1

3.8K 287 50
                                    

"Mama harus pergi."

"Harus banget?" Haruto masih kekeuh tidak ingin Mamanya ini pergi kembali ke Fukuoka. "Emang gak bisa di Tokyo aja??" Tanyannya lagi yang sudah berulang kali.

Mamanya menghela napas untuk beberapa kali dan diam beberapa saat sebelum memegangi kedua pundak putra tunggalnya. "Gini ya, Mama itu kerja, bukan sebagai CEO tapi karyawan. Ya Mama gak bisa dong kerja di asal tempat kalau atasan Mama sudah keluarin titahan."

"Ma.. tapi―"

"Ruto sayang, gak lama kok." Kata Mamanya menegaskan. "Kalau sudah selesai, Mama langsung kembali kemari. Oke?"

Dengan malas, Haruto mengangguk. Mamanya itu tersenyum dan pergi sebentar ke dalam, dan keluar dengan menggendong kucing manis berwarna orens dan memberikannya ke Haruto.

"Ini Mama titipkan kucing, di jaga ya."

Setelah Mamanya memberikan beberapa arahan untuk pertumbuhan si kucing, Mamanya langsung masuk ke dalam mobil dan pergi begitu saja meninggalkan Haruto yang masih menatap kucing di tangannya.

Bola mata Haruto terpaku pada sesuatu yang menggantung di leher kucing. Jari panjangnya mengambil kalung itu dan melihat bentuk love dengan nama 'Dobby' disana.

Kucing yang tadinya di posisikan tengkurep, sekarang dia arahkan ke wajahnya. Melihat muka si kucing yang adem, membuat senyum Haruto terukir.

"Cocok dengan namanya," jari Haruto mengusap leher si kucing membuat kepala kucing itu mendongak sambil mendengkur. "Manis."

😽😽😽

Haruto masuk ke dalam apartementnya dan menaruh kucingnya di sofa. Lelaki itu membuka cardigan yang dia pakai dan di lempar ke sofa menutupi tubuh si kucing sepenuhnya.

Karena tidak melihatnya, Haruto masuk ke dalam kamar dan mulai membuka pakaian dan mandi di bawah shower.

Sementara si kucing keluar dari dalam cardigan susah payah. Mata bulatnya berkedip melihat suasana baru. Kakinya melangkah gontai karena pusing, hingga jatuh dari sofa. Tapu sedetik setelahnya, kucing itu kembali bangun dan menoleh sana-sini untuk penyusaian pandangannya.

"Meng~"

Kakinya melompat ke atas kursi makan, dan menginjak bagian empuk itu beberapa kali dengan empat kakinya sebelum menidurinya setelah melingkar. Medengkur pelan, sambil menutup mata perlahan.

Haruto yang selesai mandi, mengusap rambutnya sambil keluar kamar, bertelanjang dada. Matanya mencari kucingnya di sofa namun tidak ada. Haruto memilih abai sementara dan pergi ke dapur yang gabung dengan ruang sofa.

Mengambil minum segelas, berniat duduk, Haruto terjengkit begitu mendengar teriakan maut kucing. Lantas ketika berbalik badan, dia menemukan si kucing menatapnya marah dengan kuku mencakar kursi.

"Mm...MENG!"

"Galak." Cibir Haruto mengusap punggungnya yang di cakar kucingnya. Lelaki itu mengusap kepala si kucing mencoba berdamai dan hasilnya semakin marah.

Cakaran kedua kalinya di dapat Haruto di bagian lengan.

"Hm!" Haruto mendengus kasar, dia berdiri dan pergi mengambil whiskas di tasnya kemudian menaruh makanan itu di piring khusus dan membawanya ke depan kucing membuat mata kucing itu yang semula garang berubah polos dengan kedipan.

"Meong~!"

"Tidak, kau sudah mencakarku." Jahil Haruto marah, duduk di sofa. Matanya memperhatikan si kucing yang masih menatapnya dengan kedipan polos sebelum kucing itu berlari ke arah Haruto dan diam di atas pangkuannya.

Cat | HaruBbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang