「 2 」

41 9 0
                                    

" nih makan "ucap sanzu, lalu memberikan kantong yang berisi makanan pada [name].

" hah? "bingung [name]

" kamu dikurung gini, pasti gak makan, iya kan? "Lanjut sanzu.

[Name] cengar cengir, lansung membuka isi kantong itu, dan mengeluarkan kotak makanan.

" huhu.. makasih loh, tau aja aku belum makan "cengir [name].

" iya, makan gih "ucap sanzu, lalu mengacak acak rambut [name].

" iya iya "

[Name] langsung membuka kotak makanan itu, lalu memakannya.

" maaf ya, aku cuma bisa bawa ini "ucap sanzu menatap [name] dalam.

" hm- iyaa gapapa ini cukup kok "jawab [name] dengan pipinya yang mengembung karena penuh nasi.

" hm "gumam sanzu sambil tersenyum.

Melihat [name] makan lahap seperti itu, membuat gemas sanzu melihatnya.

[Name] makan dengan lahap, mungkin saja tidak makan dari kemarin, membuat [name] sangat lapar.

Senang melihat [name] kembali tertawa, namun sanzu kasihan pada [name], melihatnya harus terpaksa tertawa dengan keadaannya seperti ini..

Sanzu hanya bisa membantunya disaat seperti ini saja..

[Name] tidak mengijinkannya untuk membalas perbuatan ibu tirinya itu..

Sifat [name] yang seperti ini membuat sanzu menyukainya..



---

" bye bye sanzu "lambai [name] pada sahabatnya yang sudah berada diluar kamarnya.

" bye bye "balas sanzu.

" hati hatii sanzu, jangan tawuran muluu, kerjain tugasmu dirumah, pasti numpuk dirumah "ucap [name] sambil menyandarkan tangannya dijendela.

" huh? kok tau? "Sanzu menoleh, menatap sahabatnya itu.

" haha iya dong "jawab [name] cengar cengir.

Sanzu tersenyum, melihat sahabatnya tertawa seperti itu.

Senyumannya lembut sekali..

yah.. walaupun memar di pipinya itu mengganggu wajah mulus sahabatnya.
Tetapi, [name] tetap terlihat cantik!

Sanzu mengakuinya!

Sanzu senang melihat [name] seperti ini!

" hahaha, aku pergi dulu ya "ucap sanzu, lalu memalingkan wajahnya yang memerah.

" hahaha, dadah "sahut [name].

Melihat sahabat kini sudah melainkan jauh dari pandangannya, [name] segera menutup jendela kamarnya, dan menguncinya.

" haha.. "

[Name] kemudian, berjalan menuju kasurnya, lalu merebahkan dirinya diatas kasur.

[Name] menenggelamkan kepalanya di bantal.

" setidaknya, aku lebih tenang sekarang "ujar [name] pelan.

Semenit kemudian, [name] mulai terlelap.
Tidur, walaupun hanya untuk sebentar, saja sudah cukup.

[Name] pasti akan disuruh suruh oleh ibu tirinya nanti..

yah.. untung makan dan tempat tinggal, setidaknya ini belum masalah besar bagi [name]...

tapi lama-lama kaya gini [name] juga capek..

...








---

𝐓𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 || 𝓢𝓪𝓷𝔁𝓾 𝓗𝓪𝓻𝓾𝓬𝓱𝓲𝔂𝓸 ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang