⁰⁷

280 64 10
                                    

Jeongwoo pagi ini terlihat lesu. Ia berjalan ke arah dapur dan melihat Asahi yang sedang minum. Asahi yang melihatnya menaikan sebelah alisnya lalu meletakkan kembali gelas yang ia pakai untuk minum air ke meja.

"Kenapa lo?" Jeongwoo menggeleng.

"Bohong," celetuk Asahi. Jeongwoo menghela nafas pelan. Entah kenapa hatinya sedikit sesak.

"Dahlah, gue mau berangkat." sebelum pergi, Asahi melempar kotak susu kepadanya, untung saja Jeongwoo bisa menangkapnya.

"Datang sekolah langsung makan lu, itu pesen bunda lo, uang jajan katanya ada di atas meja ruang tamu, cepetan ambil sebelum Jaehyuk yang ngambil." Jeongwoo menatap haru Asahi.

Asahi merasa heran dengan tatapan Jeongwoo pun bertanya, "kenapa?"

"Ternyata elo bisa perhatian juga ya?" ucap Jeongwoo mendramatisir dengan kedua tangan yang ditumpukkan ditengah-tengah dadanya.

"Lebay," sahut Asahi dengan raut wajah jijiknya. Bukannya kesal, Jeongwoo malah memeluk sahabat dari kakaknya itu.

"Lo meluk atau mau bunuh gue, hah?!"

"Meluk lah!"

"Lepas! Nafas gue, Woo!" demi apapun, Asahi hampir kehabisan nafas kalau Jeongwoo tidak menuruti permintaannya. Si pelaku menyengir dan kembali pamit pergi, meninggalkan Asahi yang menatap lekat pintu yang barusan dilewati oleh Jeongwoo.























































"KAK YEDAMMM...!!!"

"Lo siapa? Kita kenal?"

Pemuda itu merengut kesal pada Yedam lalu mendecak tidak suka. "Malu lu kenal sama gue?" tanya Junghwan dengan tidak santainya.

Dan dengan santainya, Yedam mengangguk. Pemuda bongsor itu kembali mendecak lalu duduk disamping Yedam yang sedang membaca buku.

"Tumben ke perpus? Biasanya juga pagi-pagi ke kantin."

"Gak ada temen, biasanya ada kak Doyoung, kalau gak ya kak Haruto sama Jeongwoo tapi keknya hari ini mereka telat, deh."

Yedam mengangguk, matanya sedari tadi tidak berpindah tatap dan fokus ke tulisan yang ada didalam buku. Jungwhan merasa bosan.

"Lo gak tanya gue harus gimana gitu?" katanya yang meminta saran.

"Baca buku, biar pinter."

"Dih, gue udah pinter ya," imbuh Jungwhan kesal. Yedam tidak menyahut lagi. Sumpah demi apapun, Jungwhan sepertinya akan mati kebosanan.

Tiba-tiba telfonnya berdering, ia mengambil handphonenya yang berada disaku celananya. Dilayar handphone tertera nama Jeongwoo disana.

"Tumben?" gumamnya seraya menggeser ikon hijau ke atas.

"Ngapa lu?"

"Haruto ada sama lo gak?" tanya Jeongwoo disebrang sana. Jungwhan menggeleng lalu menggeplak kepalanya sendiri karena bodoh, menggeleng saat menelfon, mana lihat Jeongwoo kalau dia menggeleng.

"Gak ada tuh."

Tut..

Jeongwoo mematikan telfon mereka sepihak sementara Jungwhan menatap handphonenya yang menyala lalu menggaruk tengkuknya yang gatal.

"Kenapa, sih?" gumamnya.

"Emang kenapa?" tanya Yedam.

"Kak Jeongwoo nanyain kak Haruto sama gue atau enggak terus setelah gue jawab malah dimatiin sepihak," jawab Jungwhan.

𝑺𝒕𝒂𝒃 𝑰𝒏 𝑻𝒉𝒆 𝑫𝒂𝒓𝒌 || Treasure [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang