Bahagia

12 4 0
                                    

"bangun kalian hey, katanya sabtu pengen jalan-jalan" ucap rendra

adik adiknya terlihat masih sangat nyenyak, sedangkan rendra sudah bangun untuk menyiapkan sarapan pagi. sabtu pagi ini mereka berencana untuk pergi ke sebuah taman yang dimana banyak terdapat jajanan pinggir jalan yang terkenal enak. rendra juga telah berjanji untuk membelika ara tas baru untuk ke sekolah.

"abang sarapan pagi ini apa?" tanya januar

"maaf abang cuma bisa kasih yang simple aja, abang bikin sayur sop sama telur"

"wah abang ini udah lebih dari cukup sih" ucap haikal

"abang ikut makan, pokoknya ikut" ucap jefri

"iya abang ih, gak lapar apa bang?" tanya ara

"liat kalian makan udah buat abang kenyang kok. udah yu makan, abang mau beresin dapur dulu. nanti abang nyusul"

 rendra tersenyum kearah mereka yang sedang lahap memakan masakannya. ia bersyukur karena masih bisa memberikan adik-adiknya makanan yang bergizi meski terkadang ia tidak makan sama sekali.

"abang ayo makan" ajak januar

"udah kalian makan yang banyak biar tumbuh tinggi, jangan kaya abang pendek"

semuanya tertawa, tapi memang benar dalam kenyataanya rendra lebih pendek dari pada adik-adiknya terkecuali ara. akhirnya rendra ikut sarapan bersama meski hanya sedikit. 

"abang janji mau beliin ara tas kan?" tanya ara

"iya ara abang beliin" ucap rendra

"ah abang mah, jefri minta tas gak dibeliin"

"ya ampun jefri, kan itu yang kamu biasa pake baru abang beliin 1 bulan yang lalu"

"hehe, kan bosen bang"

ara berlari kearah toko yang menjual beberapa tas, lalu ia menunjuk salah satu tas yang sangat ia inginkan.

"ara pengen ini bang, boleh kan?"

terlihat harga dari tas itu, cukup mahal menurut rendra namun ia sudah berjanji kepada adik kecilnya ini. akhirnya ia memperbolehkan ara membeli tas itu. terlihat ara langsung tersenyum lebar dan memeluk rendra.

"bang rendra emang yang terbaik deh, abang yang lain mau beliin ara apaan nih?" 

"beliin ara otak biar rajin" jawab haikal

"beliin ara rasa malu biar gak teriak-teriak di depan umum" jawab jefri

"beliin ara abang lain biar januar bisa peluk bang rendra" jawab januar

ara yang mendengarkan jawaban abang-abangnya yang ngawur memukul mereka kesal, rendra hanya bisa tertawa melihat kelakuan adik-adiknya ini. setelah berkeliling membeli beberapa makanan ringan dan juga tas yang diinginkan ara,mereka bergegas kemabli karena langit sudah mulai gelap menandakan akan segera tiba hujan.

rendra mengganti pakaian, lalu ia merapihkan beberapa barang yang berserakan dirumahnya. januar, haikal, dan jefri sedang bermain game sedangkan ara asik melihat acara tv kesukaanya.

"sini dong ngobrol, hujan-hujan gini enaknya ngobrol sambil minum susu anget" ajak rendra

semuanya berkumpul disatu titik yang rendra tentukan, disebuah karpet bulu hangat dengan meja ditengahnya.

"abang mau tanya, kalian bahagia?" tanya rendra

"lho, abang kenapa tanya begitu? bahagia banget bang" tanya jefri

"iya bang bahagia, kenapa kita harus sedih" jawab januar

"kalian tetep bahagia meski abang yang ngurus kalian seadanya kan? apa kalian gak pernah iri teman-teman kalian bersama orang tuanya?"

"abang, kita itu bahagia banget. abang juga udah berusaha keras dan hasil yang abang dapat udah lebih dari cukup. iri sih bang, tapi mau gimana lagi kita gak bisa minta kembali bunda dan ayah kan" jawab ara

rendra tersentuh dengan jawaban adik bungsunya itu. "ara sudah besar" kata-kata itu terus mengitari kepalanya. bagaimana bisa ara sedewasa ini? sedangkan dia hanya bisa melihat bunda Dan ayah dimasa kecilnya. disaat ia berumur 8 tahun , bunda dan ayah pergi meninggalkan kami selamanya.

"abang, sebenernya abang gak usah tanya gitu kita udah bahagia bang. bener yang dibilang ara bang dan sekarang kita tinggal jalani aja dan berdoa semoga kedepannya bisa lebih baik. tolong abang juga jangan memaksakan diri, kita gak mau abang kecapekan" jawab haikal

lagi dan lagi rendra meneteskan air matanya. ia masih merasa belum pantas menjadi seorang kakak. masih banyak kekurangan dihidup mereka, namun rendra merasa sangat beruntung mendapatkan adik-adik yang sangat perhatian kepadanya.

"abang jangan nangis lagi dong, ara jadi ikut sedih"

"maaf abang lemah kaya gini, cengeng ya?"

"gpp bang, laki-laki nangis bukan menandakan dia lemah" jawab ara

rendra semakin terhanyut dalam kesedihan. adik-adiknya yang melihat itu segera memeluk dan menenangkan sang kakak yang terlihat sangat pilu itu.

"eh iya, kak rendra minggu depan ulang tahun kan?" ara mancairkan suasana

"eh iya lho...abang mau apa?" tanya januar

"ih bener mau apa bang? jefri beliin deh" jawab jefri

"alah jefri so soan, sini minta haikal aja bang" jawab haikal

rendra mulai tersenyum lagi melihat kelakuan adik-adiknya yang selalu memperebutkan dirinya.

"ada, abang pengen sesuatu dari kalian"

"apa nih bang?!" serentak menjawab

"abang ingin kalian sehat selalu, jadi anak pintar, dan satu lagi....abang pengen kalian jaga dan sayangi bunga-bunga ini seperti abang ke kalian"

Last flower | 00lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang