Hari ini weekend, Kania dan beberapa anak kos an lantai dua yang biasanya pada balik buat pulang kampung kini terlihat sibuk dengan kegiatan masak memasak di dapur.
"Ada acara apa ini bestie? Tumbenan masak-masak?" tanya Misel.
"Hari ini acara ultahnya Sabina, mau masak nasi kuning dan kawan-kawan." Jelas Gadis yang sibuk membumbui ayam.
"Astaga gue lupa belum beli kado." Jelas Misel, "Gimana dong ini?"
"Nanti aja, anak-anak juga pada belum nyari kok. Urunan aja kita." Ujar Kania.
Misel yang mendengarnya tersenyum, "Oke."
"Misel, lo bantuin Kania sama Nina buat kupas kentangnya. Soalnya kentang itu bakalan dibuat perkedel sama sambal goreng." Perintah Yurika.
"Sumpah ini banyak banget kak. Makan besar beneran kita?" Tanya Dinar.
"Iya, soalnya gue ajakin pacarnya Sabina buat makan disini." Ujar Yurika.
"Pacarnya Bina?" Tanya Kania bingung.
"Iya, si Jeri. Gue feeling juga, gak mungkin Jeri gak bawa dedengkotnya."
"Rame dong?" Sahut Gadis. Yurika mengangguk mengiyakan.
"Gadis ajakin gebetan lo gih, siapa tau mau kan dia diajak." Goda Misel.
"Gebetan gue siapa Mi, jangan ngaco."
"Itu si koko koko mesin, Wirasena Tjahyadi."
"Walah, mendung belum tentu hujan Mi. Dekat belum tentu jadian." Sahut Gadis.
"Fuaghh galau!!!" Seru Yurika kencang. Kemudian disusul gelak tawa mereka.
"Ajak yang jelas jelas aja udah, Nina ajakin pacar lo deh. Lumayan kalau Yuta dateng pasti bawa Gerald, Tara sama Biru." Seru Gadis.
"Hahaha iya tadi udah gue ajakin, beres katanya." Ujar Nina. "Anak kos an bakalan diajak juga sih kayaknya."
"Sip. Otomatis Radi sama Ken ikut kan?" Tanya Yurika.
"Iya Rik. Mereka kan satu kos." ujar Kania menjelaskan.
"Dijamin ludes gak buang-buang makanan." Tambah Yurika.
"Kalau Kak Jeri dateng, otomatis gandeng Kak Marvin sama Kak Hagia dong?" Tanya Dinar menginterupsi.
Hagia, mendengar nama cowok itu disebut Kania sempat berhenti mengupas kentangnya dan itu disadari oleh Nina.
"Iya sih kayaknya... Kenapa? Naksir ya?" Goda Gadis.
"Hehehe, cuci mata kak."
"Emang mau lihat siapa sih lo, cuci mata segala."
"Kak Marvin."
"HUAHAHAHAHA DEMEN MARVIN TERNYATA." Gadis tertawa kencang, "Hati hati Din sama buaya rawa."
"Iya ini korban buaya bernama Marvin." Celetuk Misel sambil menunjuk ke arah Gadis. "Makanya kapok dia, eh taunya kejebak lagi sama anak mesin yang lain."
"Mending gue ya dapet cem-cem an lain, lo malah jadi korban yang punya rawa buaya Mi, mana belum bisa lupain orangnya lagi." Salty Gadis.
"Brengsek," Ujar Misel yang tertawa.
Mereka semua ikut tertawa, "Hahahahhaa."
Kania menatap Nina seakan bertanya "Siapa yang punya rawa?"
Nina menjawab tanpa suara dengan menggerakkan mulutnya, "Hagia"
Hagia sama Misel pernah dekat? Sedekat apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Campus Delight: Teknik
Teen FictionSeputar kebiasaan random mahasiswa teknik [ft. NCT127]