Bab 18. Rencana Tak Terduga

69 15 0
                                    

BAB 18.
RENCANA TAK TERDUGA

***

GRACE meringis kala Dean mengobati lukanya. Keduanya sedang berada di sebuah hotel tempat mereka menginap untuk sementara. Setelah kekacauan serta kegagalan yang mereka alami, keduanya tidak berani untuk kembali. Belum lagi, anak buah Mr. Jenkins sudah tersebar ke mana-mana untuk mencari mereka.

"Sekarang apa yang akan kita lakukan?" Tanya Grace pada Dean yang sedang membersihkan kotak obat. "Kita sudah mengorbankan banyak hal, Dean. Bahkan kita mendapatkan banyak luka. Aku tidak rela mereka lepas begitu saja!"

Sementara Grace terus berbicara, Dean yang berada di sisi lain ruangan memijat pelipisnya. Segala yang terjadi hari ini benar-benar di luar dugaannya membuatnya pusing. Ia kira target mereka gampang terbodohi dengan trik yang mereka jalankan. Tapi ia lupa dengan siapa dirinya berhadapan. Seorang Kevin, si pembunuh bayaran. Jika Dean menganggap dirinya pintar, namun Kevin itu licik, sangat peka. Bertahun-tahun menjadi pembunuh bayaran, pasti dapat dengan mudah mencium gelagat mangsanya.

"Dean, katakan sesuatu!" Teriakan Grace membuat lamunan Dean pecah. Ia merutuki keberadaan perempuan yang sudah membuatnya jatuh ke dalam keadaan yang sulit.

"Aku sedang berpikir, bodoh! Dasar menyusahkan!" Balas Dean.

Dahi Grace berkerut tak suka mendengar ucapan dari Dean. "Apa kau bilang? Kau pikir karena siapa aku bisa ada di sini? Semua yang kita lakukan itu berasal dari idemu."

Berpura-pura menjadi sepasang suami istri yang terluka saat menjelajahi hutan adalah ide Dean. Alasannya karena ia ingin dengan mudah menjerat si target yang sama sekali tidak mengenalnya.

"Ya itu ideku. Mungkin akan berhasil jika perempuan itu tidak bersama dengan Kevin. Dia pembunuh bayaran," jawab Dean sambil menatap Grace yang kini terbelalak.

"Apa? Pembunuh bayaran? Yang benar saja?"

"Benar. Dalam dunia gelap, namanya dikenal oleh siapapun. Dia pembunuh yang hebat, dapat dengan mudah membaca gerak-gerik target agar bebas membunuhnya. Bayarannya juga tinggi."

Diam-diam Grace meneguk ludahnya. Ia tidak pernah mengira akan berurusan dengan pembunuh bayaran. "Tapi tetap saja. Kita harus bisa menemukan anak yang menjadi target kita. Lalu membunuh perempuan bernama Sofia itu karena ia sudah mengetahui segalanya." ucapnya berapi-api, melupakan ketakutannya.

Sedangkan Dean terkekeh kecil, "aku tak yakin. Kevin sepertinya tidak mudah dikalahkan. Dan sebenarnya masih ada satu orang lagi."

"Satu orang lagi? Apa maksudmu?" Grace sedikit kesal. Dean mengetahui lebih banyak dari yang ia kira. Dan Dean tidak memberitahu apapun padanya.

"Iya. Dia orang yang membantu mereka melarikan diri, menghapus jejak mereka, dan mengamankan mereka. Aku menduga orang ini juga memiliki kemampuan yang sama dengan Marco, ahli meretas."

***

Keadaan di dalam laboratorium terlarang sedikit tegang begitu Mr. Jenkins mendapat kabar bahwa separuh dari anak buahnya tewas dan sisanya luka-luka. Belum lagi Grace dan Dean juga dikabarkan menghilang usai melaksanakan misi. Kalau saja pria tua itu tidak ingat sedang berada di mana, mungkin saja ruangan ini sudah hancur beberapa detik yang lalu. Emosinya sudah berada di ubun-ubun dan siap meledak. Tapi demi menjaga wibawanya di depan karyawan yang lain, ia menahan diri.

"Entah bagaimana caranya, kalian harus menemukan Dean dan Grace. Bawa mereka kehadapanku. Mereka harus bertanggung jawab atas kegagalan ini!" Perintahnya pada salah satu bodyguard-nya.

THE CHILD [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang