B - Baby Oil

484 89 34
                                    

2.30 a.m.

"Nu?" panggil Sana sambil menggoyang pelan tubuh Wonwoo yang sudah terlelap di sampingnya sejak tadi.

Beberapa malam ini Sana kesulitan tidur. Pikirannya selalu melanglang buana entah kemana. Tiba-tiba kepikiran masa depan, tiba-tiba kembali ke masa lalu, tiba-tiba teringat hal-hal memalukan —yang memang sudah biasa ia lakukan— dan menyesalinya. Pokoknya seperti tidak mau membuat cewek itu istirahat dengan tenang.

"Nu?" panggilnya lagi dengan lebih kencang karena panggilan pertama tidak mampu membuat Wonwoo terbangun.

Cowok itu menggeliat di balik selimut. "Hm?" sahutnya serak masih dengan mata tertutup.

"Nggak bisa tidur," rengeknya dengan suara manja, berharap Wonwoo akan terbangun dan menemaninya mengobrol.

Siapa tau berbicara dengan Wonwoo bisa membuat dirinya mengantuk.

Kali ini Wonwoo berhasil membuka kedua matanya, walaupun hanya setengah. "Lagi?" tanyanya sambil meraba nakas untuk menyalakan lampu tidur.

Sana mengangguk.

Benar saja, setelah lampu menyala baru terlihat kalau Sana sedang menatapnya dengan puppy eyes setengah panda.

"Mau kubuatkan susu hangat?"

Sana menggeleng.

"Makanan instan?"

Sana menggeleng lagi.

"Mau jalan-jalan keluar?"

Sana masih menggeleng. "Maunya ditemenin ngobrol aja kok."

Wonwoo mengangguk. Ia bangkit dari tidurnya dan bersandar pada sandaran kasur. "Jadi, kenapa nggak bisa tidur?"

Sana nyengir. "Kepikiran sesuatu," jawab cewek itu lalu bangkit dari tidurnya dan mengikuti jejak Wonwoo untuk duduk bersandar.

Wonwoo menoleh. Bertahun-tahun menjadi pacar seorang Minatozaki Sana, membuat Wonwoo sadar kalau cewek itu selalu punya pemikiran berbeda —aneh— tentang sesuatu.

"Na, ini jam tiga pagi, kamu kepikiran apa sampe nggak bisa tidur gini?" tanya Wonwoo heran.

Bukannya menjawab, Sana malah balik bertanya. "Nu, tau baby oil nggak?"

Mulai deh.

"Tau, kenapa?"

"Tau minyak zaitun?"

"Tau juga, kenapa sih?" tanya Wonwoo tidak sabaran. Kenapa juga jam segini Sana mengabsen jenis-jenis minyak?

Cewek itu tampak berfikir. "Kalo minyak zaitun dikasih nama minyak zaitun karena terbuat dari buah zaitun, apa itu berarti baby oil dikasih nama baby oil karena terbuat dari bayi?"

Wonwoo sweatdrop.

"Demi Tuhan Na, kamu nggak bisa tidur karena mikirin ini?"

Sana nyengir lagi, "Bukan, bukan. Ada lagi."

Wonwoo melirik curiga. Kalau Sana sudah memulai topik pembicaraan mengenai suatu teori yang tidak masuk akal seperti ini, maka pembahasan mereka seterusnya akan semakin di luar nalar. "Apa?"

"Kenapa hanya sampo bayi yang tidak pedih di mata? Kenapa semua sampo dewasa pedih di mata?"

Kan?

"Ya, karena anak bayi masih belum bisa menahan rasa sakit. Kasihan kan kalo kesakitan?"

"Terus, hanya karena kita sudah dewasa kita pantas untuk disakiti, gitu?"

"Hah?"

"Sekalinya dewasa juga kalo kemasukan sampo di mata bakal sakit, Nu. Kamu aja pernah nangis karena kelilipan sampo, kan?"

Benar juga. Tapi kan

"Kalo orang dewasa yang kemasukan sampo bisa langsung ngebilas sendiri. Kalo anak bayi? Mereka nangis aja kita nggak tau karena kelilipan sampo atau nggak sengaja minum air sabun."

Sana masih kekeh dengan argumennya. "Tetep aja sih Nu, kalo mereka bisa buat sampo yang gak pedih di mata untuk bayi, harusnya mereka juga bisa buat yang sama untuk orang dewasa, kan?"

Wonwoo mengangguk sebagai jawaban. Bukan karena ia menyetujui argumen Sana, tetapi kalau ia balik menjawab dengan argumen yang berbeda, Sana akan terus mengungkit topik ini sampai Wonwoo setuju. Artinya, topik sampo bayi ini akan selalu dibahas oleh Sana sampai satu bulan ke depan.

"Aneh ya mereka?"

Bukan mereka yang aneh, Na. Otak kamu aja yang terlalu kreatif, sempat-sempatnya kepikiran kayak gini.

"Iya aneh."

Mungkin, salah satu alasan Tuhan menakdirkan Sana dan Wonwoo berjodoh karena hanya Wonwoo yang mampu dan sabar meladeni Sana dan pemikiran konyolnya.

— fin —

Bias aku di Seventeen itu Jun. Ult. Ship aku juga bukan Woona. Tapi aku suka ngeliat Sana di kapalin sama Wonwoo. Mungkin karena aku dan Wonwoo sama-sama INFJ << dih apa coba hubungannya 🙄

Next chapter, C is for Cheating.

[ WOONA ] From A to Z ConversationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang