Kadang, lagu tidak hanya menjadi sebuah perayu bagi indra pendengar. Namun sebenarnya, lagu pun tengah menceritakan kisahnya pada kita.
Kisah yang nyatanya juga, mewakili alur hidup para insan di dunia.
❝ Katanya mimpiku 'kan terwujud. Mereka lupa tentang mimpi buruk ❞
✧✧✧
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jinggara Prasasta
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dulu itu, Jingga mempunyai banyak mimpi. Selayaknya anak kecil, ia menciptakan berbagai fantasi atau berbagai tujuan yang membuatnya bahagia. Namun dari sekian banyak mimpi, hanya satu mimpi yang masih berusaha ia pertahankan sampai sekarang.
Menjadikan sang bunda, wanita paling bahagia di dunia ini. Melakukan banyak hal yang belum sempat ia lakukan dengan sang bunda. Mewujudkan seluruh mimpi sang bunda yang tertunda. Melampiaskan dendam sang bunda pada pria tidak tau diri yang telah menelantarkan sang bunda yang waktu itu masih mengandung dirinya.
Hahah, kesannya bukan hanya 1 mimpi. Namun jika dirangkum 1 mimpi itu terlihat jelas. Ia hanya ingin bundanya bahagia.
Namun nyatanya, wanita penuh rapuh itu kini terbaring lemah di atas brangkar rumah sakit. Isak tangis tiada hentinya keluar dari belah bibirnya, meluapkan rasa takut dalam dirinya.
Kedua tangan besarnya kini menggenggam tangan ringkih sang bunda dengan erat. Memberikan kecupan penuh harap pada kulit yang kini kian mengeriput.
Kedua mata indah itu masih betah untuk terpejam, enggan membuka mata untuk sekedar menoleh kearahnya. Melihat putra tunggalnya yang kini tengah dibuat takut.
"Bunda, Jingga bawa mie ayam kesukaan bunda. Bunda bangun yah, kita makan sama sama"
Genggaman tangannya pada sang bunda kian mengerat. Tangisannya semakin pecah, isakannya terdengar ricuh. Hatinya seakan akan diremas, diremas oleh kenyataan bahwa sang bunda mungkin saja meninggalkannya.
Atau telah meninggalkannya.
Bundanya berbohong. Katanya wanita itu kuat, katanya wanita itu baik baik saja. Namun nyatanya, sang bunda mengidap tumor otak ganas. Kalau begini, ia rasanya ingin membenci sang bunda yang membuatnya takut.
