Bab 11. Mimpi Arjuna

119 19 2
                                    

Bab 11
Mimpi Arjuna

***

HARI pertama begitu menginjakkan kaki di tempat asing, Arjuna tidak langsung bisa beradaptasi. Bayang-bayang masa lalunya tiba-tiba menghantui membuat seluruh badannya bergetar. Tapi ia tidak bisa menceritakan segala yang ia rasakan pada Sofia saat ini. Perempuan itu sudah cukup terpukul dengan kejadian beberapa saat yang lalu. Kejadian yang membuat Arjuna seakan melihat sosok lain dari dalam diri Sofia.

Selama di toko buku Zoya, ia sibuk memainkan puzzle. Tapi ia punya telinga untuk mendengar. Semua percakapan tiga orang dewasa, ia cerna baik-baik. Arjuna paham, hidupnya tidak akan setenang sebelumnya.

Arjuna memutuskan untuk pergi berkeliling di hari kedua. Ia berjalan cukup jauh dari rumah hingga menemukan sungai kecil di sana. Ia melepaskan sepatu dan kaos kakinya, meletakkannya di tempat aman yang jauh dari air. Setelah itu ia memasukkan kedua kakinya ke dalam air sungai. Ia tersenyum begitu rasa dingin menjalar pada seluruh tubuhnya, hingga tiba-tiba ia tersentak.

Arjuna berdiri dari tempatnya dengan nafas yang tersengal-sengal. Dadanya mendadak terasa sesak seolah paru-parunya terisi oleh banyak air. Otaknya secara tiba-tiba memunculkan kilasan sebuah kejadian, namun samar. Ia membaringkan diri di atas rerumputan masih sambil menghirup udara. Menunggu hingga dirinya merasa tenang.

Bocah dengan surai blonde itu memutuskan untuk cepat kembali usai merapikan penampilannya. Ia tidak ingin orang rumah mengetahui apa yang terjadi padanya. Tanpa memakai sepatunya lagi, Arjuna berjalan pulang ke rumah.

"Kau baik-baik saja, Arjuna?" Tubuh kecil itu sedikit tersentak saat merasakan bahunya ditepuk oleh seseorang. Arjuna menoleh, dan mendapati Kevin yang berdiri di belakangnya.

Ia menampilkan senyum terbaiknya, sebelum menjawab, "Aku baik-baik saja, kak. Aku bermain air tadi di sungai." Ia menjunjung tinggi-tinggi sepatu yang dibawanya ke hadapan Kevin.

"Hati-hati jika ingin bermain di sana. Kau bisa terseret arus air dan tenggelam," peringat Kevin, yang hanya dibalas sebuah anggukan oleh Arjuna.

***

Terdengar suara gemericik air bersahutan dengan cuitan burung. Sejauh mata memandang hanya dinding berlapiskan cat warna silver. Lantai kumuh yang penuh dengan sampah bekas makanan.

Arjuna terbangun dengan nafas terengah-engah. Ia menoleh ke samping, pada ranjang yang biasanya terdapat tubuh Sofia kini kosong. Bahkan seprainya masih terlihat rapi. Alih-alih bertanya keberadaan Sofia, Arjuna justru berusaha mengingat mimpinya.

Mimpi yang sama selalu ia dapatkan semenjak dua bulan belakangan ini. Dalam mimpi itu ia selalu terbangun dalam ruang kecil dengan ruang gerak yang terbatas. Tidak ada pemandangan apapun selain sampah bekas makanan. Hanya saja ia masih bisa mendengar suara-suara dari luar, meskipun terdengar samar.

Arjuna tidak mengerti mengapa ia selalu memimpikan hal yang sama. Pertanyaan itu selalu berputar pada benaknya. Tapi ia belum memiliki niatan untuk menceritakan hal ini pada Sofia. Arjuna hanya menduga bahwa itu bunga tidurnya semata. Bukan sesuatu yang besar.

Tubuh kecilnya tersentak begitu pintu kamar yang ia tempati bersama Sofia terbuka, menampakkan sosok Sofia dengan wajah mengantuknya.

"Juna? Kakak pikir kamu sudah tertidur," kata Sofia.

Alih-alih menjawab Sofia, Arjuna justru mengajukan pertanyaan, "Kak Sofia dari mana?"

"Hanya duduk di dekat sungai dengan Kevin." Sofia mendekat pada Arjuna, lalu mengusap surai blondenya. "Kau terbangun?" Tanyanya.

THE CHILD [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang