'Aneh.'
'Aku merasakan aura yang kuat dari suatu tempat di hutan kegelapan. Kurasa aku akan pergi mengeceknya.'
Eruhaben yang merasakan bahwa sesuatu yang menarik akan terjadi akhirnya memutuskan untuk melihat ada apa disana. Dia hanya berharap bahwa hal ini tidak akan membawa masalah kepada bajingan sial itu.
Rrrring—
'Sebuah panggilan?'
Eruhaben pun mengangkat alat komunikasi dan melihat bahwa panggilan itu berasal dari Cale.
"Ada apa, Cale?"
"Eruhaben-nim, dimana anda berada sekarang?" tanya pemuda berambut merah dari sisi lain alat komunikasi itu.
"Aku sedang berjalan-jalan di hutan kegelapan sebelum aku merasakan suatu aura yang menarik."
"Ah, jadi anda telah mengatasinya, Eruhaben-nim? Kalau begitu kurasa aku tidak perlu khawatir tentang apapun lagi."
"Begitulah, bajingan sial. Aku hanya berharap semoga hal ini tidak akan menambahkan kesialanmu yang sudah sangat banyak itu," jawab naga kuno itu sambil menghela nafas pasrah.
"Aku tidak perlu khawatir tentang hal itu, kan? Toh, aku memiliki Eruhaben-nim yang merupakan naga kuno serta Raon dan yang lainnya untuk membantuku," jawab pria itu sambil menyeringai.
"Ho–"
'Benar sekali, bagaimana aku bisa melupakan bahwa bajingan ini memiliki sekutu yang sangat kuat yang dapat membantunya mengambil alih dunia untuknya jika dia menginginkannya.'
"Baiklah, baiklah. Hanya jaga dirimu sendiri dengan baik dan jangan terlibat masalah yang akan merepotkanmu."
"Tolong jangan khawatir, Eruhaben-nim. Setelah mengalahkan bajingan putih dan Dewa Tersegel aku tidak memiliki apapun yang ingin kulakukan selain hidup pemalasku untuk dilakukan."
"Kalau begitu aku akan menutup telepon ini, Eruhaben-nim. Harap berhati-hati dalam perjalanan anda."
Setelah menutup telepon itu, Naga Kuno tersebut akhirnya berjalan untuk menemukan dimana aura tersebut berada.
◆◇◇◆
Setelah berjalan beberapa saat, akhirnya Naga Kuno itu menemukan dari mana aura itu berasal.
Disana, ia melihat seorang anak kecil yang terlihat berusia sekitar 13-15 tahun dengan warna rambut tidak biasa, serta pakaian yang aneh.
'Entah bagaimana, warna rambut anak ini mengingatkanku pada bocah ahli pedang itu,' pikirnya.
Eruhaben akhirnya menghampiri anak itu yang sedang melihat sekelilingnya dengan kebingungan.
"Hei nak, apakah kamu baik-baik saja? Mengapa kamu melamun begitu?" tanya Eruhaben dengan sedikit khawatir.
'Aku bertanya-tanya berapa usia anak ini? Dia tampak seperti 13... tapi sepertinya lebih tua daripada itu melihat perilakunya.'
Eruhaben mengernyit melihat betapa kurusnya anak itu. Dia terlihat seperti dia tidak makan dengan baik selama berhari-hari.
'Atau memang anak ini belum makan selama berhari-hari? Sepertinya dia tersesat di tempat ini. Tidak, bagaimana dia berada di hutan ini di tempat pertama?'
"Bagaimana kamu bisa berada disini, nak? Apakah kamu tersesat saat bermain? Kalau begitu aku akan membawamu keluar dari sini," Eruhaben menghela nafas saat memikirkan betapa takutnya anak ini tersesat di hutan gelap seperti ini.
Anak itu menjawab dengan suara yang gemetar, "Ah... aku..."
"Hm?"
Anak itu melihat keatas dengan tatapan takut dan khawatir.
"Aku tidak tau bagaimana aku bisa berada disini, Tuan. Aku ingat aku baru saja pergi bermain-main dengan teman-temanku, tetapi kemudian semuanya gelap dan saat aku membuka mataku aku sudah berada disini," anak itu menjawab dengan cemas dan kebingungan.
"Hmmm... kalau begitu aku akan membawamu ke suatu tempat dulu sebelum membawamu keluar dari hutan ini. Kamu bisa memanggilku Eruhaben-nim nak. Siapa namamu?"
Anak itu kemudian tersenyum dengan lembut dan berbicara,"Eruhaben-nim sebelumnya saya ingin berterimakasih karena anda telah menawarkan kepadaku untuk membantuku keluar dari hutan ini. Omong-omong namaku Kim Dokja, Eruhaben-nim."
'Jadi nama anak ini Kim Dokja, huh? Sebuah nama yang sama anehnya dengan Choi Han. Aku mungkin harus bertanya kepadanya nanti apakah dia mengenal anak ini.' batin Eruhaben.
Eruhaben akhirnya memperhatikan anak itu dengan seksama sebelum membuka suaranya.
"Baiklah, Kim Dokja ikuti aku. Atau kamu mau aku gendong saja?"
Kim Dokja terlihat malu dengan pertanyaan itu.
"Ah, tidak perlu repot-repot. Saya bisa jalan sendiri, Eruhaben-nim."
Eruhaben yang memperhatikan hal itu akhirnya menghela nafas dengan pengertian.
"Baiklah, kalau begitu ikuti aku dengan baik. Kalau kamu tertinggal itu akan menyulitkan kita berdua."
Eruhaben akhirnya memimpin Kim Dokja untuk pergi ke suatu tempat.
(Yang pastinya para reader tahu itu rumah siapa lah ya.)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mari menistakan Cale dan Dokja『Slow Update』
Fanfictionseperti judulnya saya akan menistakan karakter-karakter tertentu hohoho A/N : Bakal slow update... kalo dulu karena ujian... sekarang karena kekurangan ide //halah padahal mah baca Euishin A/N 2 : Fotonya dari pinterest dah itu aja