ketiga ; Trash Talkin

102 17 18
                                    

Trash TalkinArdhito Pramono

❝ They don't even give a single damn about your fantasies

✧✧✧

Jendra Laksamana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jendra Laksamana

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Suara obrolan ricuh terdengar begitu berisik, saling melontarkan candaan atau membalas ucapan satu sama lain. Ruangan yang tadinya hening, kini terasa begitu ramai. Seakan akan ia tengah berada didalam kolam manusia.

Namun, Jendra memilih untuk diam. Sesekali tersenyum menanggapi ucapan temannya atau sekedar tertawa untuk menanggapi candaan yang terlontar. Walau beberapa candaan terkesan menusuk.

Ia ada kok, semua orang bisa melihatnya. Namun ia memilih untuk diam, enggan ikut bersuara untuk sekedar menyuarakan pendapat atau hal lain yang hendak ia lontarkan.

Rasanya percuma. Toh, ucapannya akan terhembus bagaikan angin tak terlihat.

"Gua kemaren baru dibeliin mobil sama bokap, biasalah gara gua keterima univ. Padahal cuma di LA, lebay amat buset"

"Gua di biayain kuliah S2 di London nanti, katanya biar gua bisa sukses"

"Jah! Kemaren gua baru naik jabatan, mama gua nangis buset. Padahal cuma jadi direktur"

Jendra hanya tersenyum mendengar ke 3 temannya saling beradu ucap. Lain lagi, mereka juga beradu nasib dan beradu gengsi.

"Noh liat Jendra, kayak kagak ada tujuan idup lu Hahahahah"

Tawa mulai menggelegar, kian merasa puas menertawakannya. Tawa itu menyebar, menjadi suatu zat berbahaya yang bersatu dengan oksigen, membuatnya merasa sesak.

Seakan akan candaan tadi, adalah candaan terlucu bagi mereka. Candaan yang dapat menggelitik perut, padahal candaan itu terkesan merendahkan insan lain.

Ah iya, lupa, manusia kan memang sangat ahli dalam merendahkan satu sama lain.

Apa hidupnya terlihat sebegitu menyedihkannya? Ia rasa, hidupnya tidak ada masalah.

Lagu Bercerita || NCT DREAM Ver. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang