Jam sudah menunjuk pukul 07.05 malam. Aurel diam membisu tak kala memikirkan apa yang dilakukan Cakra saat ini. Perasaannya berkecamuk tidak mengenakkan sejak kejadian dikantin sekolah.
Tidak seperti biasanya, Cakra tidak mengantarnya sampai ke apartement. Bahkan laki-laki itu menghilang sesudah jam pembelajaran selesai.
Aurel melirik ponselnya yang besih tanpa satu notifikasi apapun. Beginilah nasibnya setiap hari, gadis itu memiliki ponsel mahal pemberian Cakra tetapi seperti tidak memilikinya. Setiap kali dia hanya mendapat notifikasi pesan SMS atau grub kelas saja. Dan yang paling sering muncul biasanya pesan dari Cakra. Kali ini pesan itu juga tidak ada sama sekali dari waktu dia pulang sekolah.
Aurel mendesah pelan,dia sudah jengah selama berjam-jam. Tidak ada kegiatan apa lagi tugas. Yang paling mengenaskan yaitu dia tidak ingin melakukan apapun kecuali tiduran diatas sofa.
"Hih,kenapa malah begini? Kemana si Cakra tumben gak kesini."
Dibilang numpang mungkin itu tepat bagi Aurel. Setelah kejadian beberapa tahun yang lalu hidup Aurel hanya ditampung oleh Cakra.
Tetapi walaupun Cakra sering melakukan hal yang membuat jantungnya tidak karuan, Cakra belum pernah meminta hal lebih. Aurel awalnya takut jika Cakra melakukan yang tidak senonoh tapi dugaan Aurel salah.
Suara bell di pintu apartement berbunyi membuat Aurel menatap jengah. Dia sudah nyaman dengan sofa tetapi diganggu dengan bell sialan.
"Mungkin udah pulang." Aurel berdiri mencoba melangkah mendekat kearah pintu. Tidak biasanya Cakra melakukan hal itu. Aurel hanya memikirkan mungkin saja laki-laki itu sedang kecapekan.
Perlahan pintu apartement dibuka. Mata Aurel melotot lebar. Gadis itu mencoba menutup kembali pintu dengan perasaan yang campur aduk. Tangannya bergetar,bahkan rasanya ingin menghilang saat manik mata Aurel bertemu dengan sosok laki-laki dihadapannya.
"Buka Aurel." Dengan susah payah gadis itu menahan pintu apartement agar ingin tertutup. Tetapi tenaganya kalah besar dengan sosok yang sudah mendorong kasar pintu apartementnya.
"Pergi!!." Aurel memekik ketakutan, wajahnya pucat saat laki-laki itu mendekat dan mengunci pintu apartement. Terlihat jelas wajah ketakutan Aurel. Bahkan rasanya mustahil jika Aurel bisa tenang saat melihat orang yang membuatnya hancur.
"Aurel lo jangan bicara,gara-gara laki-laki itu gue gak bisa nyicipin lo."
Aurel meundur perlahan dengan kedua tangannya. Dengan susah payah Aurel berdiri dan berlari kedalam kamar. Gadis itu mengunci rapat pintu kamarnya. "Aurel buka!! Cowok berengsek itu tidak akan bisa menghentikan gue lagi!." Teriakkan diluar kamar membuat tangan Aurel bergetar hebat.
Gadis itu mencoba menekan layar ponselnya dan mencari nama Cakra dikontak Whatsapp. "Aurel buka jangan bikin gue kasar sama lo?!."
Dengan sekali dobrakkan pintu kamar rusak. Tidak ada,Aurel menghilang. "Aurel sayang jangan bercanda." Laki-laki itu adalah Daniel. Daniel terkikik saat melihat seluruh kamar.
Aurel mengigil, tubuhnya panas dingin tidak jelas. Terlihat wajah ketakutan,tetapi wajah ketakutan itu malah dilihat langsung oleh Daniel. "Ketemu kan."
Daniel menarik paksa tangan Aurel dari tempat persembunyian. Gadis itu meronta-ronta meminta tolong saat tubuhnya dihempaskan dengan kasar ke lantai. "Lepas!! Jangan sentuh!!."
"Justru kalo lo nolak, gue malah semakin kasar Aurel. Ayo kita lakukan sekarang sayang." Aurel lagi-lagi menghindar. Daniel yang sudah larut dengan emosi mencengkram kuat rahang Aurel dengan satu tangannya. Dengan paksa laki-laki itu melumat bibir Aurel. Sesekali laki-laki itu mengigit kasar.
Dengan kasar Daniel mulai tidak terkendali. Apalagi saat Aurel menolak keras. Tolakkan Aurel adalah sebuah dorongan untuk Daniel semakin menyerang.
Aurel memukul dada bahkan hingga kepala Daniel. Tetapi sebelum kekasaran Aurel semakin tidak karuan,Aurel dikunci dari kaki hingga tangan. Sekarang tinggal badan Aurel yang mencoba menghentikan laki-laki itu.
Tetapi sebelum itu mata Aurel sudah buram karna air mata. Dia sudah tersadar ini kesalahannya,apa lagi setiap menit Cakra sudah memberikan peringatan agar membuka pintu setelah mengecek siapa yang datang. Penjagaan Aurel lengah.
Melihat Aurel yang sudah tidak melawan dengan lembut Daniel mulai menelusuri setiap isi bibir Aurel. Tetapi.....
Bug...
Aurel kaget saat Daniel jatuh pingsan dengan darah segar yang mengalir ditengkuknya. "Cakra?."
Manik mata gadis itu perlahan melemah meneteskan air mata. Dia menatap Cakra yang berdiri tegap dengan sebuah gagang sapu ditangan kirinya.
"Bukankah dia merepotkan?." Tanya Cakra dingin. Lirikan tajam laki-laki itu mengarah kearah Daniel yang sedang pingsan disamping Aurel. Cakra melirik bibir Aurel yang terluka karena digigit kasar oleh Daniel.
Cowok jakun itu berjongkok didepan Aurel. Laki-laki itu mengangkat tangannya menghapus air mata Aurel yang ada dipipi.
"Dia melukaimu dimana?." Dengan polos Aurel menunjuk bibir dan pergelangan tangannya yang masih memerah.
Telunjuk Cakra perlahan ada didagu Aurel. Perlahan tapi pasti bibir seksi laki-laki itu menyatu dibibir Aurel. Jelas saja gadis itu kaget.
Aurel mencengkram kaos pink yang dia pakai hari ini. Lemutan hangat dan lembut Cakra membuat air matanya mengalir begitu saja.
Setelah memberi kecupan hangat dibibir Aurel sekarang Cakra menggenggam tangan Aurel dan mencium pergelangan tangan Aurel berkali-laki. "Sembuh."
Aurel diam saat tubuhnya diangkat perlahan oleh Cakra. Laki-laki itu perlahan membaringkan badan Aurel ditempat tidur. Tanpa sepatah kata cowok itu dengan kasar menyeret Daniel keluar kamar Aurel dengan mencengkram bagian belakang bajunya.
Aurel hanya diam membisu saat melihat Cakra yang menyeret Daniel dengan tangan kirinya mencengkeram gagang sapu. Dilihat seperti seorang ibu-ibu yang menyeret anaknya agar pulang kerumah karena bandel.
Tetapi sebelum menghilang dibalik pintu,Cakra menoleh menatap Aurel yang juga menatapnya. "Tidur,jangan kelayakan."
Aurel mengangguk mengiyakan perkataan laki-laki itu. Mendapat jawaban dari Aurel,Cakra langsung menutup pintu. Dengan samar gadis itu mendengar pintu kamarnya terkunci dari luar. Tepatnya Cakra hanya menyangkutkan rantai di gagang pintu.
Cakra yang sudah mulai tenang menggenggam ponsel lalu mengirimkan pesan kepada Aurel.
'Jangan keluar jika ketahuan, aku tidak akan membantumu lagi.'
Setelah mengirim pesan itu Cakra menarik paksa Daniel yang mulai tersadar. Netra tajam Cakra mempu membuat Daniel kembang kempis. Saat ini Daniel membeku saat melihat Cakra yang mengeluarkan sebuah benda tajam dari sakunya.
"M-maafin gue. G-gue gak bermaksud .....akkhgh."
Belum sempat Daniel berbicara Cakra sudah menggoreskan luka di wajah tampan Daniel. "Lo anjing peliharaan gue sekarang,hormati tuanmu."
Nada dingin tanpa sebuah ekspresi diwajah Cakra membuat Daniel sedikit menunduk tidak berani. "Lo lukai orang tanpa sebab lagi,gue bu..nuh." Suara diakhir kata seketika membuat Daniel merinding. Kalimat mengancam yang memiliki arti besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is Monster
RomanceMerahasiakan segala hal dari semua orang itu lebih sulit dari apapun.