04 | ToD

16 1 1
                                    

Acara makan-makan yang diadakan di kosan para ciwi itu sudah selesai. Beberapa ciwi udah mulai beres-beres. Awalnya mereka yang datang duduk melingkar di ruang tamu kosan yang bisa dibilang lumayan luas, lalu setelah selesai mereka mulai sibuk sendiri-diri dan balik ke kamarnya masing-masing untuk istirahat.

Kania duduk melingkar bersama beberapa ciwi kosan dan beberapa cowok yang masih stay disana. Ada Gadis, Misel, Nina, Hagia, Yuta, Marvin, Gerald, Ken dan Radi. Biru sama Tara udah balik duluan karena udah ada janji sama yang lain. Jeri sama Sabina udah pergi, nggak tahu entah kemana.

"Lo liat Jeri sama Sabina pas makan-makan tadi?" Ujar Radi sedikit berbisik kepada Ken.

Kania mulai mendengar mereka mulai membicarakan Jeri dan Sabina yang memang sekarang keberadaannya tidak ada di lokasi. Kania memang tadi sempat melihat Jeri dan Sabina makan sepiring berdua. Hal itu jelas saja tidak akan luput dari kejulitan netijen abad ini, Radi dan Ken. Kedua cowok bermulut licin itu sekarang sedang berbisik dan membicarakannya.

"Mh-hm," Ken mengangguk, "Why?"

"Lo kenyang makan satu piring berdua? Tanya Radi. "Kalau gue sih mana kenyang." Salty Radi.

Bagus Radika, awal yang sangat bagus untuk memulai diskusi grup.

Ken yang setuju hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, "Romantis sih romantis, tapi ya gak gitu juga."

"Mh-hm, makanannya kan banyak. Kalau mubazir dosa ya." Tambah Nina.

"Mubazir?" Sahut Hagia yang tiba-tiba aja ikutan nimbrung.

Lah, Hagia tiba-tiba udah nimbrung aja, batin Kania.

Kania mengulum senyumnya saat tahu ternyata Hagia yang notabenenya cowok famous super duper keren dan banyak fansnya itu cukup enjoy dengan topik rasan-rasan ala Radi dan Ken.

"Iya artinya buang-buang makanan," jelas Yuta. "Gue yang punya pacar aja gak segitunya."

"Gue yang gak punya pacar aja gak kayak gitu." Tambah Marvin.

Gadis menyahut, "Ya kalau itu emang karena lo jomblo paijo." 

Sahutan Gadis membuat seisi ruangan tertawa terbahak-bahak. Kania nampak mencuri pandang ke arah Hagia yang sedang tertawa dan posisi cowok itu sekarang berada di seberangnya. Kania cukup terkejutnya karena beberapa kali juga pandangan mereka bertemu. Saat pandangan mereka bertemu, Kania buru-buru melemparkan pandangan matanya ke arah lain. Kania malu kalau kepergok lagi merhatiin Hagia diam-diam, lagian Hagia juga orangnya suka overpede. Reaksi Kania yang seperti itu tak ayal selalu membuat Hagia mengulum senyumnya.

"Tapi serius, tau apa yang bikin cowok secakep gue jomblo?" Lanjut Marvin.

"Apaan?" Gadis penasaran.

"Karena lo cuma satu." Ujar Marvin yang tiba-tiba serius. Bahkan Ia melihat Gadis dengan tatapan yang mh-hm... err.. sulit dijelaskan. Gadis sempat kaget, namun Ia terlihat cukup pintar menyembunyikannya.

"Ah anjing dangdutt lo." Seru yang lain. Bahkan Hagia dan Radi hampir melempar sandal slippersnya ke arah Marvin.

"Buaya." Bisik Gerald yang seketika membuat Kania menoleh ke arah samping kirinya.

Kania tersenyum kecil saat tahu Gerald sudah pindah dan duduk di samping kirinya, "Emang lo nggak kak?" Bisik Kania.

"Nggak dong," Sahut Gerald jahil. "Gue bukan buaya."

"Masa?" Kania tampak tidak percaya, "Yang punya rawa iya kak?"

"No." Gerald menggeleng cepat, "Alligator."

Campus Delight: TeknikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang