“Aturan itu dibuat untuk dilanggar!”
•••
Rere terpaku menatap Boss barunya yang berdiri di depan sana. Dari ujung rambut hingga ujung kakinya, tak satu senti pun lepas dari padangan Rere. Boss muda berperawakan tinggi itu sangat sulit untuk dideskripsikan oleh kata-kata. Namun, Rere pikir ada satu kata yang paling cocok.
Yaitu, GANTENG.
Wajahnya ganteng, rambutnya ganteng, hidungnya meski besar tetap ganteng, tangannya ganteng, jari-jarinya juga ganteng, kaki dan bentuk tubuhnya ganteng, bahkan suara napasnya juga terdengar ganteng.
Woy ganteng banget gilak! Gak digaji pun rela, batin Rere menjerit.
Namanya Elvan Alvian Jenandra, karyawan lain memanggilnya Pak Jen ada juga yang manggilnya Pak Elvan. Kalau panggilan sayang dari Rere yaitu Pak Boss. Umur Pak Jen mungkin belum genap 30 tahun. Jika Rere diminta untuk menerka, Rere yakin usia Pak Jen masih sekitar 27 tahunan. Ya, mungkin selisih 4 tahunan dengan usia Rere sekarang yang baru akan memasuki angka monyet yaitu 23.
Entah kebaikan apa yang telah Rere lakukan di kehidupan sebelumnya, hingga diberikan kesempatan menjadi sekretaris boss ganteng dengan wajah bagaikan pahatan patung dewa Yunani. Kalau dilihat dari jari-jari kekarnya, belum ada tanda-tanda cincin pernikahan ataupun pertunangan.
Pepet jangan nih?
Pepet lah masa enggak!“Jadi begitu peraturan bekerja dengan saya.” Pak Jen mengakhiri penjelasannya.
Rere mengerjap beberapa kali saat menyadari kalau seharusnya dia tidak boleh menghayal seperti tadi. Entah apa yang dikatakan Pak Jen barusan, Rere sama sekali tak mendengarnya. Rere pikir, hari pertama kerja itu gak terlalu penting. Iya gak sih? Sama seperti sekolah dan kuliah.
Jangan dihujat! Please!
Maklumi, Rere itu fresh graduate dengan pengalaman nol. Jadi, belum mengerti dengan kejamnya dunia kerja.
Sebulan yang lalu, Rere coba-coba untuk melamar pekerjaan sebagai sekretaris di Orion Engineers and Constructors, salah satu perusahaan kontruksi yang berpusat di daerah Serpong, Tanggerang Selatan. Sepertinya Dewi Fortuna sedang berpihak pada Rere, Rere langsung diterima dengan satu kali wawancara dan sekarang Rere menjabat sebagai sekretaris pribadi dari CEO-nya langsung.
“Kamu mengerti, ‘kan?” tanya Pak Jen.
Rere mengangguk dengan mantap. “Sangat mengerti!” ucapnya dengan percaya diri.
“Jadi, regulasi pertama berisi?” tanya Pak Jen.
“Re-regulasi?” Kening Rere langsung mengerut. “Maksud Pak Boss, regulasi apa, ya?” tanyanya sambil nyengir watados.
Pak Jen terlihat membuka kancing jasnya, dia juga melepaskan jas biru dongker itu hingga terlihat bagaimana dada bidangnya terbentuk di balik kemeja putih yang tipis.
Rere hanya menelan ludahnya dengan kasar. Rere yakin, di balik kemeja tipis itu ada papan cucian.
Sambil menggulung lengan kemejanya, Pak Jen mendekati Rere. “Saya sangat anti untuk mengulangi hal yang sama. Tapi, karena hari ini kamu pakai rok pendek di atas lutut, jadi saya beri pengecualian,” ucapnya.
Seketika, Rere mencoba untuk sedikit menurunkan roknya. Rok yang Rere pakai memang terkesan minim, setengah pahanya terlihat jelas. Rok tenis itu sengaja Rere padukan dengan blazer berwarna senada.
“Maaf Pak Boss, besok-besok saya akan pakai celana panjang,”ucap Rere.
“No! No! Saya suka,” timpal Pak Jen.
Hah?! Suka? batin Rere bertanya.
“JADI!”
Ucapan Pak Jen yang sedikit menyentak langsung membuat Rere terperanjat kaget. Gadis itu memegangi dadanya yang serasa mau copot. Eh, bukan dada yang mau copot, tapi jantungnya yang hampir copot karena terkejut.
“Regulasi pertama ....”
Saat Pak Jen mulai berbicara, Rere buru-buru membuka ponselnya dengan cepat.
“Eh, kenapa kamu malah main ponsel, gak sopan!” Pak Jen menatap ponsel hitam Rere dengan tajam.
“Rekam suara Pak Boss. Biar gak lupa!” sahut Rere jujur.
“Kenapa gak dicatat?” tanya Pak Jen.
“Ada cara yang mudah, kenapa harus dengan cara yang sulit?” timpal Rere.
Pak Jen mengangguk-anggukkan kepalanya samar. “Oke, saya suka itu! Jadi regulasi pertama, bagi Sekretaris, Boss adalah Raja,” ucapnya.
“Kedua, Bagi Sekretaris, Boss adalah Raja.”
“Ketiga, Bagi sekretaris, Boss adalah Raja.”Rere kembali mengerutkan keningnya saat merasa ada yang enggak beres dengan ucapan Boss-nya itu. “Pak Boss, kok sama semua?” tanyanya.
“Di sini, siapa Boss-nya?” Pak Jen malah balik bertanya.
“Bapak!” jawab Rere cepat.
“Jadi bagi sekretaris ....” Pak Jen sengaja menggantungkan ucapannya agar Rere melanjutkan kalimat itu.
“Boss adalah Raja,” sahut Rere.
“Gadis pintar. Sekarang mulai bekerja!”
Pak Jen kembali berjalan menuju mejanya, berbeda dengan Rere yang menatap punggung Pak Jen sambil mencebikkan bibirnya seolah meledek Boss-nya itu.
“Raja katanya—” Rere langsung mengatupkan bibirnya, dia kembali tersenyum saat Pak Jen kembali membalikkan badannya. “Hehe ... mulai bekerja ‘kan, Pak Boss?”
“Oh ya, siapa nama kamu?”tanya Pak Jen.
“Rere Chila Fahrani,” jawab Rere.
“Oke Rere, ada satu aturan tambahan. Sekretaris dilarang memakai celana dan/atau rok panjang!”
<<<>>>
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSSHIT
Fanfiction"Re, saya akan hamilin kamu, kalau jadwal saya berantakan!" "Baik Pak Boss! Tapi, enak-enaknya jangan di kantor ya. Harus di hotel bintang lima. Harus level seorang CEO dong!" Bossnya kurang ajar Sekretarisnya minta dihajar. __________________ Elv...