01. I'M SCARED, MOM

81 6 0
                                    

Hujan deras mengguyur jalanan ibukota, di sebuah ruangan beraroma khas obat-obatan, ada seorang gadis cantik berambut lurus dengan alat infus yang terpasang di punggung tangan sebelah kirinya. Mata cantik gadis itu menatap lurus kearah jendela ruang rawatnya.
Gadis cantik itu sebenarnya phobia akan suara keras yang memekakkan telinga, petir contohnya, petir menampakkan cahaya kilauannya dilangit, membuat gadis itu sesekali menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya dan memejamkan matanya, raut wajahnya pun nampak ketakutan saat petir menyapa langit sore kala itu.

"Bundaaa," lirih gadis itu memanggil nama sang Bunda, berharap bundanya cepat datang dan memeluk tubuhnya yang gemetar akibat ketakutan.

Tiba-tiba pintu ruang rawat gadis itu dibuka oleh seseorang, gadis itu berharap yang datang adalah bundanya, perlahan gadis itu mendongak dan membuka matanya secara perlahan, gadis itu kecewa lantaran bukan bundanya yang datang melainkan suster yang merawatnya. Suster itu tersenyum ramah kemudian menghampiri gadis itu yang masih menutup telinganya, takut petir kembali mengejutkan jantungnya yang lemah.

"Aleya Alsava Salsabila, sekarang waktunya minum obat, suster bantu ya," ucap suster itu lembut sambil membawa nampan berisi obat-obatan yang rasanya sangat dibenci oleh Aleya, Ya nama gadis itu adalah Aleya Alsava Salsabila, gadis cantik yang memiliki rambut hitam lurus dan mata yang indah namun bernasib malang. Gadis itu mengidap tuna daksa yang mengakibatkan dirinya tidak bisa berjalan dengan normal seperti orang-orang pada umumnya.

Aleya diketahui mengidap tuna daksa sejak berusia 2 tahun, kala itu sang bunda merasa curiga terhadap anaknya yang sudah berusia 2 tahun lebih namun belum bisa berjalan, saat dibawa ke dokter, barulah Anita selaku orang tua Aleya tahu alasan kenapa sang putri tunggalnya mengalami keterlambatan dalam berjalan, Akhirnya Aleya menggunakan alat bantu jalan untuk memudahkan gadis itu bergerak tanpa merepotkan orang lain.

Disaat gadis kecil malang itu membutuhkan support dari kedua orangtuanya, Geonendra. suami Anita sekaligus Ayah dari Aleya menghembuskan napas terakhirnya saat kecelakaan pulang kerja.

Bertahun-tahun lamanya, Anita dan Aleya hidup berdua, sampai akhirnya tepat di usia yang ke-5 tahun, Aleya mendapatkan ayah sambung, keluarga kecil itu awalnya bahagia, namun beberapa tahun setelahnya, Awan Abishaka sebagai ayah sambung dari Aleya berubah 180°. Entah apa yang membuat lelaki itu berubah, tapi sifatnya sama sekali tidak manusiawi, tempramen, melakukan kekerasan fisik maupun verbal pada kesalahan-kesalahan kecil yang dibuat istri dan anak sambungnya yang kala itu masih balita.

Hingga saat ini, Aleya tumbuh sebagai pribadi yang pembangkang, keras kepala, tidak dapat menaruh kepercayaan terhadap laki-laki, namun meski begitu, Aleya sudah memiliki hati yang rapuh dan jiwa yang lemah karena pelatihan mental dari sang ayah sambungnya.

"Ayah, maafin Lea, lea nggak sengaja. Jangan pukul Lea yah, sakit," rintih serta isakan kecil Aleya pada saat itu, Anita yang mencoba melindungi anak tunggalnya kerap ikut merasakan pukulan demi pukulan pada lengannya, sehingga jika malam tiba, memar itu muncul lagi dan lagi.

"Siapa yang ngajarin kamu nggak sopan sama orangtua hah?! masih mending saya terima kamu sebagai anak pungut. Kalau tidak, jadi gelandangan aja sana!" hardik awan sambil menunjuk wajah Aleya dengan telunjuknya, bersifat begitu angkuh.

"Ng-nggak yah, maafin Aleya, Lea salah," ucap Aleya sambil menahan isak tangisnya, menunduk tidak berani menatap wajah Awan yang sangat garang pada saat itu, Anita pun tidak berani melawan, takut urusannya makin panjang.

"Hari ini kamu saya ampuni, tapi kalau besok kamu melakukan kesalahan yang sama, jangan salahkan saya jika badanmu saya gantung secara terbalik di tiang listrik!" ucap Awan angkuh, dia tidak perduli jika itu anak dari istrinya, anak sambungnya sendiri.

I'M ALEYA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang