Aku kira hari ini akan menjadi pertemuan ku yang ketiga atau keempat dengannya, namun teryata aku tidak bertemu dengannya hari ini. Bahkan batang hidungnya pun aku tidak melihatnya.
Hemmm
Aku tidak mengerti dengan apa yang terjadi dengan diriku saat ini, akhir-akhir ini aku selalu buru-buru pergi ke sekolah hanya ingin bertemu dengannya.
Atau aku hanya khawatir dengannya karena kejadian kemarin?
Dan sampai akhirnya aku menunggu dia di tempat yang sama selama berhari-hari.
Hari Selasa, aku menunggunya di taman tempat pertama kali bertemu dengannya. Setiap datang sekolah, istirahat dan pulang sekolah aku datang ke taman belakang namun tidak ada dirinya disana.
Jihan duduk disampingku, lalu menepuk kepalaku. "Lo dari tadi pagi datang kesini, lo lagi nungguin siapa?"
Aku menundukkan kepalaku. "Dia cowok kemarin, yang ada di puisiku. Nama dia Jean,"
Jihan mengernyitkan keningnya. "Jean? Gue gak pernah dengar murid disini namanya Jean,"
"Gue juga baru pertama kali ketemu dia kemarin,"
"Begini aja, kita pulang dulu. Besok kesini lagi, mungkin besok dia datang kesini." ucap Jihan lalu berdiri dari duduknya dan mengulurkan tangannya.
Aku langsung menerima uluran tangan Jihan lalu pulang ke rumah.
Hari Rabu, aku kembali duduk di kursi taman belakang. Terkadang aku menoleh ke arah kanan dan kiri, apa mungkin aku harus bertanya ke ruang guru.
Aku pun langsung berdiri, namun tanganku ditarik seseorang sehingga aku terduduk kembali.
"Mau kemana?"
Oh iya, aku baru sadar. Juna dari tadi duduk di sebelahku.
"Aku mau ke ruang guru," jawabku.
Juna menutup buku yang dia baca, lalu memberiku kotak makan yang berada di sampingnya. "Ini dari bang Mahen, katanya lo belum sarapan pagi ini."
"Kalau mau cari orang itu juga perlu tenaga, jadi jangan lupa makan. Nanti lo yang kurus jadi tambah kurus,"
Aku langsung menatap terharu Juna. Aahh perhatian banget!
Plukk
Juna meletakkan tangannya di wajahku. "Makan sana, jangan liatin gue. Nanti lo naksir!"
Hilih
Aku pun memakan bekal yang di bawa oleh Juna, lalu saat selesai makan...
Kring kring
Aaahhh
"Aku mau ke ruang guru, tapi bunyi bel sudah masuk!!" keluhku.
Juna langsung menarik kerah ku. "Besok aja, ayok kita ke masuk kelas."
"Nggak mau, mau sekarang aja." elakku.
Juna langsung menatapku tajam. "Besok atau gue nggak bolehin lo cari cowo itu lagi!"
Aku langsung merengut kesal dan membiarkan Juna menyeretku pergi.
Hari Kamis, lagi-lagi aku duduk di taman belakang. Entah sampai kapan aku harus menunggu seperti ini.
Aku menoleh ke arah kanan, lalu menoleh ke arah kiri..
Ahhh
Aku berteriak saat melihat wajah Haekal yang sangat dekat dengan wajahku.
Haekal langsung memundurkan wajahnya. "Ini gue Kay, lo kayak gak pernah liat orang ganteng aja sampai teriak begitu."
Aku langsung memukul perutnya. "Aku teriak gara-gara kaget bukan gara-gara kamu ganteng!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
FORELSKET
Fanfiction" Dia lelaki yang tak biasa, selalu menyendiri dan tidak menerima orang lain untuk berada di sisinya. Seperti ada banyak duri di sekitarnya sehingga siapa saja yang mendekat akan tertusuk duri itu, dikarenakan sikapnya yang acuh dan tak peduli itula...