3

2.5K 239 54
                                    

Haruto membuka matanya sayu. Berkedip berulang kali, sampai pandangannya bisa beradaptasi dengan cahaya matahari. Kepalanya menoleh ke arah samping, melihat kucingnya masih dalam bentuk manusia.

Hampir saja Haruto kaget karena belum terbiasa. Tapi mengingat malam kemarin, membuat dia tersenyum mesem-mesem, dengan tangannya yang mengusap pipi gembul Dobby.

Pergerakan si kucing membuat Haruto terkekeh manis. "Maaf ya, membangunkanmu."

"Meongh~~" Dobby mengeong sakit, wajahnya menunjukan kesakitan yang membuat Haruto turun dari kasur dan pergi ke nakas, mengambil kotak obat. "Sini obatin dulu." Ucap Haruto. Saat akan membalikkan tubuh Dobby, kucing itu marah tidak mau.

Trauma agaknya.

"Gak bakal di apa-apain meng. Yok biar gak sakit lagi." Bujuk Haruto.

"MEONG, MEONG, MEONG!!"

"Galak." Cibir Haruto. Lelaki itu pergi keluar kamar. Dia ke dapur, mengambil makanan kucing kemudian membawanya ke dalam kamar. "Makan nih, mau nggak?"

Saat makanan itu di dekatkan ke hidung si kucing, Dobby mengeram marah kemudian membuang nampan itu dengan tangannya membuat Haruto mengerutkan alis. "Itu kan makananmu meng!" Seru Haruto kesal.

"Ngeng!!"

"Ribet, ribet." Haruto berangan mencakar wajah Dobby kemudian memilih membereskan makanan itu. "Seterah lah. Awas aja ya, minta makan, ku buang ke comberan." Cibir Haruto kesal, sebelum pergi dari kamar.

Dobby diam, dia berkedip kemudian menangis karena lapar.

"MEONG!!"

(ᗒᗩᗕ)

Pulang kuliah, Haruto kembali ke apartemennya. Baru masuk, dia sudah di sambut dengan Dobby yang balik kembali menjadi kucing. Haruto berkedip, dia berjongkok dan menggendong si kucing. "Dobby?"

"Mengh~~" matanya berkaca-kaca, minta makan.

Haruto menggerling malas. Dia menurunkan Dobby. "Gak ada makanan. Tadi pagi yang kamu buang itu yang terakhir, gak ada lagi." Cibir Haruto merajuk.

Dobby mengikuti Tuannya. "Meng, meng, meng." Dia menangis, "Meong~~"

"St jangan berisik." Balas Haruto tajam. Lelaki itu mengeluarkan laptopnya, kemudian menulis tugasnya.

"Meng, meng, meng!!"

Haruto tidak mengindahkan.

"Menggg!!"

"Meng?" Si kucing justru naik ke paha Haruto, kemudian tangannya ke meja. Kucing itu memiringkan kepala melihat laptop di depannya. "Meng, meng, meng?"

"Apasih? Sana, jangan ganggu." Kesal Haruto menggendong kucingnya kemudian menaruhnya di lantai.

"Meng~"

Haruto tertegun. Dia tidak tega kucingnya kelaparan, apalagi melihat wajah kucing itu yang merunduk, menjilat-jilat tangannya. Haruto menghela nafasnya, kemudian berdiri memakai jaketnya.

Sebelum pergi, Haruto berjongkok dan mengelus bulu si kucing. "Ntar ya, di beli dulu. Awas, jangan utak-atik apapun."

Setelahnya Haruto berdiri, dan pergi dari apartemennya untuk ke minimarket depan, membeli makan si kucing.

🐈🐈🐈

Di apartemennya, Haruto mengusap rambutnya yang basah karena gerimis saat jalan pulang. Lelaki itu ke dapur, menyiapkan makanan si kucing kemudian membawanya ke ruang tengah.

"Pus, pus."

"Meng~~"

Haruto terkekeh melihat kucingnya keluar dari dalam kamar dengan langkah gontai, seperti baru tidur. Dobby yang mencium makanannya langsung berlari ke arah Haruto, dan mencakar-cakar celana Haruto sambil berdiri, meminta makanannya.

"Sabar.." Haruto berjongkok, menaruh makanannya. "Makan, dan diam. Kalau sudah tidur sana." Katanya sebelum ke sofa, dan kembali mengerjakan tugasnya.

Dobby makan dengan lahap. Eongannya ketika melahap makanan, membuat Haruto meliriknya sambil terkekeh kecil. Tak lama, si kucing selesai makan. "Meng~~" lirihnya sambil mencakar celana Haruto.

Lelaki jakung itu menunduk, kemudian mengusap bulu si kucing. "Tidur sana."

"Meng, meng, menggg." Seru Dobby kemudian mengusap kepalanya di kaki Haruto. "Meng~~"

Haruto menghela nafasnya. Dia menggendong Dobby dan menaruhnya di atas pahanya. Tangan besarnya mengusap-usap bulu si kucing. "Tidur."

Dobby melingkar dulu, baru menidurkan badannya dengan tubuh melingkar. Kucing itu mendengkur halus, dan perlahan memejamkan matanya membuat kegemasan Haruto meningkat.

Cup.

🐱🐱🐱

"Meong!"

Haruto membuka matanya. Lelaki itu terkejut melihat Dobby di atas tubuhnya dalam keadaan manusia. Buru-buru Haruto bangun membuat tubuh Dobby terguling ke bawah, jatuh dari sofa.

"Meng?"

Haruto menelan salivanya. Dia bangun, dan langsung ke kamar. Mengobrak-abrik lemarinya, dan kembali dengan baju. Dia menarik tangan si kucing dan mendudukkannya di atas sofa. Buru-buru Haruto memakaikan Dobby pakaian.

Kegiatan sangat cepat dan terburu-buru, akhirnya selesai. Nafas Haruto memburu cepat. Tidak lucu jika morning sex di apartment. Bisa-bisa orang yang lewat, bisa curiga.

"Kamu kok bisa sih jadi manusia lah, hewan lah. Punya kekuatan?" Tanya Haruto kesal bercampur gregetan, karena kaget terus dengan perubahan kucingnya.

"Meng?" Si kucing malah memiringkan kepala, tidak paham.

Haruto menghela nafasnya. "Sudahlah percuma, mana ngerti dia." Gumam Haruto pasrah. Lelaki itu pergi ke kamar, hendak mandi.

"Meng~~"

"Astaga, apa lag―" Haruto tidak melanjutkan ucapannya ketika melihat lelaki yang duduk di sofa itu menangis sambil mengangkang kakinya, dengan kepala melihat ke arah bawah. Haruto buru-buru menghampiri dan mengembalikan posisi Dobby lebih manusiawi. "Jangan kaya gitu, gak boleh."

Dobby menangis, "Ngeong!!"

Haruto mendesah malas. Dia duduk di sofa, dan menaruh kepala Dobby di atas pahanya. Tangannya mengelus leher Dobby membuat kucing itu diam, dengan mata terpejam sambil mendengkur.

"Jangan nangis, masih sakit ya?" Haruto merasa bersalah lagi. Pasti si kucing terus sakit karena masih baru merasakannya. "Maaf ya." Ucapnya sambil mengelus rambut Dobby.

Krr..

Haruto terkekeh saat Dobby mendengkur. Lelaki jakung itu bangun perlahan, dan pergi ke kamar untuk bersiap kuliah.

Selesai bersiap, Haruto menoleh ke arah kucingnya. Dia tersenyum, kemudian berjalan ke arah Dobby dan mengecup mata kucing itu yang basah. "Meet bobo, kucing Ruto."

(. ❛ ᴗ ❛.)

Kayanya ada yang nungguin, hihi #pedepadahalgakada

Cat | HaruBbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang