Chapter 6 : Luka Hati

65 10 1
                                    

SEBELUMNYA saya ingin mengingatkan bahwa novel ini untuk usia 18 tahun keatas. Oleh karena itu, dimohon kebijakan pembaca.
Bila kalian belum berusia 18 tahun keatas, sebaiknya membaca novel terjemahan lainnya. Untuk kebaikan mentalitas kalian juga. Terima kasih.

----------------------

Malam itu, Chu Ci diseret pulang oleh Han Yue. Ketika mereka pergi, pesta masih berlanjut.

Hou Hongchang yang masih merasa tertekan, berkata pada Hou Yu : "Tuan Muda Kedua Han benar-benar tidak bermurah hati padaku. Dia membawa kekasih kecilnya kembali sebelum aku bisa memenangkan apapun"

Hou Yu yang duduk di samping Cheng Xurong sambil bermain kartu, menjawab tanpa menoleh :
"Itu karena dia cemburu. Sudah setahun sejak Han-er memilikinya. Dia telah mencoba berbagai hal dari hal manis hingga paksaan, namun tidak mendapatkan balasan sekalipun. Siapa yang mengira lelaki itu dengan sendirinya mengambil inisiatif untuk berbincang denganmu saat pertama kali melihatmu, dan bahkan bermain kartu denganmu."

Hou Hongchang merasa terancam : "Kalau begitu, mungkinkah...Han-er membenciku?"

Pei Zhi membalikkan kepalanya, tersenyum dan menepuk kepala Hou Hongchang: "Berhentilah berpikir yang bukan-bukan. Kekasih kecilnya itu cukup sopan dengan orang lain, kecuali Han Yue-- Tidak heran, mengingat temperamen Han Yue seperti itu, ckckck"

Han Yue mendorong Chu Ci ke kursi penumpang dengan satu tangan dan menutup pintu dengan cukup keras. Kemudian dia masuk ke mobil dan berkendara.

Chu Ci menatap pemandangan diluar jendela mobil dalam diam. Lampu neon berkedip dan bersinar di langit malam, restoran dan bar pinggir jalan yang penuh dengan orang, pria muda dan wanita yang berpagutan, gelembung balon yang terbang mengikuti angin.

Chu Ci melihat itu semua dengan nanar, seolah terperangkap dalam suasana hiruk pikuknya. Namun di dasar matanya, ada rasa kesepian yang terpancar darinya.

Han Yue menancap gas tanpa mengucapkan sepatah kata pun, menyalip mobil di depannya, melewati lampu lalu lintas, dan bergegas keluar dari persimpangan jalan. Rute yang akan memakan waktu 20 menit menjadi selesai dalam 10 menit.

Ketika mobil berhenti di tempat parkir, dia meraih Chu Ci dan menyeretnya, memaksanya yang duduk di kursi penumpang untuk keluar melalui kursi pengemudi.

Kekuatan Han Yue itu bukan lelucon. Dia mampu membawa balok kayu seberat 30kg saat berlari maraton, jadi menghancurkan tulang manusia bukanlah hal yang mustahil. Chu Ci tersandung saat diseret ke dalam lift olehnya, dan sebelum pintu benar-benar tertutup, Han Yue mendorong Chu Ci ke dinding dan langsung menciumnya dengan kasar.

Chu Ci ditekan kuat ke dinding, alisnya mengkerut erat. Mulutnya digigit begitu keras hingga terasa sakit, lidahnya mulai berdarah, memenuhi udara dengan bau darah. Rasa ini sangat menyenangkan buat Han Yue, dan dengan satu tangan dia menarik dagu Chu Ci dan memaksanya untuk membuka mulutnya. Lidah Han Yue menyapu dan menghisap rongga mulut Chu Ci, dengan begitu kuatnya membuat ujung lidah Chu Ci sakit.

Han Yue bukanlah seseorang yang paham teknik berciuman; dia lebih tertarik untuk melakukan hal 'itu'. Bisa dikatakan, dia adalah seseorang yang selalu mengikuti keinginan yang langsung dan jelas. Namun, ketika dia pertama kali mencium Chu Ci, dia benar-benar merasakan getaran listrik dan sensasi kenikmatan yang memuaskan yang mengalir dari sumsum tulangnya; itu tidak hanya merangsang tubuhnya secara fisiologi, tetapi juga sangat merangsang hatinya.

Han Yue berpikir: ternyata mencium seseorang bisa terasa sangat menyenangkan! Tak heran ketika pria dan wanita berkumpul, langkah pertama yang mereka ambil adalah berciuman!

Cahaya di balik Bilah PisauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang