⁰⁶

280 66 0
                                    

"KAK JAEHYUK! BUKU CATETAN MATEMATIKA GUE YANG LO JADIIN KIPAS DIMANA WEH?!"

"UDAH GUE BALIKIN KE KAMAR, WOO."

"BOONG LIDAHNYA MANJANG, NIH!"

"DIH, BAPERAN!"

"KAKAK, ADEK, JANGAN BERCOCOK TANAMAN ALIAS BERANTEMNYA LAGI DONG, MALU SAMA ASAHI, NIH," teriak ibu Jaehyuk dan Jeongwoo dari bawah. Jeongwoo yang baru masuk kamar Jaehyuk, menatap tajam sang pemilik kamar.

"Cepetan kasih tau buku catetan MTK minat gue dimana!" Jaehyuk menatap sang adik sinis dengan mulut yang asik menggerutu.

Ia berjalan keluar kamar di ikuti oleh Jeongwoo dibelakangnya. Saat sudah di kamar sang adik, Jaehyuk langsung menuju ke meja belajar Jeongwoo dan mengacak-acak buku yang ada di atas meja itu.

"Kok gak ada?"

"Tuh dibawah meja."

"Anjing kaget!"

"Gue gak kaget jadi bukan anjing, Jeongwoo tuh yang kaget, berarti dia yang anjing."

"Kak Asahi mulutnya bisa diam gak?" solot Jeongwoo kesal seraya mengambil bukunya yang mungkin jatuh dari meja.

Asahi yang berada disamping pintu sambil bersandar ke dinding cuman menatap Jeongwoo malas serta menggedikan bahunya.

"Kek setan lo kalau disana," celetuk Jeongwoo sambil memasukkan bukunya ke dalam tas.

"Kakak lo lebih setan menurut gue, tapi waktu liat adeknya, ternyata ada yang lebih setan dari gue sama Jae." karena kesal, Jeongwoo mengambil bantal dikasurnya dan melemparkannya ke wajah Asahi.

Asahi menangkapnya, tidak membiarkan bantal itu menyentuh wajahnya yang datar.

"Gak berbakat," kata Asahi dengan nada mengejek.

"Lo kenapa, sih? Lagi demen debat?" tanya Jaehyuk yang jengah dengan Asahi yang terus menerus mengeluarkan suaranya hanya untuk debat dengan Jeongwoo.

"Iya, gue lagi nafsu bikin dia kesel." lagi dan lagi Jeongwoo melempar Asahi dengan bantal tepat sasaran.

"Bantal lo bau iler." Asahi menatap jijik bantal Jeongwoo yang barusan mengenai wajahnya sementara sang pelaku udah ngakak.

"Biarin, wlee..!!" Jaehyuk menggeleng. Ini momen langka, Asahi banyak bicara. Terkadang Jaehyuk merasa heran kepada Asahi maupun saudaranya.









































































"Kak Doy, dari tadi kenapa betah banget diamnya, sih?" tanya Junghwan heran. Doyoung yang asik mengunyah makanannya menoleh pada Jungwhan.

"Gue lagi makan, lebih baik diam daripada banyak bacot," tuturnya lanjut mengunyah. Jungwhan iya-iya aja. Mereka berada di kantin ngomong-ngomong. Sarapan pagi karena tidak sempat sarapan pagi di rumah, Doyoung aja, sih.

Jungwhan udah sarapan tapi langsung ngacir ke kantin buat beli donat dan ketemu Doyoung, alhasil sekarang mereka makan di kantin.

"Kak, lo dateng gak waktu pemakaman kak Yoshi?" Doyoung menggeleng.

"Lo pikir aja sendiri, kita 'kan pulangnya sore." Jungwhan tiba-tiba nyengir. Iya juga, ya. Kenapa ia jadi bego? pikirnya.

"Basa-basi doang elah."

"Basa-basi atau buang malu?"

"Dua-duanya hehe." Doyoung tidak membalas lagi. Keburu malas. Makanannya sudah habis, tinggal minumannya saja yang belum.

𝑺𝒕𝒂𝒃 𝑰𝒏 𝑻𝒉𝒆 𝑫𝒂𝒓𝒌 || Treasure [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang