1. Like to kisses my nose

648 81 9
                                    

Ruang santai untuk menonton TV itu nampak ramai akan suara dari benda elektronik yang disematkan ke dinding. Dan di atas sofa empuk yang besar, duduk dengan nyaman dua sosok pemuda dengan tinggi badan yang berbeda jauh.

 Dan di atas sofa empuk yang besar, duduk dengan nyaman dua sosok pemuda dengan tinggi badan yang berbeda jauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Takemichi menyamankan posisi duduknya. Tubuh mungil itu nampak nyaman duduk bersandar ke tubuh besar nan kokoh di belakangnya. Pemuda Hanagaki itu pun mengusakkan kepala dengan surai pirang miliknya ke dada bidang di belakang kepalanya.

Kekehan geli menyapa telinganya, "Kenapa hm?" Surai pirang itu diusap sayang oleh si penanya. Shuji menundukkan kepalanya, mencondongkan wajahnya ke arah Takemichi yang kini balas menatap wajahnya.

"Lapar~"

Jawaban singkat yang diiringi dengan cemberut di wajah membuat Shuji terkekeh geli, lagi. Hidung mancung si gemas dikecup pelan. "Sayangnya Shuji mau makan apa hm?" tanya pemuda Hanma.

"Chicken Katsu Curry." jawab Takemichi sambil tersenyum manis. Yangmana semakin membuat Shuji gemas. Sekali lagi, Shuji membubuhkan kecupan seringan kapas di pucuk hidung yang terkasih. Shuji dengan mudahnya memutar tubuh Takemichi untuk menghadap dirinya, "Masak atau beli hm?"

Lengan kokoh itu melingkupi pinggang ramping si gemas, "Kulkas aku kosong yang. Belum belanja, hehehe~" ujarnya dengan wajah tanpa dosa.

Takemichi memutar matanya bosan. "Kok aku gak heran ya?" Pemuda manis itu tak kaget karena kelakuan kekasihnya itu. Bagaimana tidak kosong, kalau pacar tiangnya itu lebih sering menghabiskan waktu di apartemen miliknya. Sekaligus menghabiskan isi kulkasnya. Takemichi sampai heran, karena Shuji-nya itu hanya menggunakan kamar apartemen milik pemuda itu sendiri bak tempat singgah saja. Karena seluruh aktivitas dari makan, mengerjakan tugas, sesekali mengerjakan pekerjaan dari perusahaan keluarga Hanma bahkan terkadang mandi dan tidur di apartemen milik Takemichi.

Di sisi lain, agak menyesal rasanya kenapa ia mau-maunya tinggal di gedung apartemen yang sama dengan pacarnya ini. Mana mereka selantai pula. Pun jua, menjadi tetangga sebelah pula.

Shuji nyengir, pemuda dengan manik keemasan itu mencoba membujuk sang terkasih yang masih memandangnya malas, "Sekalian belanja deh kalau gitu. Kamu ada yang mau dibeli gak yang?"

Karena terlalu sering berada di apartemen sang kekasih, Shuji amat sangat jarang mengisi lemari pendingin di dapur apartemennya ini. Apartemen pemuda Hanma itu hanya akan digunakan kalau sedang ingin saja.

Segala aktivitas lebih sering ia lakukan di apartemen sebelah, apartemen kekasihnya. Bahkan terkadang, ia memilih tidur di sana juga, walau sering diusir oleh si empunya unit sebelah.

Walau jarang digunakan, setidaknya unit apartemen miliknya ini tetaplah bersih. Sehingga kalau-kalau kesayangannya itu ingin menghabiskan waktu di unit miliknya ini, si gemas tidak akan ngomel-ngomel menghabiskan waktu dengan menyuruh Shuji bersih-bersih.

Takemichi itu sedikit sensitif akan debu, bisa bersin-bersin ia kalau sedikit saja debu mengenainya. Alhasil, Shuji yang aslinya paling malas bersih-bersih, berusaha semaksimal mungkin mencegah debu menempel di tiap sudut apartemennya.

"Shuji itu..."ーHantakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang