Say hii lagi!!!
Notifnya selalu roi tunggu!!
̶B̶A̶D 𝗦𝗜𝗚𝗡𝗔𝗟
"Aira, nyusu."
Tidak peduli dengan beberapa murid yang menatap kaget, Aira mengambil susu kotak dari Anan.
"Susu bukan nyusu. Memicu pikiran berlebih tahu," jelas dan tegur Aira setelah menyedot minuman manis itu.
Anan nampaknya tidak begitu peduli. Menyodorkan sebuah paper bag kecil. "Cake."
Mata Aira berbinar. Anan tahu saja bagaimana membuat detak jantungnya menggila. "Wah, makasih! Anan yang terbaik!" serunya kepalang bahagia.
"Iya," balas laki-laki cuek itu. Melihat Aira yang membongkar paper bag seperti tengah mencari sesuatu.
"Yang bulat merah, nggak ada." Astaga Anan, Anan.
"Cherry, Anan. Cherry!" seru Aira lagi.
Anan menatap flat, kemudian berbalik dan bersiap untuk tidur di jam pelajaran ke-tiga ini, lagi.
"Anan jangan tidur, hari ini harus lukis cita-cita Anan mau jadi apa. Kalau nggak di kumpulin, nggak boleh ikut kuis," cegah Aira.
Anan kembali duduk. Mengangguk. "Iya."
"Ya ampun Ra, bisa-bisanya kita betah temenan sama robot kayak Anan," sahut Aya dari meja belakang.
Kenalin bos, bestienya Aira. Namanya; Yaya San.
"Gak papa robot, yang penting good looking," balas Aira sambil mulai melukis.
Aya terkekeh. "Kalo good looking semua boleh, ye."
"Aira juga blo'on, tapi kata Kai karena Aira cantik jadi termaafkan," jawab Aira.
Aya melirik Kai di sampingnya. Mentang-mentang crocodile, yang blo'on pun di terobos.
"Lo nggak blo'on, cuma agak oon dikit." Aya membalas. Ketiga temannya yang lain tertawa.
Namun, langsung berhenti saat di lirik Anan.
Sebenarnya Aira hanya dewasa terlalu cepat, karena seharusnya Aira masih duduk dikelas sepuluh, bukan di kelas duabelas. Aneh, kan?
Alasannya, karena sejak dulu Aira selalu mengikuti Anan kemanapun, bahkan saat ia sekolah. Makanya, sekalian saja Aira di sekolahkan bersama sahabat kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD SIGNAL
RandomIsinya bikin naik darah. Yang sabarnya cuma setebal kertas semoga tetap waras. _ Ini tentang Aira yang ngebet go-public, dan Anan yang lebih suka lowkey. Aira tidak masalah, hanya saja dia tidak yakin teman-teman mereka bakal peka. Karena nyatanya...