Bagian 3

19 2 0
                                    

Aurel diam temenung setelah mendenger teriakkan dari luar kamarnya. Gadis itu sekarang tidak berani turun dari tempat tidurnya. Sudah hampir 30 menit Cakra tidak kunjung kembali.

Pintu kamar perlahan terbuka. Wajah tampan tanpa senyum sekarang menatap Aurel dari ambang pintu kamar. Aurel menunduk tidak berani saat Cakra mulai mendekat.

Laki-laki itu sekarang duduk disisi ranjang. Nafas beraturan dari Cakra terdengar halus masuk pendengaran Aurel.

"Sudah malam." Suara dingin dengan dominan wajah tanpa ekspresi membuat kesan tersendiri bagi Aurel.

"Tapi...."

Tangan kekar milik Cakra tiba-tiba mendorong Aurel hingga tidur diatas ranjang. Posisi apa yang sekarang mereka lakukan. Cakra mulai menaikkan kedua kakinya keatas ranjang. Badannya  berbalik menghadap Aurel yang kaku.

"Hari sudah malam,istirahatlah." Aurel membisu seketika. Dengan perlahan Aurel menutup mata perlahan. Membiarkan Cakra menarik tubuhnya kedalam pelukkannya.

"Good night."

¤▪¤▪¤

"Ayo cepatan Aurel."

Tangan Aurel dicengkram kuat untuk ikut lari kearah mading sekolah yang sudah ramai dengan beberapa siswa. Aurel menatap menunduk saat dirinya jadi pusat perhatian. Rasanya sangat tidak nyaman saat hampir seluruh mata menatapnya dengan ekspresi yang beragam.

"Lihat Aurel." Suara Chika membuat Aurel mengangkat kepala menatap papan mading.

Matanya melotot hampir lepas. Dengan sekali sambar foto itu ada digenggaman tangannya. Jantungnya berdetak tidak karuan saat melihat apa yang baru saja dia lihat.

Beberapa siswi mencelmoh bahkan tidak segan menatap jijik Aurel.

"Ini gak benerkan,Rel?." Chika menggoyangkan tubuh Aurel yang sudah kaku saat ini. Membuat Aurel semakin tidak karuan.

"Lo kan udah lihat kenapa masih nanya? Bukankah cewek kayak dia itu tempatnya bukan disekolah?." Suara dibelakang Aurel membuat orang-orang mulai fokus kearah Puput.

Puput tersenyum bengis saat melihat raut wajah Aurel yang kelewatan panik. "Oh jadi lo yang pasang gambar yang enggak benar tentang Aurel?!."

Chika membentak dengan pandangan sengit. "Heh asal lo tahu teman lo ini gak bener sama sekali. Lagi pula kalo masa lalu dia jelas kan makin buat Cakra jauh dari dia."

Tangan Aurel mengepal kuat saat ini juga. Netranya memerah sembab. Bahkan pandangannya buram karena air mata yang sudah tidak bisa dibendung.

"Lihat kan,Chik. Dia itu jal...."

Plak..

Pukulan mendarat tepat dipipi Puput. Semua orang terdiam saat Aurel menatap Puput dengan benci.

"Lo gak tahu masa lalu gue sama sekali,jadi jangan sekali-kali ngomong yang gak benar!. Gue baik saat lo bully,tapi untuk hari ini kesabaran gue habis! Lo ambil aja Cakra,kalo cowok itu mau gue gak bakalan tahan." Mata Aurel memerah untuk hari ini sudah cukup dia diuji dengan kesabaran.

Dari awal masuk sekolah Aurel sudah menderita. Tetapi untuk sekarang Aurel akan melawan rasa kasihan untuk Puput.

"Lo..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Boyfriend Is MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang