Empat

428 77 88
                                    

Biasakan vote sebelum membaca!

***

"H-huh?" Lisa tak bisa untuk tak mengerenyitkan dahinya.Apa-apaan kakak iparnya itu? Datang-datang langsung menanyakan hal yang membuat dirinya kebingungan.

Yak, Kim Hanbin! Kau! Kau yang ku sukai. Masih saja bertanya!!!

Lisa mengerjapkan matanya kala Hanbin kemudian menatapnya dengan intens.

Jangan sampai detak jantungnya yang berpacu dengan cepat itu terdengar oleh Hanbin.

"Begini, Lisa." Hanbin menghela nafas. Helaan nafas yang berat, seakan kata-kata yang akan ia ucapkan itu butuh pertimbangan yang berat untuk dikatakan.

"Jaehyun Jaehyun itu adalah lelaki yang pernah menyakitimu, bukan? Kenapa kau malah kembali dekat dengannya? Kau ingin kembali mengulang rasa sakit?"

Lisa menggelengkan kepalanya. Siapa yang ingin kembali mengulang rasa sakit seperti yang kakak iparnya itu katakan, eoh?

"Lalu, kenapa kau memilih untuk pulang dengannya daripada denganku?"

Bolehkan Lisa mengira bahwa Hanbin cemburu?

"Jaehyun sudah menungguku 3 jam lamanya. Aku tak enak jika harus---"

"Dan ketika kau menelfonku, aku sudah ada di gerbang sekolahmu. Melihatmu kemudian memilih pulang dengan lelaki lain di saat aku juga menunggumu."

"Apa?" Lisa bertanya dengan raut wajah kaget yang tak bisa ia sembunyikan.

Kim Hanbin.Apa lelaki itu tak bisa tak bersikap seakan mereka tak memiliki masalah apapun sebelumnya?

Hanbin membuat Lisa bingung dengan keadaan ini!

"Aku---" Lisa tak melanjutkan kata-katanya ketika Hanbin kembali berbicara.

"Kau berangkat dan pulang denganku." Ujar Hanbin dengan nada tajam.

Lisa menelan ludahnya yang terasa pahit.

"Kau mengerti?"

Lalu, anggukan kecil lah yang Hanbin terima. Lelaki bangir itu kemudian mengusak surai Lisa sebelum meninggalkan adik iparnya itu sendirian di dalam kamar.

Menatap daun pintunya yang tertutup diiringi sebuah helaan nafas lagi.

Apa Hanbin seposesif ini pada kakaknya ketika mereka pacaran dulu?

***

Pagi harinya, Lisa dikejutkan dengan Rose yang mengatakan bahwa Jaehyun sudah menunggunya di bawah untuk menjemputnya ke sekolah.

Mengingat perkataan kakak iparnya bahwa ia harus berangkat dan pulang dengan nya, membuat Lisa langsung berlari ke bawah dan menarik tangan Jaehyun ke luar rumah.

"Hei, ada apa?" Jaehyun menatap Lisa kebingungan.

"Ayo, cepat!" Tapi, Lisa malah sibuk memakai helmet dan menaiki motor Jaehyun sebelum sang mpunya menaikinya.

Jaehyun terkekeh. "Iya, ayo." Lelaki berkulit putih itu kemudian menaiki motornya dan memakai helmetnya. Melajukan motornya menjauhi halaman rumah.

Sebelum mereka benar-benar meninggalkan gerbang, Lisa dapat melihat bagaimana seorang lelaki bangir tengah menatapnya dari jendela kamarnya.

Lisa menghembuskan nafasnya lega. Setidaknya, pagi ini Lisa tak perlu olahraga jantung.

"Sudah sarapan?" Tanya Jaehyun sedikit berteriak.

"Sudah." Lisa balas berteriak.

Sarapan makan ati sih, iya. Ketika Lisa baru saja ingin sarapan, gadis itu malah melihat kakaknya mengalungkan lengannya di leher kakak iparnya di area dapur. Lalu, bibir mereka saling bertaut.

BROTHER IN LAW Ver.2 - HANLIS / HANLICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang