02. MY HOME, MY WOUND

60 3 0
                                    

02. my home, my wound.

"Rumah seharusnya ibarat api unggun, tapi buat gue, rumah itu ibarat penjara tanpa sel," - Aleya Alsava Salsabila-

Hari ini Aleya sudah diperbolehkan pulang, luka di badannya juga mulai menghilang, Ya, Aleya mengalami beberapa cedera di badannya akibat ulah Awan Adregar, lelaki yang ber-status sebagai ayah sambung Aleya. Pada saat itu Aleya tidak sengaja menumpahkan kopi yang baru saja dibuat oleh Awan, dengan muka benar-benar emosi, lelaki itu memukuli lengan, wajah, serta perut Aleya.

Aleya mati-matian menahan sakit, menahan perih disekujur tubuhnya, sesekali Aleya terisak kecil, mengusap luka memar bekas pukulan, serta sabetan yang diberikan oleh Awan. Anita yang berusaha menenangkan suaminya malah mengalami nasib yang sama, dalam diam wanita itu menangis meratapi nasibnya. Kenapa juga ia mudah mempercayai laki-laki bejat seperti awan?.

Ternyata bener ya? jangan terlalu percaya omongan manis laki-laki, itu bisa jadi permainan dia buat ngambil kepercayaan kita. Dan setelah dapet, langsung deh nunjukin sifat aslinya.

Back to Aleya.

Singkat cerita, Aleya sudah sampai dirumahnya, gadis itu naik kendaraan online bersama Anita. Aleya memasuki rumahnya menggunakan alat bantu, dan disusul oleh Anita. Saat mereka sudah didepan pintu, mereka disambut oleh wajah tidak bersahabat milik Awan, wajah lelaki itu seperti meremehkan Aleya yang baru saja menapaki rumahnya.

"Dari mana lo? Jemput anak pungut ini hm?"
Tanya Awan kepada Anita dengan dagu yang diangkat sambil bersedekap dada didepan pintu masuk.

"Aleya hari ini udah boleh pulang, tapi belum boleh banyak aktifitas," terang Anita pada uaminya, Awan enggan menanggapi sedikit pun, hati nuraninya keras melebihi batu.

Awan tertawa jahat, lalu berkata."Siapa yang suruh lo bawa dia kesini? Gunanya dia apa? beban? Mending bikin anak dari gue," balas Awan menusuk, Aleya hanya diam, menunduk. Hatinya mencelos mendengar penuturan sang ayah tirinya.

"Astaghfirullah, Kamu sadar nggak sih? ucapan kamu nyakitin perasaan Aleya? Jaga ucapan kamu! Suatu saat pasti kamu bakal nyesel pernah ngelontarin hinaan buat anak 'spesial' kayak Aleya," ucap Anita dengan perasaan kesal, marah, sedih semuanya jadi satu, Sebulir cairan bening berhasil lolos di kedua mata Anita.

"Bacot! Gue muak denger ceramah dari lo tentang nyesel, nyesel, nyesel dan nyesel. Apa yang mau diseselin? emang Fakta kalo anak lo sama si Geo Geo itu gaada gunanya!" ucap Awan menatap Aleya dengan pandangan remeh, lalu beranjak dari depan pintu.

Anita menatap Aleya yang sedari tadi berdiri dan menunduk, wanita itu tersenyum walaupun kenyataannya hatinya sakit seperti ditusuk ribuan belati. "Sabar ya sayang, Lea kuat ya? ada Bunda yang jadi perisai Lea, Lea nggak usah mikirin omongannya ayah, dia cuma belum bisa buka hati buat nerima kamu," ucap Anita sambil mencium puncak kepala Aleya, detik berikutnya beralih memeluk Aleya sangat erat, membiarkan gadis itu menumpahkan airmatanya.

"Iya Bunda, Lea ikhlas karena ini emang takdir buat Lea, Tuhan percayain ini semuanya ke Lea, jadi apapun yang terjadi, Lea nggak mau nyalahin takdir," ucap Aleya menatap manik mata sang Bunda dengan senyum teduh, membuat hati Anita semakin sakit melihat senyuman itu.

"Pinter anak bunda, abis itu makan, ganti baju terus istirahat ya?" pesan Anita diangguki oleh Aleya, gadis itu berjalan perlahan menuju kamarnya.

Setelah Aleya memasuki kamarnya, Awan datang menghampiri Anita. Tanpa aba-aba, Awan menarik paksa lengan Anita hingga perempuan itu meringis, Awan menyeret Anita kekamar mereka, tak lupa Awan mengunci pintu kamar, setelahnya membanting Anita kekasur king size yang ada.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'M ALEYA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang