluh Ruka dengan deru nafas menggebu-gebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REUNI? (RUKA-JIHOON)
Teen FictionApa itu Reuni? Pertemuan kembali? Pertemuan seperti apa? Pertemuan untuk kembali menjalin hubungan yang sempat terhenti maksudmu? -Sheina Ruka-