1

1K 157 5
                                    






"Subhanallah.. indahnya ciptaan Mu.." gumam Alice menatapi kakak tingkat nya yang memiliki nama lengkap Muhammad Jeka Bardika.

Rosa, sahabat Alice itu menggelengkan kepala tak habis fikir. Alice telihat seperti gadis yang terkena pelet peletan. Tergila gila oleh Jeka.

Seperti sekarang, melihat Jeka yang sedang berdebat dengan senior lain nya, Alice malah tersenyum kesem sem. Harusnya dia khawatir karna kericuhan. Aneh memang.

"Lo ini kenapa deh Lice. Itu kak Jeka ribut woi." Gerutu Rosa, menunjuk kearah Jeka.

Alice hanya menganggukkan kepala paham lalu bergumam, "Ya tau Ros, ini kan gue liatin juga."

"Ya khawatir kek! Malah senyum-senyum."

"Gue lagi ngebayangin aja muka kak Jeka ada lebam lebam, kan ganteng Ros.. kaya badboy gitu!"




•••



"Aduh Jek Jek.. perkara Alice doang lo ributin ama Vicky!"

Jeka mendengus, membasuh wajah nya di wastafel kamar mandi khusus pria. Setelah kejadian debat mendebat yang dibumbui sedikit bogeman antar Jeka dan Vicky itu, Jeka pergi ke sini, bersama sang sohib, Kiming juga Jefri.

"Ya gimana lagi Ming, namanya juga kasmaran." Timpal Jefri, membela sekaligus meledek Jeka.

Kiming tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala, "Pastiin aja dulu Alice nya beneran naksir ama lo gak. Ntar kan malu udah taruhan sama Vicky, eh malah Alice nya gak naksir!"

Jeka mengangguk dua kali, membenarkan ucapan Kiming. Kali ini ia tidak boleh kalah dari Vicky. Enak aja dia ingin menyatakan perasaannya pada Alice. Alice itu punya Jeka.

"Gak bisa gitu sih Ming. Jeka nya juga beneran naksir Alice gak? Kalo cuma karna gak mau kalah dari Vicky, kata gue berhenti aja deh. Gak lucu degem bentukan Alice dijadiin taruhan ama bedebah dua ini." Ucap Jefri beri pendapat.

Sontak Kiming menepuk pundak Jefri dua kali, mengucapkan kata kata terharu nya akibat ucapan Jefri yang menurutnya bijak itu. Juga, Kiming bermaksud menghibur Jefri. Ya.. dia ini pria yang peka terhadap perasaan seseorang.

Sejak maba meminakkan kaki di kampus, dan saat mereka bertiga menjadi 'kakak BEM' tersebut, Kiming tau bahwa Jefri naksir Alice sejak pandangan pertama.

"Gue naksir Alice, Jep. Gue juga tau lo naksir dia."

Jefri dan Kiming terdiam. Dalam hati Jefri mengumpat dengan berbagai nama binatang. Dari mana pula Jeka tau ia naksir Alice?

Tak berbeda dengan Kiming, pria itu kaget bukan main. Selama ini kan mulut embernya itu belum pernah membocorkan rahasia yang satu ini.

"Gue tau dari Alice, dia cerita ke gue, lo sering ngajakin dia jalan waktu free matkul, kan?" Lanjut Jeka, paham akan keterdiaman Jefri.

Tak berapa lama, keterdiaman mereka tiba tiba di isi dengan suara melengking dari luar kamar mandi. Itu suara Alice yang meneriaki nama ketiga nya.

"KAK JEKA DIUMPETIN KAK KIMING KAK JEP YA?!"


•••





Setelah lengkingan suara Alice di depan kamar mandi beberapa jam lalu. Kini Jeka dan Alice duduk berhadapan di bangku tempat makan yang selalu mereka kunjungi setelah matkul selesai. Pecel lele.

Alice mengunyah nasi dan lele goreng nya lahap, begitu juga Jeka. Mereka tak pernah bosan dengan cita rasa masakan kang dimas tersebut. Apalagi sambal nya, ugh!

KAK JEK! | LizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang