Bagi Biru tidak ada gunanya menyapa si kepala yayasan pada waktu istirahat tadi, tidak ada yang harus dihormati dari si tua bangka itu. Tetapi entah kenapa murid-murid disekolah ini justru antusias untuk menyapanya, mungkin karena mereka belum tau kebenarannya.
Setelah jam istirahat selesai para murid langsung kembali ke kelasnya masing-masing. Beberapa kelas terlihat mendapatkan jam kosong karena para guru yang mungkin saja sedang sibuk, salah satunya adalah kelas 12-TKJ A.
Jika diperhatikan secara seksama orang yang ada di kelas 12-TKJ A ini sangat beragam ketika mendapat waktu free class. Mulai dari yang sibuk dengan handphone nya, berdiskusi dengan gengnya, bermain game online, karaoke, si juara kelas yang memilih untuk membaca buku, dan bahkan ada yang lebih memilih tidur diantara keramaian kelas.
Berbeda hal nya dengan Cakra dan Yumna, alih-alih bergabung dengan yang lain mereka berdua sibuk beradu untuk membalikan botol yang ditonton langsung oleh Rivano, Regan, dan Hilmi. Tak jarang mereka yang menonton pun ikut heboh. Sedangkan Biru, ia hanya diam di kursinya sambil sibuk memainkan ponsel.
Ketika bel pulang berbunyi semua murid berbondong-bondong untuk segera pulang kerumahnya masing-masing, tetapi tidak untuk anggota Osis dan beberapa pengurus eskul. Mereka akan mengadakan rapat secara serentak untuk acara demo ekstrakurikuler yang nantinya akan ditunjukkan kepada murid baru di sekolah ini.
"BIRUU." Panggil seorang laki-laki yang tadi asik bermain Bottle Flip Challenge dengan sosok wanita disampingnya.
Sontak setelah mendengar panggilan tersebut Biru pun langsung menghampiri mereka berdua.
"Nah ini dia si ketos ter-famous kita." Ujar Cakra sambil merangkul pundak Biru. Bisa dibilang hari ini sepertinya Cakra sedang dalam mood yang baik, terbukti dari pagi ia cukup banyak berbicara.
"Gini bro, Yumna pengen tau disini ada ekskul apa aja dan gue lupa, tolong bantu kasih tau dong."
"Terus gunanya demo ekskul nanti apa?" Jawab Biru dengan nada yang ketus.
"Ya biar yang lain tau si, tapi kan Yumna kelas dua belas masa ga boleh sih di spill duluan?"
"Iya nih masa ga boleh, spill dong." Sahut Yumna.
"Ck. Gue kirim listnya ke Cakra, biar dia yang kasih ke lo."
"Siapp bos." Balas Cakra dengan tangan yang bergaya hormat pada Biru. Setelah mengirimkan list ekskul, Biru segera pergi ke aula.
"Eh Cakra,-"Belum sempat Yumna membereskan kalimatnya Cakra main berbicara saja seolah-olah dia tau apa yang akan Yumna katakan.
"Maklumin sifat Biru ya Na, dia emang gitu anaknya."
"Iya gapapa, santai aja. Keliatan ko dari mukanya, kayanya emang cuek."
"Hahaha menurut gue lebih ke judes aja si aslinya mah sok cuek."
"Iya kah?"
"Bercanda. Tulis nomor HP lo disini." Bukanya tidak ingin menjawab Yumna tetapi jika percakapan itu dilanjut bisa habis Cakra ditangan Biru nanti jika ketahuan membicarakannya.
"Idih modus lo." Ucap Yumna sambil tetap mengambil ponsel Cakra untuk menulis nomornya disana. "Nih. Nama kontaknya Yumna manis ya."
"Idih, Yumna galak kali yang ada."
"Galak mata mu. Udah ah gue mau pulang nanti kirim ya listnya."
"Iya sana lo pulang hush hush." Setelah melihat Yumna pergi menjauh, Cakra pun tak bisa menahan senyumnya.
"Heh ngapain lo senyam senyum? Kesambet aja tau rasa lo." Tak ada angin tak ada hujan, tiba tiba sosok Rivano muncul entah dari mana.
"Anjrit, Van lo kalo dateng tuh ancang ancang dulu kenapa sih. Kaya setan tau ga tiba tiba muncul." Siapa pun yang ada di posisi Cakra pasti terkejut jika tiba-tiba ada orang di sampingnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Silence
Teen FictionDi sekolah yang tampak biasa, "Silence" bukan hanya sekadar kata, tetapi tanda peringatan. Sebuah kelompok siswa bertekad untuk mengungkap rahasia-rahasia yang disembunyikan oleh orang-orang atas yang berkuasa. Saat mereka menyelidiki lebih dalam, k...